Google Pecat 28 Karyawannya yang Protes Hubungan Kerja Perusahaan AS Itu dengan Israel
Karyawan Google tersebut dilaporkan terlibat dalam aksi duduk selama 10 jam di dua kantor raksasa teknologi tersebut di AS.
Pemecatan tersebut terjadi satu hari setelah sembilan pekerja Google ditangkap pada Selasa malam (16/4/2024), setelah melakukan aksi duduk di kantor perusahaan Google di New York dan California.
Hal ini termasuk melakukan protes di kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian.
Protes tersebut dipimpin oleh No Tech for Apartheid, sebuah gerakan pekerja teknologi yang menuntut Amazon dan Google membatalkan Project Nimbus, kontrak cloud senilai $1,2 miliar dengan Israel.
Buntutnya, Google tanpa pandang bulu memecat lebih dari dua lusin pekerjanya.
"Termasuk mereka yang tidak secara langsung berpartisipasi dalam protes bersejarah yang berlangsung selama 10 jam tersebut," ujar No Tech for Apartheid, mengutip Palestine Chronicle.
“Tindakan pembalasan yang mencolok ini merupakan indikasi jelas bahwa Google lebih menghargai kontrak senilai $1,2 miliar dengan pemerintah dan militer Israel yang melakukan genosida daripada pekerjanya sendiri," lanjut laporan tersebut.
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa dalam tiga tahun No Tech for Apartheid mengorganisir perlawanan terhadap Proyek Nimbus.
"Kami belum mendengar satu pun penjelasan eksekutif mengenai kekhawatiran kami.”
Sementara itu Chris Rackow, kepala keamanan global Google, menekankan soal kebijakan nol toleransi perusahaan terhadap perilaku para pengunjuk rasa dalam memo yang dikirimkan kepada seluruh karyawan yang juga beredar di media sosial.
“Perilaku seperti ini tidak mendapat tempat di tempat kerja kami dan kami tidak akan menoleransinya,” bunyi memo itu.
“Setelah penyelidikan, hari ini kami memutuskan hubungan kerja dengan dua puluh delapan karyawan yang diketahui terlibat."
Google juga disebutkan akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan jika diperlukan.
No Tech for Apartheid menambahkan, bahwa pekerja Google mempunyai hak untuk melakukan protes secara damai mengenai syarat dan ketentuan kerja.
"Pemecatan ini jelas merupakan pembalasan,” katanya.
Dalam pernyataannya, kelompok tersebut menambahkan bahwa Google mengklaim para pengunjuk rasa merusak properti dan secara fisik menghambat pekerjaan Googler lainnya.
“Alasan untuk menghindari berkonfrontasi dengan kami dan kekhawatiran kami secara langsung, dan berupaya membenarkan penembakan yang ilegal dan bersifat pembalasan, adalah sebuah kebohongan,” kata pernyataan itu lebih lanjut.
Bahkan disebutkan juga para pekerja yang ikut serta dalam aksi duduk damai dan menolak untuk pergi tidak merusak properti atau mengancam pekerja lainnya.
Sebaliknya, No Tech for Apartheid menyebut mereka menerima tanggapan yang sangat positif.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Tag: #google #pecat #karyawannya #yang #protes #hubungan #kerja #perusahaan #dengan #israel