4 Strategi Iran Mencegah Serangan Balasan Israel, Potensi Cyber Attack Ikut Diwaspadai
Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor kepresidenan Iran menunjukkan sistem rudal pertahanan udara buatan Iran Bavar 373 selama upacara di Teheran pada 22 Agustus 2019. Bavar 373 merupakan salah satu artileri yang bakal digunakan Iran bila Israel melakukan serangan balik 
10:10
18 April 2024

4 Strategi Iran Mencegah Serangan Balasan Israel, Potensi Cyber Attack Ikut Diwaspadai

Iran kini terus memersiapkan diri menghadapi serangan balasan Israel yang mengaku telah berjanji untuk mengambil langkah "pertanggunganjawaban" terhadap serangan rudal dan drone yang diluncurkan oleh Tehran pada akhir pekan lalu.

Dikutip Tribunnews.com dari Al Jazeera, Kabinet perang Israel juga dikabarkan telah bertemu beberapa kali untuk mendiskusikan langkah tindakan terhadap Iran.

Potensi langkah "balas dendam" Israel ini kian menguat setelah kepala staf tentara Israel, Herzi Halevi, mengatakan bahwa respons militer adalah hal yang pasti.

Hal serupa juga diutarakan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengumumkan bahwa Israel akan tetap membalas serangan balasan Iran pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Pernyataan itu diumumkan setelah pertemuan Netanyahu dengan Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, dan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock.

Netanyahu menolak saran dari Inggris dan Jerman untuk menahan diri dari membalas Iran.

"Saya baru saja datang dari pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris dan Jerman. Tadi malam saya berbicara dengan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dan saya juga akan berbicara dengan para pemimpin lainnya," kata Netanyahu, Rabu (17/4/2024).

"Kami akan membuat keputusan sendiri mengenai tanggapan terhadap serangan Iran. Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri," lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya.

Tak gentar akan langkah yang akan diambil Israel, pada hari Rabu (17/4/2024) waktu setempat, Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengancam akan memberikan tanggapan yang lebih besar dan "keras" jika Israel memutuskan untuk meluncurkan serangan militer langsung ke tanah Iran.

Jadi seberapa efektifkah Iran dapat membela diri jika serangan semacam itu terjadi?

Berikut 4 strategi yang bakal diterapkan Iran untuk menanggapi serangan balik Israel yang dirangkum dari berbagai sumber

1. Mengandalkan Persenjataan yang Dimiliki Kelompok Lokal

Houthi Yaman telah merekrut 2.000 pasukan baru untuk membantu melancarkan serangan ke kapal-kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel dan sekutunya di Laut Merah. Houthi Yaman telah merekrut 2.000 pasukan baru untuk membantu melancarkan serangan ke kapal-kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel dan sekutunya di Laut Merah. Kelompok militer sejenis juga bermekaran di Iran (Al Jazeera)

Selama beberapa dekade terakhir, warga lokal Iran tak hanya memiliki kemandirian menyangkut ekonominya, namun dorongan serupa juga dapat dilihat di sektor militernya.

Kekuatan persenjataan masyarakat yang dimiliki kelompok sipil atau lokal yang tak terafiliasi dengan pemerintah ini terus berkembang mengingat mereka perlu memiliki kemandirian dalam menghadapi agresi militer dari berbagai pihak.

Sebagian besar sentimen tersebut berakar dari delapan tahun perang Iran dengan negara tetangganya, Irak.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Irak rutin menyerang Iran pada tahun 1980 di bawah pemerintahan mantan pemimpin Saddam Hussein.

Semenjak konflik tersebut, masyarakat sipil Iran pun memersenjatai dirinya guna menghadapi serangan Baghdad kala itu secara militer didukung oleh berbagai kekuatan asing, termasuk Amerika Serikat.

Meski begitu, dari sektor pertahanan udara, Iran memiliki sejumlah kelemahan akibat terhambatnya logistik militer mereka akibat sanksi dan embargo yang berjalan selama berdekade.

Superioritas udara Iran pun masih sangat dipertanyakan, karena saat ini sebagian besar armada udara yang mereka miliki adalah pesawat tempur Rusia Sukhoi dan MiG yang berasal dari era Soviet.

Angkatan udara Iran juga telah membangun jet-jetnya sendiri, seperti Saeqeh dan Kowsar yang didasarkan pada desain AS, tetapi diyakini tidak sebanding dengan beberapa pesawat tempur teratas seperti F-35 yang banyak digunakan Israel.

Meski begitu, saat ini Iran sudah mendapatkan suntikan kekuatan dari Kremlin yang mengirimkan dua puluh empat pesawat tempur Su-35 buatan Rusia yang berlangsung beberapa tahun terakhir.

tambahan armada tersebut bisa secara signifikan memperbarui angkatan udara Iran, tetapi itu tidak akan menghilangkan kebutuhan akan pertahanan udara yang tangguh.

2. Artileri Misil Jarak Jauh

Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor kepresidenan Iran menunjukkan sistem rudal pertahanan udara buatan Iran Bavar 373 selama upacara di Teheran pada 22 Agustus 2019. Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor kepresidenan Iran menunjukkan sistem rudal pertahanan udara buatan Iran Bavar 373 selama upacara di Teheran pada 22 Agustus 2019. (HO/Kepresidenan Iran/AFP)

Guna mengimbangi armada pesawat tempurnya yang tak terlalu mentereng, Iran terus berusaha untuk mengembangkan program misil yang ambisius guna mengantisipasi serangan dari udara.

Sistem pertahanan misil dengan jangkauan terjauh yang dioperasikan oleh Iran adalah Bavar-373 yang dikembangkan secara lokal, yang mulai beroperasi pada tahun 2019 setelah satu dekade pengembangan dan pengujian, dan telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak itu.

Pada November 2022, pejabat Iran juga telah memamerkan kemampuan Bavar-373 yang telah diperbarui, yang mereka katakan memiliki jangkauan deteksi radar yang ditingkatkan dari 350km menjadi 450km dan sekarang dilengkapi dengan rudal permukaan-ke-udara Sayyad 4B yang canggih.

Sistem ini dilaporkan dapat mengunci target - termasuk misil balistik jarak jauh, pesawat tanpa awak, dan jet tempur siluman - hingga jarak 400km, melacak 60 target, dan melibatkan enam target sekaligus, serta mengenainya dalam jarak hingga 300km.

Media negara Iran telah mengatakan bahwa sistem ini dalam beberapa aspek lebih unggul daripada sistem S-300 buatan Rusia dan bahkan dapat dibandingkan dengan baterai S-400 yang lebih canggih, yang merupakan salah satu sistem tercanggih di dunia.

Meskipun Bavar-373 belum pernah melihat pertempuran di luar latihan militer di Iran, para ahli menganggapnya sebagai komponen dari salah satu jaringan pertahanan udara yang paling padat di dunia.

Selain dari sistem pertahanan misil Tor buatan Rusia, Iran juga mengoperasikan sistem S-300.

Tehran terakhir menerima bantuan logistik dari Rusia tersebut setelah penerapan kesepakatan nuklirnya yang sekarang sudah tidak aktif lagi dengan kekuatan dunia pada tahun 2016.

Sistem S-300, yang pertama kali operasikan Uni Soviet pada akhir tahun 1970-an, dirancang untuk menembak jatuh pesawat, pesawat tanpa awak, dan misil jelajah dan balistik yang mendekat hingga jarak 150km, sedangkan Tor adalah sistem di ketinggian rendah hingga menengah untuk melawan ancaman pada jarak hingga 16km.

3. Sistem Pertahanan Misil Berlapis

Salvo roket ditembakkan oleh militan Palestina dari Gaza dihadang rudal Israel dari sistem rudal pertahanan Iron Dome di atas kota Netivot di Israel selatan pada 8 Oktober 2023. Serangan Hamas ke Israel adalah serangan paling mematikan di wilayahnya dalam setengah abad. Israel  secara resmi menyatakan perang terhadap Hamas pada hari Minggu ketika jumlah korban tewas dalam konflik tersebut melonjak mendekati 1.000 orang setelah kelompok militan Palestina melancarkan serangan mendadak besar-besaran dari Gaza. (MAHMUD HAMS/AFP) Salvo roket ditembakkan oleh militan Palestina dari Gaza dihadang rudal Israel dari sistem rudal pertahanan Iron Dome di atas kota Netivot di Israel selatan pada 8 Oktober 2023. Teknologi penangkal rudal seperti yang digunakan Israel juga dimiliki Iran. (MAHMUD HAMS/AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Tak hanya Israel yang memiliki sistem pertahanan misil Iron Dome, Iran juga mempunyai teknologi serupa untuk membendung serangan dari udara.

Iran mengoperasikan pertahanan misil berlapis yang dikembangkan secara lokal dengan menggunakan sejumlah rudal untuk membangun lapisan pertahanan di belakang sistem dengan jangkauan terpanjang.

Beberapa sistem pertahanan jarak menengah, termasuk Arman, Tactical Sayyad, dan Khordad-15 dapat mempertahankan langit Iran dari target pada jarak hingga 200km pada ketinggian yang berbeda.

Arman, yang dipamerkan pada November 2022, dipasang di bagian belakang truk militer dan siap dikerahkan dalam hitungan menit.

Artileri ini hadir dalam dua versi, satu menggunakan radar array terpindai elektronik aktif dan satunya lagi bersifat pasif .

Sistem pertahanan ini bersifat akurat dan sulit dihalangi dan dirancang untuk melawan senjata balistik taktis yang ditujukan untuk digunakan di medan pertempuran dalam jarak kurang dari 300km.

Sistem Arman dilengkapi dengan rudal yang ditujukan untuk melawan amunisi bunker buster yang dipandu presisi yang dirancang untuk menghancurkan struktur yang diperkuat atau bawah tanah.

Ancaman yang masuk yang berhasil mengelak dari sistem jarak menengah akan dihadapi dengan sistem misil kendali Iran jarak pendek, seperti Azarakhsh, Majid, dan Zoubin. 

Azarakhsh, yang diungkapkan pada saat yang sama dengan Arman, adalah sistem kompak yang dirancang untuk pertempuran pada ketinggian rendah untuk melawan ancaman seperti drone dan quadcopter.

Artileri Azarakhsh ini dapat mendeteksi target pada jarak 50km, dengan pelacak optik mengejar target hingga 25km.

Beberapa sistem pertahanan misil Iran mampu diluncurkan secara vertikal dengan menawarkan fleksibilitas dan ruang target yang lebih besar.

Dengan demikian sistem tersebut juga dapat diaplikasikan dalam armada kapal perang.

Iran juga berencana untuk mengungkapkan lebih banyak sistem pertahanan misil tahun ini, kata seorang pejabat militer senior pada akhir Maret lalu.

Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dan tentara Iran juga memiliki banyak jenis rudal balistik dan jelajah yang mencakup jarak hingga 2.000km, bersama dengan berbagai drone pemantauan dan serangan.

Bahkan beberapa rudal balistik tersebut juga digunakan selama serangan Iran terhadap Israel pada hari Sabtu lalu.

4. Pertahanan Cyberattack

Pria berkewarganegaraan Rusia didakwa pihak berwenang AS atas kejahatan ransomware yang melibatkan aset kripto. Serangan siber membuat Iran telah mengalami kerugian signifikan sebagai hasil dari serangan-serangan ini selama bertahun-tahun, Satu di antara langkah yang diambil guna mengatasi masalah tersebut adalah pembentukan Organisasi Nasional untuk Pertahanan Pasif yang merupakan entitas negara Iran utama yang bertanggung jawab untuk menahan serangan siber.(Freepik)

Tak hanya menghadapi serangan di dunia nyata, Iran juga memerkokoh pertahanannya dalam dunia digital.

Hal ini dilakukan mengingat sejumlah pihak termasuk Israel diyakini telah mengandalkan serangan dengan jalur digital melalui cyberattack.

Israel diketahui telah beberapa kali merusak fasilitas nuklir utama Iran dengan beberapa peralatan digital canggih.

Beberapa langkah yang telah dilakukan Israel antara lain meluncurkan quadcopter yang dipasang bahan peledak untuk menyerang fasilitas militer dan meledakkan pipa gas.

Selain itu, Israel juga pernah membunuh ilmuwan nuklir Iran menggunakan senjata mesin yang dikendalikan melalui pemancar satelit yang dipasang di truk pickup, 

Israel juga diyakini Iran berada di balik beberapa serangan siber berukuran besar, termasuk pada jaringan nasional yang mengoperasikan pelabuhan besar, bandara, dan stasiun bensin.

Iran telah mengalami kerugian signifikan sebagai hasil dari serangan-serangan ini selama bertahun-tahun, tetapi juga telah belajar untuk bangkit kembali dan membangun pertahanan yang lebih kuat.

Satu di antara langkah yang diambil adalah pembentukan Organisasi Nasional untuk Pertahanan Pasif yang merupakan entitas negara Iran utama yang bertanggung jawab untuk menahan serangan siber.

(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #strategi #iran #mencegah #serangan #balasan #israel #potensi #cyber #attack #ikut #diwaspadai

KOMENTAR