Ketika Sup Iga Jadi Obat Hati, Kisah Bangkit dari Depresi lewat Perhatian Kecil
Untuk Kirana, semangkuk sup iga hangat lebih dari sekadar makanan, melainkan bentuk perhatian kecil yang menyelamatkan jiwanya.(freepik)
21:00
12 Juni 2025

Ketika Sup Iga Jadi Obat Hati, Kisah Bangkit dari Depresi lewat Perhatian Kecil

Manfaat makanan hangat tak hanya dirasakan perut, tapi juga jiwa. 

Pernahkah kamu merasa lelah secara emosional, lalu tiba-tiba jadi sedikit lebih tenang karena ada orang yang memasakkan makanan hangat untukmu? Itulah yang dirasakan oleh Kirana Ayuningtyas saat berada di titik terendah hidupnya.

Cerita Kirana, depresi usai alami kecelakaan

Setelah mengalami kecelakaan berat tahun 2018, Kirana harus menjalani hidup dengan kaki kanan lumpuh, multitrauma, dan total sepuluh kali operasi. Kepada Kompas.com, ia mengaku sempat mengalami depresi berkepanjangan.

"Saat itu aku baru saja menangis seharian dan berada di titik sangat lelah secara mental, sampai terpikir untuk menyerah," ujar Kirana saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/6/2025).

“Hari itu aku lagi kacau banget, tapi setelah mendingan sedikit, Bi Nunung bawa sup iga sambil bilang, ‘De, ini sop iga kesukaan ade udah mateng.’ Saat itu aku capek dan lapar, dan sop iga itu akhirnya bikin aku tenang,” sambungnya.

Merasa "dipeluk" oleh sup iga hangat

Untuk Kirana, semangkuk sup iga hangat lebih dari sekadar makanan, melainkan bentuk perhatian kecil yang menyelamatkan jiwanya.SHUTTERSTOCK/ Jamilah Pratama Untuk Kirana, semangkuk sup iga hangat lebih dari sekadar makanan, melainkan bentuk perhatian kecil yang menyelamatkan jiwanya.

Bagi Kirana, semangkuk sup iga buatan Bi Nunung bukan sekadar makanan. Itu adalah bentuk perhatian kecil yang membuatnya merasa masih ada yang peduli, bahkan di tengah kondisi mental yang rapuh.

“Rasanya… nyaman banget. Seperti dipeluk tanpa kata-kata. Energi yang kosong rasanya sedikit terisi lagi,” kata pemilik akun pemilik akun Instagram @k.for.kirana ini.

“Jadi itu bukan cuma makanan, tapi juga pengingat bahwa aku masih ada di dunia, dan ada orang yang perhatian,” tambahnya.

Kirana menambahkan, sup iga juga merupakan makanan favoritnya sejak kecil. Ia terbiasa menghabiskan kuah sisa dari mangkuk keluarganya setiap kali makan bersama.

Oleh sebab itu, ketika Bi Nunung, pengasuh yang sudah menemaninya sejak TK, membuatkan sup iga saat kondisi mentalnya sedang jatuh, momen itu menjadi begitu bermakna secara emosional.

“Bukan cuma soal rasa, tapi tentang ada seseorang yang masih mikirin kamu. Makanan itu penuh kenangan dan rasa kebersamaan dari masa kecil sampai sekarang,” ucapnya.

Mengapa makanan hangat begitu menenangkan?

Untuk Kirana, semangkuk sup iga hangat lebih dari sekadar makanan, melainkan bentuk perhatian kecil yang menyelamatkan jiwanya.Dok. Sajian Sedap Untuk Kirana, semangkuk sup iga hangat lebih dari sekadar makanan, melainkan bentuk perhatian kecil yang menyelamatkan jiwanya.

Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, menjelaskan, makanan hangat seperti sup atau soto bisa memberi efek menenangkan secara psikologis.

Fenomena ini dikenal sebagai comfort food, makanan yang membangkitkan rasa aman, akrab, dan emosional positif.

“Makanan hangat biasanya identik dengan perhatian dan keintiman, entah dari pengalaman masa kecil atau karena sering disajikan di momen-momen istimewa,” jelas Vera kepada Kompas.com, Kamis (12/6/2025).

“Suhu hangat pada makanan juga memberikan sensasi fisiologis yang menenangkan, mirip seperti efek dari pelukan hangat atau mandi air hangat,” sambungnya.

Lebih dari sekadar rasa, pengalaman makan makanan hangat juga dapat merangsang pelepasan hormon seperti dopamin dan serotonin, yang berpengaruh pada rasa senang dan kestabilan suasana hati.

Bahkan, aroma dan suasana makan bisa mendorong tubuh melepaskan oksitosin, hormon yang memicu rasa nyaman dan kedekatan emosional.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Sup iga hangat menjadi perhatian kecil

Perhatian kecil, seperti membuatkan sup iga hangat, bisa menjadi dukungan emosional bagi orang yang depresi.Freepik/DC Studio Perhatian kecil, seperti membuatkan sup iga hangat, bisa menjadi dukungan emosional bagi orang yang depresi.

Dalam kondisi krisis mental, seseorang mungkin tidak siap menerima bantuan yang terlalu frontal.

Justru, perhatian-perhatian kecil seperti memasakkan makanan hangat bisa menjadi bentuk dukungan emosional yang sangat berarti.

“Tindakan sederhana namun penuh makna seperti memasak makanan bisa terasa sebagai bentuk kehadiran dan kepedulian yang tulus. Ini bisa menjadi ‘jembatan’ untuk membuka komunikasi emosional dan memberi rasa tidak sendirian,” ujar Vera.

Hal ini pula yang dirasakan Kirana. Baginya, bukan motivasi atau nasihat bijak yang membantunya bangkit dari keinginan mengakhiri hidup, melainkan perhatian kecil dan konsisten dari orang-orang terdekat, termasuk Bi Nunung.

“Aku bisa sampai di titik ini bukan karena kuat sendiri, tapi karena banyak orang. Salah satunya Bi Nunung,” kata Kirana.

“Sekarang beliau udah enggak ada, tapi momen-momen kecil dari dia masih aku ingat,” ujar Kirana.

Pelajaran tentang dukungan emosional

Kisah Kirana mengingatkan bahwa bentuk kasih sayang yang paling berdampak kadang datang dari hal-hal sederhana.

Bukan hadiah mewah atau kata-kata motivasional, tapi kehadiran yang konsisten, perhatian yang tulus, dan semangkuk sup iga yang hangat.

“Dukungan emosional tidak selalu harus besar atau spektakuler. Hal-hal kecil yang konsisten seperti menyapa, memasakkan makanan, atau menemani makan punya dampak besar dalam membentuk rasa aman, kepercayaan, dan ketahanan emosional,” jelas Vera.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Tag:  #ketika #jadi #obat #hati #kisah #bangkit #dari #depresi #lewat #perhatian #kecil

KOMENTAR