Greenland Tolak Ambisi Donald Trump: Tidak untuk Dijual
Setelah sebelumnya ditolak oleh Denmark pada tahun 2019, Trump kini kembali mengancam akan menerapkan tarif ekonomi yang tinggi terhadap negara tersebut jika Denmark tetap menolak keinginannya.
“Jika mereka tidak mau bekerja sama, saya akan mengenakan tarif yang sangat tinggi terhadap Denmark,” ungkap Trump, dikutip dari The Guardian.
Menurutnya, Greenland memiliki nilai strategis yang sangat penting bagi keamanan nasional AS, baik dari segi militer maupun ekonomi.
Perhatian publik juga tertuju pada kunjungan Donald Trump Jr., putra presiden terpilih, ke Nuuk, ibu kota Greenland pada hari Selasa (7/1/2025).
Kunjungan tersebut dikonfirmasi oleh Trump melalui media sosialnya, Truth Social.
"Don Jr. dan perwakilan saya mendarat di Greenland," tulis Trump, dikutip dari Global News.
"Sambutannya luar biasa. Mereka, dan Dunia Bebas, membutuhkan keselamatan, keamanan, kekuatan, dan PERDAMAIAN! Ini adalah kesepakatan yang harus terjadi. MAGA. JADIKAN GREENLAND HEBAT LAGI!", tulis Trump.
Langkah ini dianggap sebagai upaya simbolis yang mencerminkan ambisi keluarga Trump terhadap Greenland.
Dalam wawancara dengan TV Denmark, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menolak permintaan Trump untuk mengakuasisi pulau tersebut.
Dengan tegas Frederiksen mengatakan Greenland adalah wilayah otonom yang berada di bawah Kerajaan Denmark, dan hanya rakyat Greenland yang berhak menentukan masa depannya.
"Greenland adalah milik orang-orang Greenland,” kata Frederiksen.
“Dan Greenland tidak untuk dijual," tambahnya.
Ia meminta kepada warganya untuk tidak terpengaruh dengan Trump.
"Kita harus tetap tenang dan berpegang pada prinsip-prinsip kita," katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Greenland Múte Egede mengatakan bahwa ia tidak tertarik dengan tawaran Trump untuk menjual pulau ini.
Dengan tegas, ia mengatakan bahwa pulau ini tidak akan dijual.
Namun, Trump mengancam bahwa ia tidak segan-segan menggunakan langkah yang agresif seperti kekuatan militer atau paksaan ekonomi untuk mengakuisisi Greenland.
"Kita membutuhkannya demi keamanan nasional," katanya.
Meski demikian, Frederiksen menegaskan bahwa Denmark tetap membuka pintu untuk kerja sama erat dengan AS sebagai sesama anggota NATO, namun bukan dalam konteks penjualan wilayah.
“Pada saat yang sama, hal itu harus dilakukan dengan cara yang memungkinkan Denmark dan Amerika Serikat untuk tetap bekerja sama, antara lain, dalam NATO,” kata Frederiksen, dikutip dari NBC New York.
Ini bukan pertama kalinya Trump ingin mengakuisisi Greenland.
Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden dari tahun 2017 hingga 2021, Trump telah mengusulkan pembelian Greenland.
Ia ahkan menunda kunjungan tahun 2019 ke Denmark setelah Perdana Menteri Frederiksen menolak gagasan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.
Pada bulan Desember, Trump mengatakan kendali AS atas Greenland merupakan “kebutuhan mutlak”.
Sebagai informasi, Greenland adalah pulau terbesar di dunia.
Pulau ini terletak di antara Samudra Atlantik dan Samudra Arktik dan 80 persen wilayahnya ditutupi oleh lapisan es.
Sebanyak 56.000 penduduk tinggal di Greenland.
Greenland Siap Merdeka
Perdana Menteri Greenland Múte Egede telah menyerukan kemerdekaan dari Denmark.
Hal tersebut diungkapkan oleh Egede saat pidato Tahun Baru.
Dengan merdeka dari Denmark, hal itu akan menjadi cara bagi Greenland untuk membebaskan diri dari masa lalu kolonialnya.
Pulau itu dijadikan koloni Denmark pada tahun 1721 dan menjadi wilayah otonomi pada tahun 1953.
Gerakan kemerdekaan berkembang seiring terungkapnya semakin banyak pelanggaran kolonial Denmark terhadap penduduk mayoritas Inuit dalam beberapa tahun terakhir.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Greenland dan Donald Trump
Tag: #greenland #tolak #ambisi #donald #trump #tidak #untuk #dijual