



Mengenal Takbir Muqayyad dan Takbir Mursal yang Dibaca saat Idul Adha
Idul Adha identik dengan kumandang takbir yang mengagungkan kebesaran Allah SWT. Dalam tradisi Islam, terdapat dua jenis takbir yang umum dikenal, yaitu Takbir Muqayyad dan Takbir Mursal. Keduanya memiliki waktu pelaksanaan dan ketentuan yang berbeda, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam kitab Fathul Qarib al-Mujib.
Takbir Muqayyad Dibaca saat idul Adha dan Dzulhijjah
Takbir Muqayyad adalah jenis takbir yang pelaksanaannya terikat pada waktu-waktu khusus, yaitu setelah selesai melaksanakan shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunah. Takbir ini mulai dikumandangkan sejak ba’da shalat Subuh pada tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) dan terus berlanjut hingga ba’da shalat Asar pada tanggal 13 Dzulhijjah (akhir Hari Tasyrik).
Secara rinci, periode pelaksanaan Takbir Muqayyad mencakup:
Tanggal 9 Dzulhijjah: Dikenal sebagai Hari Arafah, saat jamaah haji wukuf di Arafah.
Tanggal 10 Dzulhijjah: Hari Raya Idul Adha, hari penyembelihan kurban.
Tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah: Dikenal sebagai Hari Tasyrik, hari-hari di mana umat Muslim masih dianjurkan untuk berkurban dan menikmati hidangan daging kurban.
Dengan demikian, Takbir Muqayyad menjadi penanda khas dari hari-hari mulia di bulan Dzulhijjah yang penuh dengan ibadah dan pengorbanan.
Takbir Mursal: Takbir Bebas di Setiap Waktu
Berbeda dengan Takbir Muqayyad, Takbir Mursal adalah takbir yang waktunya tidak terikat pada pelaksanaan shalat. Artinya, takbir ini tidak harus dibaca setiap selesai menjalankan shalat, baik fardhu maupun sunah. Sebaliknya, Takbir Mursal disunahkan untuk dikumandangkan setiap waktu, di mana pun, dan dalam keadaan apa pun.
Baik laki-laki maupun perempuan dianjurkan untuk melantunkan Takbir Mursal, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, di masjid, di pasar, dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa semangat mengagungkan Allah SWT dapat dilakukan secara kontinu tanpa batasan ruang dan waktu.
Meskipun sunah dilakukan setiap waktu, Takbir Mursal memiliki waktu yang lebih utama untuk dikumandangkan. Waktu tersebut dimulai dari terbenamnya matahari pada malam Hari Raya (baik Idul Fitri maupun Idul Adha) hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat 'id. Ini berarti, takbir ini mengiringi suasana malam takbiran hingga pagi hari sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri atau Idul Adha.

Perbedaan Takbir Idul Fitri dan Idul Adha
Kendati keduanya adalah hari raya, terdapat perbedaan dalam sunah mengumandangkan takbir:
Takbir di Hari Raya Idul Fitri: Hukumnya sunah sebagaimana yang disunahkan dalam Al-Qur'an. Namun, kumandang takbir di Hari Raya Idul Fitri hanya disunahkan sejak malam hari raya (malam 1 Syawal) sampai selesai shalat Idul Fitri. Setelah shalat Idul Fitri, tidak ada lagi sunah Takbir Muqayyad.
Takbir di Hari Raya Idul Adha: Selain Takbir Mursal yang dikumandangkan sejak malam hari raya hingga shalat Idul Adha, juga terdapat Takbir Muqayyad yang berlanjut setelah shalat fardhu dan sunah hingga akhir Hari Tasyrik (13 Dzulhijjah). Ini menjadi ciri khas yang membedakan takbir di dua hari raya tersebut.
Bacaan Takbir Idul Adha
Lafal takbir yang digunakan untuk Takbir Muqayyad maupun Takbir Mursal adalah sama, tidak ada perbedaan atau penambahan. Lafal takbir yang umum dikumandangkan adalah sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Kemudian dilanjutkan dengan lafal yang lebih panjang:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illallah wallahu akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah.
Dan seringkali dilengkapi dengan:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allahu Akbaru kabiiraa walhamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw wa ashilaa. Laa ilaaha illallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahud diina walau karihal kaafiruun. Laa ilaaha illallaahu wahdahu shadaqa wa'dahu wanasara 'abdahu wahazamal ahzaaba wahdahu. Laa ilaaha illallaahu wallahu akbar.
Artinya: Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah pagi dan petang. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai. Tiada Tuhan selain Allah semata, yang benar janji-Nya, yang menolong hamba-Nya, dan yang mengalahkan golongan-golongan musuh sendirian. Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.
Tag: #mengenal #takbir #muqayyad #takbir #mursal #yang #dibaca #saat #idul #adha