Abu Ubaida: Perlawanan Hamas Meraih Kemenangan Sementara Israel Menargetkan Warga Sipil
Juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida. 
08:50
15 Januari 2025

Abu Ubaida: Perlawanan Hamas Meraih Kemenangan Sementara Israel Menargetkan Warga Sipil

Di Gaza utara, militer Israel menghadapi kerugian besar saat faksi Perlawanan Palestina melanjutkan perlawanan sengit mereka.

Juru bicara militer Brigade Al-Qassam Hamas, Abu Obeida, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa meskipun lebih dari 100 hari penghancuran dan genosida yang meluas oleh militer Israel di Gaza utara, pejuang Perlawanan terus menimbulkan kerugian yang signifikan di antara pasukan Israel

Ia mengumumkan bahwa lebih dari 10 tentara tewas dan puluhan lainnya terluka dalam 72 jam terakhir.

Abu Obeida juga mengatakan bahwa kerugian Israel jauh lebih besar daripada yang diakui secara publik dan meramalkan bahwa militer Israel pada akhirnya akan menarik diri dari Gaza utara “dengan malu” tanpa mengatasi Perlawanan. 

Ia mengkritik tindakan militer Israel, dengan menyatakan bahwa hasil utama dari tindakan tersebut adalah “kehancuran, kehancuran, dan pembantaian warga sipil yang tidak bersalah.”

Sementara itu, kelompok Perlawanan Palestina terus terlibat dalam pertempuran sengit melawan pasukan Israel di Gaza utara dan tengah pada hari ke-465 Operasi Banjir Al-Aqsa. 

Bentrokan dan operasi yang ditargetkan telah dilaporkan di berbagai zona pertempuran.

Politikus Israel dan mantan perwira militer senior Yair Golan mengkritik penanganan pemerintah terhadap perang di Gaza, dengan menyatakan perang seharusnya diakhiri lebih awal. 

Dalam postingannya di X, ia menuduh pemerintah memperpanjang konflik karena fokusnya pada mempertahankan kekuasaan dan masalah pemukiman Gaza. 

Dalam sebuah wawancara televisi, Golan menggambarkan hilangnya banyak tentara Israel di Gaza sebagai “tidak masuk akal” dan menyerukan agar konflik segera diakhiri untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Surat kabar Israel Haaretz juga menyatakan kekhawatirannya dalam tajuk rencananya, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memprioritaskan negosiasi pembebasan tahanan Israel di Gaza. 

Surat kabar tersebut menyoroti perlunya menghentikan perang untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatnya korban di antara pasukan Israel

Haaretz memperingatkan bahwa kegagalan mengakhiri perang akan membuat tentara dan tawanan menghadapi bahaya yang lebih besar.

Selain itu, media Israel melaporkan tewasnya 46 tentara dan perwira selama operasi yang sedang berlangsung di Gaza utara, khususnya di Jabaliya, Beit Hanoun, dan Beit Lahia. 

Kampanye yang telah berlangsung selama tiga bulan itu dilaporkan telah menelan biaya yang sangat besar, dengan kritik yang ditujukan pada pendekatan militer untuk memasuki dan keluar Gaza tanpa mencapai kendali penuh. 

Taktik ini, menurut media, telah memungkinkan Hamas untuk memasang perangkap mematikan bagi pasukan Israel.


Genosida yang Sedang Berlangsung

Serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan krisis kemanusiaan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Karena jumlah korban tewas di antara warga sipil Palestina yang terkepung dan kelaparan terus meningkat setiap hari, Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida terhadap warga Palestina di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ).

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 46.584 warga Palestina telah terbunuh , dan 109.731 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat, dengan sedikitnya 11.000 orang masih hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di Gaza.

Perang tersebut, yang oleh warga Palestina disebut sebagai "Operasi Banjir Al-Aqsa," dimulai setelah operasi militer yang dilakukan oleh Hamas di wilayah Israel
Israel melaporkan bahwa 1.139 tentara dan warga sipilnya tewas selama serangan awal pada tanggal 7 Oktober. 

Namun, media Israel telah menyuarakan kekhawatiran bahwa sejumlah besar korban Israel disebabkan oleh 'tembakan kawan' selama serangan tersebut.

Organisasi hak asasi manusia, baik Palestina maupun internasional, telah melaporkan bahwa mayoritas korban di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. 

Kekerasan yang terus berlangsung juga telah memperburuk bencana kelaparan akut, dengan ribuan anak-anak di antara yang tewas, menyoroti parahnya bencana kemanusiaan tersebut.

Perang telah menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi dari rumah mereka di Gaza, dengan mayoritas pengungsi terpaksa pindah ke wilayah selatan Jalur Gaza yang sudah padat penduduk. 

Penduduk di Gaza masih terjebak dalam konflik yang sedang berlangsung, dengan sedikit akses ke kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan perawatan medis.


SUMBER: Palestine Chronicle, Al Mayadeen

Editor: Muhammad Barir

Tag:  #ubaida #perlawanan #hamas #meraih #kemenangan #sementara #israel #menargetkan #warga #sipil

KOMENTAR