Jam Malam Anak di Surabaya, Ini Dampak Positifnya Menurut Psikolog
Aturan jam malam anak di Surabaya bisa berdampak positif jika dijalankan dengan komunikasi yang sehat antara orangtua dan anak, menurut psikolog.(freepik)
16:35
26 Juni 2025

Jam Malam Anak di Surabaya, Ini Dampak Positifnya Menurut Psikolog

Jam malam anak di Surabaya, Jawa Timur, disebut bisa berdampak positif terhadap kesehatan mental dan perkembangan anak, terutama remaja. 

“Pembatasan jam malam dapat menjadi bagian dari upaya menjaga keamanan dan kesehatan mental remaja,” kata psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana, S.Psi, kepada Kompas.com, Kamis (26/6/2025).

Menurut Vera, aturan ini dapat menjadi langkah preventif untuk melindungi remaja yang sedang berada dalam fase eksplorasi dan pencarian jati diri dari berbagai risiko, seperti pergaulan bebas atau perilaku impulsif.

Sebagai informasi, kebijakan jam malam anak resmi diberlakukan Pemerintah Kota Surabaya melalui Surat Edaran Wali Kota Surabaya Nomor 400.2.4/12681/436.7.8/2025.

Dalam aturan tersebut, anak-anak di bawah 18 tahun dilarang beraktivitas di luar rumah pada pukul 22.00 hingga 04.00 WIB tanpa pengawasan orangtua atau alasan yang sah.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, kebijakan ini bertujuan mencegah anak-anak terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif, kekerasan, dan aktivitas malam yang berisiko.

Eri juga berharap, anak-anak bisa lebih fokus belajar dan beristirahat pada malam hari.

Dampak kebijakan jam malam anak di Surabaya

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Kamis (26/6/2025). Aturan jam malam anak di Surabaya bisa berdampak positif jika dijalankan dengan komunikasi yang sehat antara orangtua dan anak, menurut psikolog.DOKUMEN/PEMKOT SURABAYA Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Kamis (26/6/2025). Aturan jam malam anak di Surabaya bisa berdampak positif jika dijalankan dengan komunikasi yang sehat antara orangtua dan anak, menurut psikolog.

“Di masa remaja, keinginan untuk mengeksplorasi dan mencari identitas sangat tinggi. Pembatasan jam malam dapat menjadi bagian dari upaya menjaga keamanan dan kesehatan mental mereka,” ujar Vera.

Vera menyebut, struktur aturan yang jelas seperti ini bisa memberikan rasa aman bagi anak, sekaligus mendorong interaksi keluarga yang lebih berkualitas.

“Dengan adanya jam malam, anak terdorong untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ini bisa meningkatkan bonding dengan keluarga dan mengurangi paparan terhadap lingkungan yang berisiko,” jelasnya.

Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada cara implementasinya. Jika dijalankan secara kaku atau tanpa komunikasi yang terbuka, justru bisa berdampak sebaliknya.

“Remaja sangat sensitif terhadap perlakuan yang mereka anggap tidak adil. Jika anak merasa tidak dipercaya atau dikekang, bisa muncul penolakan, penurunan harga diri, hingga konflik dengan orang dewasa,” lanjut Vera.

Selain itu, ada risiko bahwa pembatasan ini dapat menghambat proses belajar bersosialisasi dan membangun kemandirian, terutama bagi remaja yang sudah cukup matang secara emosional.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Peran orangtua terhadap jam malam anak

Aturan jam malam anak di Surabaya bisa berdampak positif jika dijalankan dengan komunikasi yang sehat antara orangtua dan anak, menurut psikolog.PEXELS/COTTONBRO Aturan jam malam anak di Surabaya bisa berdampak positif jika dijalankan dengan komunikasi yang sehat antara orangtua dan anak, menurut psikolog.

Vera menuturkan, peran orangtua menjadi kunci agar aturan jam malam anak di Surabaya ini tidak hanya jadi pembatasan, tapi juga kesempatan untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab anak dari dalam dirinya sendiri.

“Orangtua sebaiknya tidak hanya berkata ‘ini aturan pemerintah’, tapi libatkan anak dalam diskusi. Jelaskan alasannya dengan pendekatan empatik dan sepakati bersama batas jam malam yang bisa diterima kedua pihak,” terangnya. 

Lebih dari sekadar mengikuti aturan, menurut Vera, anak juga perlu dikenalkan pada nilai-nilai seperti menjaga diri, menghormati waktu, dan memahami konsekuensi dari pilihan mereka.

Dengan begitu, anak belajar bertanggung jawab bukan karena takut hukuman, tapi karena mengerti pentingnya menjaga diri.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Tag:  #malam #anak #surabaya #dampak #positifnya #menurut #psikolog

KOMENTAR