Menurut Psikologi, Berbohong Diperbolehkan jika Kamu Berada dalam 7 Situasi Ini, Apa Saja?
Ilustrasi 7 situasi dimana berbohong dapat diterima dan boleh-boleh saja. (Pexels)
11:52
13 September 2024

Menurut Psikologi, Berbohong Diperbolehkan jika Kamu Berada dalam 7 Situasi Ini, Apa Saja?

– Sejak kecil, setiap orang pasti diajari untuk berkata dan bertindak dengan jujur, karena berbohong merupakan perbuatan tercela dan kelak akan mendatangkan kerugian bagi diri sendiri.

Namun, terkadang ada suatu momen dimana manusia terpaksa berbohong untuk alasan-alasan tertentu, karena ada saatnya ketika berbohong bisa menjadi pilihan yang lebih bijaksana atau bahkan lebih etis.

Lalu, di situasi seperti apakah ketika berbohong diperbolehkan terjadi? Melansir laman Geediting, berikut adalah 7 situasi dan kondisi, menurut psikologi, dimana berbohong dapat diterima dan boleh-boleh saja.

1. Untuk menjaga perasaan seseorang

Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana kejujuran terasa seperti pilihan yang paling tidak baik? Di sinilah konsep ‘kebohongan putih’ berperan. Kebohongan putih sering diucapkan untuk mencegah menyakiti perasaan orang lain.

Tentu saja itu tidak benar, tetapi juga tidak bermaksud jahat. Menurut para psikolog, kebohongan jenis ini dianggap dapat diterima karena tujuannya adalah untuk menjaga keharmonisan dan menghindari penderitaan yang tidak perlu.

2. Untuk melindungi diri dalam situasi berbahaya

Dalam situasi di mana keselamatan pribadi terancam, berbohong dapat dibenarkan. Itu merupakan mekanisme bertahan hidup dan cara melindungi diri dari bahaya.

3. Ketika kebenaran lebih banyak mendatangkan kerugian daripada kebaikan

Misalnya, Anda memiliki seorang teman yang telah mengerjakan suatu proyek selama berminggu-minggu. Mereka sangat gembira dan bangga. Namun, saat Anda melihat hasil akhirnya, hasilnya agak mengecewakan. Anda tahu berapa banyak waktu dan usaha yang mereka berikan.

Jadi, apakah Anda akan mengatakan kepada mereka bahwa itu tidak sehebat yang mereka kira? Psikolog menyarankan bahwa kebohongan kecil mungkin merupakan pilihan yang lebih baik dalam situasi seperti itu. Kebenaran, dalam kasus ini, dapat menghancurkan kepercayaan diri dan kebahagiaan mereka.

Inilah saatnya Anda memilih empati daripada kejujuran yang menyakitkan. Anda memilih untuk menjadi teman yang mendukung ketika mereka membutuhkannya.

4. Untuk membuat kejutan

Dalam situasi Anda membuat sebuah pesta kejutan untuk orang yang Anda sayangi, berbohong tidak hanya dapat diizinkan, tetapi juga diperlukan untuk menjaga kejutan tetap utuh.

Tidak apa-apa untuk berbohong jika kebohongan tersebut memberikan hasil atau pengalaman positif (seperti pesta kejutan), karena kebohongan di situasi ini bersifat sementara dan menimbulkan kegembiraan dan kegembiraan.

5. Ketika kebenaran tidak membantu

Tahukah Anda bahwa otak manusia hanya dapat memproses informasi dalam jumlah terbatas dalam satu waktu? Itulah sebabnya, dalam situasi tertentu, menghilangkan beberapa detail atau menyederhanakan kebenaran bisa lebih bermanfaat daripada mengungkapkan semua fakta, terutama ketika berhadapan dengan seseorang yang sedang tertekan atau stres.

Misalnya, ketika teman Anda sedang mempersiapkan sebuah presentasi besar. Mereka gugup dan kepercayaan diri mereka goyah. Mereka bertanya, “Menurutmu, apakah aku akan berhasil?”

Kendati Anda ragu, ini mungkin bukan saat yang tepat untuk menyuarakannya. Sebaliknya, Anda bisa mengatakan, “Kamu sudah mempersiapkan diri dengan baik, dan aku percaya padamu.”

Kebohongan semacam ini bukan dimaksudkan untuk menyesatkan mereka, tetapi untuk memberikan kepastian dan dukungan di saat kritis.

6. Untuk meringankan rasa sakit seseorang

Dalam situasi dimana ada seorang pasien yang mengalami sakit parah, biasanya mereka akan bertanya kepada dokter atau perawat, “Apakah aku akan sembuh?”
Sekalipun kemungkinannya tipis, para perawat dan dokter sering kali menanggapinya dengan harapan dan kepositifan.

Pada saat-saat yang sangat sensitif ini, mungkin lebih manusiawi untuk mengatakan kebohongan yang menenangkan. Bukan untuk memberi harapan palsu, tetapi untuk meredakan ketakutan mereka selama momen yang sangat menantang.

Meskipun penting untuk menghormati hak seseorang untuk mengetahui status kesehatannya, terkadang kebohongan yang halus mungkin merupakan jalan yang lebih baik.

7. Ketika kejujuran akan melanggar privasi seseorang

Kita hidup di dunia dimana berbagi informasi secara berlebihan sering kali menjadi norma. Namun, hanya karena kita mengetahui sesuatu tidak berarti kita berhak untuk membagikannya. Misalnya, seorang teman bercerita tentang masalah pribadinya kepada Anda. Kemudian, teman lainnya bertanya tentang situasi tersebut.

Ketika kejujuran dapat mengganggu privasi orang lain, berbohong tidak apa-apa. Anda dapat berkata, “Aku tidak tahu” atau “Bukan wewenangku untuk menjawabnya”. Berbohong dalam konteks ini adalah tentang menjaga kepercayaan, menghormati batasan, dan menghindari gosip.

Ini menunjukkan bahwa Anda lebih menghargai kepercayaan teman Anda daripada dorongan untuk membocorkan rahasia.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #menurut #psikologi #berbohong #diperbolehkan #jika #kamu #berada #dalam #situasi #saja

KOMENTAR