Ahli: Israel Mundur dari Khan Younis karena Kewalahan Hadapi Brigade Al-Qassam, Pilih Serangan Udara
Asap akibat pemboman mengepul saat warga Palestina yang terlantar melarikan diri dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 30 Januari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. 
15:00
9 April 2024

Ahli: Israel Mundur dari Khan Younis karena Kewalahan Hadapi Brigade Al-Qassam, Pilih Serangan Udara

Pasukan darat Israel mundur dari Khan Younis di Jalur Gaza selatan karena kewalahan menghadapi serangan dari kelompok perlawanan Palestina, Quds Press melaporkan dengan mengutp seorang pakar militer Yordania.

Jalal Al-Abadi mengatakan, selama dua hari terakhir tentara Israel mengalami pukulan telak.

14 tentara dan perwiranya tewas di tangan Brigade Al-Qassam di Khan Younis.

Al-Abadi mengatakan kepada Quds Press, sebagai akibat dari kekalahannya di Khan Younis, Israel hanya ingin mengandalkan Angkatan Udara dan drone untuk menyerang daerah tersebut.

Dia menambahkan Israel juga mungkin berupaya menyusun kembali pasukannya untuk mengantisipasi meningkatnya ketegangan di Lebanon selatan, mengingat mayoritas pasukan militer Israel berada di utara dekat perbatasan dengan Lebanon.

“Pendudukan Israel ingin memasuki Rafah hanya untuk menyelamatkan muka, meskipun ada upaya Eropa dan Amerika untuk mencegahnya, namun apa yang terjadi di Khan Younis akan tercermin di Rafah, dan pendudukan akan berpindah dari satu kegagalan ke kegagalan lainnya,” kata Al-Abadi.

Pada hari Minggu (7/4/2024), juru bicara militer Israel mengumumkan mereka telah menarik semua pasukan darat dari Jalur Gaza selatan setelah empat bulan pertempuran.

IDF hanya menyisakan satu batalion di daerah yang ditetapkan untuk memotong wilayah utara dan selatan Gaza guna mencegah konflik penduduk yang mengungsi di utara kembali ke rumah mereka.

Media Israel beralasan penarikan tersebut dilakukan dalam rangka persiapan invasi darat ke Rafah.

Kondisi Khan Younis saat Ini setelah pasukan Israel menarik mundur Kondisi Khan Younis saat Ini setelah pasukan Israel menarik mundur (twitter)

6 Bulan Perang Israel-Hamas

Perang Israel-Hamas kini telah berlangsung lebih dari 6 bulan sejak pertama kali meletus pada 7 Oktober 2023.

Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, karena sekutu-sekutunya terus memberikan lebih banyak senjata serta dukungan politik.

Perundingan yang dimediasi beberapa pihak pun belum menghasilkan gencatan senjata.

- Berapa banyak orang yang terbunuh atau terluka?

Dikutip dari AlJazeera, setidaknya 33.137 warga Palestina telah dibunuh oleh tentara Israel di Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan di Gaza.

Ribuan lainnya hilang di bawah reruntuhan bangunan dan infrastruktur, dan diperkirakan tewas.

Anak-anak dan perempuan merupakan mayoritas korban tewas, dan Save the Children mengatakan lebih dari 13.800 anak telah terbunuh.

UNICEF, lembaga dana PBB untuk anak-anak, memperkirakan setidaknya 17.000 anak-anak Palestina saat ini tidak didampingi atau terpisah dari orang tua mereka di Gaza.

Setidaknya 75.815 orang terluka dalam serangan Israel sejak dimulainya perang – sekitar empat dari setiap 100 orang di Gaza.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pekan ini bahwa sekitar 1.000 anak di Gaza kehilangan satu atau kedua kaki mereka.

Puluhan orang masih terbunuh dan terluka setiap hari di tengah serangan Israel yang tiada henti.

- Orang-orang Kelaparan

Anak-anak pengungsi Palestina berkumpul untuk menerima makanan di sebuah sekolah negeri di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. - Badan anak-anak PBB, UNICEF, telah memperingatkan bahwa kekurangan makanan yang mengkhawatirkan, meningkatnya malnutrisi dan penyakit dapat menyebabkan Anak-anak pengungsi Palestina berkumpul untuk menerima makanan di sebuah sekolah negeri di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (AFP/MOHAMMED ABED)

Situasi kemanusiaan di Gaza menjadi jauh lebih buruk pada tahun 2024 ketika tentara Israel menghalangi masuknya bantuan dan otomatis menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.

Hampir 2,3 juta orang yang terjebak di Gaza kini menghadapi kelaparan, dan PBB mengatakan kelaparan akan terjadi di berbagai wilayah Gaza pada bulan Mei.

Gaza Utara, yang merupakan wilayah pertama yang dihancurkan oleh invasi darat Israel, merupakan wilayah yang paling terkena dampaknya.

Israel terus membatasi akses ke wilayah utara, memblokir rute-rute dan membuat konvoi bantuan mengalami penundaan atau pembatalan.

Bayi dan anak kecil meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi di Gaza utara, namun Israel masih memblokir banyak misi kemanusiaan.

Pekan lalu, pasukan Israel dengan sengaja membunuh tujuh pekerja bantuan asing sehingga membuat beberapa organisasi bantuan ketakutan untuk terus menyalurkan layanannya.

- Kondisi Rumah Sakit

Tentara Israel memfokuskan serangannya pada rumah sakit di Gaza meskipun rumah sakit tersebut dilindungi berdasarkan hukum internasional.

Semua rumah sakit mengalami kerusakan parah, hanya 10 dari 36 rumah sakit yang dapat berfungsi sebagian namun beban rumah sakit semakin bertambah tiap harinya.

Pengepungan selama dua minggu di dan sekitar Rumah Sakit al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, menyebabkan rumah sakit tersebut rusak parah dan terbakar pada minggu lalu.

Tentara Israel membunuh sedikitnya 400 orang di kompleks tersebut selama pengepungan dan menangkap ratusan lainnya.

Kekurangan obat-obatan yang parah, ditambah dengan tenaga kesehatan yang kelelahan dan kelaparan, menyebabkan sebagian besar pasien tidak dapat menerima perawatan di Gaza.

Banyak operasi dan amputasi harus dilakukan tanpa anestesi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #ahli #israel #mundur #dari #khan #younis #karena #kewalahan #hadapi #brigade #qassam #pilih #serangan #udara

KOMENTAR