Demonstran Israel Murka, Anak Netanyahu Pilih Leha-leha di Miami Saat Negara Lagi Perang
Putra Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu tampak bersantai di sebuah pantai di Miami. Yair dikecam demonstran Israel yang menilai dia lebih memilih berleha-leha di luar negeri saat negaranya dilanda perang. 
22:40
1 April 2024

Demonstran Israel Murka, Anak Netanyahu Pilih Leha-leha di Miami Saat Negara Lagi Perang

Para pengunjuk rasa pro-Palestina di Miamin, Amerika Serikat (AS) yang menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan mengungkit soal keberadaan Yair Netanyahu yang memilih tetap berada di AS saat negaranya ganjang-ganjing karena Perang Gaza.

Seperti diketahui, Israel diguncang demonstrasi besar-besaran oleh warganya di Tel Aviv dan Yerusalem terkait Perang Gaza. Demo juga berlangsung di AS dan sejumlah besar negara Eropa yang meminta Israel menghentikan agresi dan Genosida di Gaza.

Para warga Israel yang berdemo, menuntut Netanyahu mundur karena dinilai tidak mampu mengendalikan jalannya perang melawan Hamas, termasuk soal pembebasan tahanan Israel yang berada di tangan Hamas.

Dalam luapan kemarahannya, Times of Israel mengabarkan kalau para pengunjuk rasa mengecam anak Netanyahu yang memilih berleha-leha di Miami daripada kembali ke Israel.

"Di tengah tiupan terompet dan nyanyian yang keras, mereka (pendemo) mengungkapkan kemarahan mereka karena putra perdana menteri tetap berada di luar negeri, terutama saat  perang di Gaza telah berlangsung selama hampir setengah tahun," tulis laporan tersebut.

Putra PM Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, terlihat berada di balkon sebuah apartemen mewah di Pantai Hallandale, utara Miami, Amerika Serikat. Foto ini tersebar di media sosial pada Rabu (14/2/2024). Putra PM Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, terlihat berada di balkon sebuah apartemen mewah di Pantai Hallandale, utara Miami, Amerika Serikat. Foto ini tersebar di media sosial pada Rabu (14/2/2024). (X)

Putra Netanyahu meninggalkan tanah yang didudukinya setelah protes besar-besaran pada 26 Maret 2023, di mana ratusan ribu orang melakukan unjuk rasa di seluruh negeri pendudukan.

Protes tersebut dipicu oleh kemarahan atas keputusan ayahnya untuk memecat Menteri Keamanan Yoav Gallant, yang mendesak pemerintah untuk menghentikan usulan perombakan peradilan, dengan alasan masalah keamanan.

Channel 12 Israel melaporkan bulan lalu kalau  Yair Netanyahu medanpat fasilitas  penjagaan keamanan di Miami, meski tampaknya tidak memiliki  hak atas perlindungan tersebut.

Mengamankan tempat tinggal Yair Netanyahu di sebuah kompleks apartemen mewah di Miami, Florida, bersama dengan seorang sopir dan sepasang pengawal dari Unit 730 elite dinas keamanan Israel Shin Bet, dilaporkan menelan biaya sekitar NIS 200.000 ($55.000) bagi Israel per bulan.

Menurut laporan, totalnya mencapai NIS 2,5 juta ($680.000) hingga saat ini.

Pada bulan Februari, Daily Mail Inggris menerbitkan serangkaian foto dalam laporan yang memperlihatkan Yair menikmati kehidupan mewah di sebuah apartemen mewah di Miami, menghindari wajib militer IDF.

Demo Besar-besaran

Puluhan orang berkumpul di luar gedung parlemen Israel di Yerusalem pada hari Minggu (31/3/2024).

Para pengunjuk rasa menentang pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Mereka juga menuntut pemerintah mengamankan kesepakatan gencatan senjata yang juga akan membebaskan tawanan.

Kelompok pengunjuk rasa, termasuk beberapa yang memimpin demonstrasi massal yang mengguncang Israel pada 2023, mengorganisir unjuk rasa di luar parlemen, Knesset, menyerukan pemilu baru untuk menggantikan pemerintah.

N12 News Israel mengatakan ini tampaknya merupakan demonstrasi terbesar sejak perang dimulai.

Situs berita Haaretz dan Ynet mengatakan acara tersebut menarik puluhan ribu orang.

Sejak kegagalan kemanan di Israel pada serangan 7 Oktober 2023, kabinet Netanyahu telah menghadapi kritik luas.

Menurut salah satu demonstran, Nurit Robinson, kabinet Netanyahu adalah pemerintahan yang gagal.

“Pemerintahan ini benar-benar gagal," katanya, dikutip dari Al-Arabiya.

Bukannya memberi kemajuan untuk Israel, Robinson menyebut Netanyahu akan membuat Israel semakin terperosok.

“Mereka akan membawa kita ke jurang yang dalam," tambahnya.

Para demonstran yang merupakan keluarga tawanan Israel mendesak adanya gencatan senjata segera.

Putaran baru perundingan mengenai gencatan senjata dan pertukaran tawanan diperkirakan akan dimulai pada hari Minggu di Kairo, meskipun Hamas mengatakan kelompok tersebut belum memutuskan apakah akan mengirim delegasi.

Sebelumnya, para mediator berharap keputusan gencatan senjata telah diputuskan sebelum Ramadhan.

Namun, hal tersebut tidak segera tercapai.

Salah seorang demonstran Einav Moses, yang ayah mertuanya disandera mengatakan penyebab gencatan senjata gagal tercapai adalah Netanyahu.

"Setelah enam bulan, sepertinya pemerintah memahami bahwa Bibi Netanyahu adalah sebuah hambatan,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Menurutnya, kabinet Netanyahu telah gagal dan tidak berniat membawa sandera kembali.

“Sepertinya dia tidak benar-benar ingin membawa mereka kembali, bahwa mereka telah gagal dalam misi ini," jelasnya.

Massa membentang hingga beberapa blok di sekitar Knesset.

Para demonstran berjanji akan menggelar demo di depan Knesset selama berhari-hari.

Mereka juga akan menggelar tenda untuk bermalam dan melancarkan aksinya.

"Para demonstran mengatakan mereka akan tidur di tenda-tenda di kota tersebut untuk melancarkan protes mereka," kata Hamdah Salhut dari Al Jazeera, yang melaporkan demonstrasi di Yerusalem Barat.

Salhut menyebut tujuan para demonstran adalah menggulingkan Netanyahu.

“Mereka mengatakan ingin menggulingkan Netanyahu; mereka bilang mereka muak dengan kebijakannya, yang tidak melihat kembalinya sisa tawanan Israel yang ditahan di Gaza,” kata Salhut.

Di tengah-tengah para demonstarn, pemimpin opisisi Yair Lapid tampak hadir.

Ia mengkritik Netanyahu dengan tajam.

Lapid mengatakan Netanyahu telah menghancurkan hubungan Israel dengan Amerika Serikat dan membiarkan para tawanan menjalani nasib mereka sendiri.

Ia juga menyebut Netanyahu melakukan ini semua demi kepentingan politik.

Perdana menteri melakukan “segalanya untuk politik, tidak melakukan apa pun untuk negara”, kata Lapid.

Sebelumnya, Netanyahu sempat mengatakan dirinya memahami penderitaan keluarga.

Kemudian ia juga menegaskan bahwa pemilu bukanlah solusi dari pembebasan tawanan saat ini.

Menurut Netanyahu, pemilu baru akan melumpuhkan Israel selama enam hingga delapan bulan.

Sebagai informasi, saat ini Netanyahu telah menjalani operasi hernia.

"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjalani operasi hernia yang berhasil," kata kantornya pada hari Senin.

Tag:  #demonstran #israel #murka #anak #netanyahu #pilih #leha #leha #miami #saat #negara #lagi #perang

KOMENTAR