Sandera Israel di Gaza Frustrasi: Kami Bukan Prioritas bagi Pemerintah Israel
Brigade Al-Qassam merilis video yang menampilkan tawanan Israel Liri Albag, yang mengkritik pemerintah Israel, 
11:50
5 Januari 2025

Sandera Israel di Gaza Frustrasi: Kami Bukan Prioritas bagi Pemerintah Israel

Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam telah merilis sebuah video pada Sabtu (4/1/2025) malam, waktu setempat.

Dalam rekaman tersebut, seorang sandera Israel mengungkapkan rasa frustasinya terhadap pemerintahan Israel karena tidak segera dibebaskan.

Sandera Israel di dalam video tersebut adalah Liri Albaj.

Perempuan berusia 19 tahun ini mengatakan bahwa dirinya telah menjadi tawanan selama lebih dari 1 tahun.

Ia mengungkapkan kekecewaannya di mana orang-orang di seluruh dunia tidak peduli dengan keberadaannya.

"Saya telah menjadi tawanan di Gaza selama 450 hari. Hidup saya terhenti. Hari ini menandai dimulainya tahun baru. Sementara seluruh dunia merayakan, kita memulai tahun yang gelap, tahun isolasi," katanya dalam video, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Albag mengaku kecewa terhadap pemerintahan Israel yang tidak segera membebaskan dirinya.

"Kami bukan prioritas bagi pemerintah atau militer kami. Bahkan dunia sudah mulai melupakan kami dan tidak peduli dengan penderitaan kami," jelasnya.

Dalam pesan emosionalnya kepada keluarganya, Albag mengungkapkan kerinduannya terhadap keluarga.

“Ibu, Ayah, Roni, Shai, Guy, Nir… Aku sangat mencintai kalian dan sangat merindukan kalian," katanya, dikutip dari Palestine Chronicle.

Albag juga berbicara tentang seorang kawan yang terluka parah dalam operasi militer baru-baru ini.

"Rekan saya di sini terluka parah akibat operasi militer yang sedang berlangsung. Kami sedang menjalani mimpi buruk yang mengerikan. Kelangsungan hidup kami bergantung pada penarikan pasukan militer dan mereka tidak menjangkau kami," lanjut sandera Israel itu.

Kesal dengan PM Israel, Benjamin Netanyahu, Albag mengajukan pertanyaan kepada pemerintah Israel.

 "Jika orang-orang yang Anda cintai menjadi tawanan, apakah perang masih akan berlangsung? Apakah Anda ingin membunuh kami?" tegasnya.

Di bagian akhir pesannya, ia berpesan untuk mengingat dirinya dan menuliskan namanya di makamnya, ketika ia tewas akibat serangan Israel.

“Jika sesuatu terjadi padaku, ingatlah aku dan ingatlah namaku… Tulislah di makamku: Semua ini karena pemerintah dan tentara. Mereka yang bersalah, mereka yang membunuh kita, dan darahku ada di tangan mereka.” Ia mengakhiri dengan mendesak keluarganya: “Keluarga, lakukan semua yang diperlukan.”

Dalam rekaman tersebut, terlihat kondisi mental Albag yang memburuk.

Ia terlihat menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis.

Sebagai informasi, Hamas telah mengumumkan kematian 33 tahanan Israel yang ditahannya, sebagian besar tewas dalam serangan udara Israel di berbagai bagian Gaza sejak dimulainya serangan pada Oktober 2023.

Sementara Israel telah menahan lebih dari 10.300 sandera Palestina.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 45.650 warga Palestina.

Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel 

Editor: Sri Juliati

Tag:  #sandera #israel #gaza #frustrasi #kami #bukan #prioritas #bagi #pemerintah #israel

KOMENTAR