Media Israel: IDF Tak Raih Sukses Apa Pun di Perang Gaza, Hamas Masih Pegang Kendali
BERTERIAK - Seorang anggota pasukan Israel (IDF) berteriak melewati bom asap saat menjalani latihan di wilayah dataran tinggi Golan yang mereka duduki, 4 Januari 2024. 
20:10
6 Januari 2024

Media Israel: IDF Tak Raih Sukses Apa Pun di Perang Gaza, Hamas Masih Pegang Kendali

- Surat kabar Israel Haaretz, Sabtu (6/1/2024) melaporkan kalau tentara Israel (IDF) tidak mencapai tujuan strategis apa pun dalam perangnya di Jalur Gaza.

Seperti diketahui IDF melancarkan perang di Gaza dengan sejumlah target dan tujuan yang mereka tetapkan.

Target-target IDF dalam perang Gaza itu adalah menghancurkan kemampuan Hamas, melucuti senjatanya, mencapai kendali keamanan di Jalur Gaza.

"Target lain IDF adalah mendirikan lembaga sipil serupa dengan model Otoritas Palestina di Area B, dan mengamankan kontribusinya dari negara-negara Arab moderat untuk membangun kembali Jalur Gaza,” menurut laporan Haaretz.

Dalam konteks ini, surat kabar Israel tersebut mengatakan komando militer IDF tidak dapat mencapai tujuan pertama untuk melucuti senjata dan menghancurkan kemampuan militer Hamas.

Laporan itu menambahkan kalau  gerakan Perlawanan Palestina masih menjadi kekuatan dominan di Jalur Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Tangkap Layar/JN)

Kabinet Perang Dilanda Perpecahan

Laporan soal ketidakberhasilan militer IDF dalam perang Gaza mengiringi kabar perpecahan Kabinet Perang Israel yang dibentuk Kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.

Kabar perpecahan internal pemerintahan Israel itu muncul pada Jumat merujuk sebuah laporan oleh The Times of Israel.

Laporan itu mengungkapkan, perselisihan antara pejabat tinggi Israel meletus setelah membahas topik penyelidikan yang diluncurkan militer Israel terhadap kelemahan keamanan pada tanggal 7 Oktober.

Pejabat partai Likud mengkritik Kepala Staf pendudukan, Herzi Halevi, karena memutuskan untuk menyertakan mantan menteri keamanan Shaul Mofaz dalam penyelidikan, serta waktu penyelidikan.

Mofaz adalah pengambil keputusan penting pada periode menjelang penarikan pasukan pendudukan Israel dari Jalur Gaza pada tahun 2005.

"Ketidaksepakatan tersebut menyoroti ketegangan yang sudah berlangsung lama antara militer Israel dan koalisi Netanyahu mengenai kebijakan Israel terhadap Gaza dan Palestina," The Times of Israel melaporkan.

Perselisihan juga terdeteksi dalam kabinet perang dan kabinet yang diperluas, terutama mengenai rencana Israel untuk “sehari setelah” perang di Jalur Gaza.

"Masalah ini telah memicu ketegangan yang signifikan antara tokoh-tokoh penting di pemerintahan Israel," kata koresponden urusan politik KAN Israel, Mikhail Shemesh, pada Kamis.

Titik fokus perselisihan berkisar pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Benny Gantz.

Friksi terjadi karena Benny Gantz mengumumkan rencana tersebut kepada media sebelum diskusi mengenai perang dan perluasan kabinet diselesaikan.

Menurut seorang pejabat dalam kabinet perang, yang berbicara tanpa menyebut nama, presentasi yang disampaikan Gantz kepada media hanyalah sebuah proposal.

Tetapi proposal itu disampaikan ke media sebagai rencana yang sudah disepakati.

Meningkatnya perselisihan di kalangan elit Israel bertepatan dengan meningkatnya jumlah korban tewas di antara tentara  Israel yang terbunuh di Jalur Gaza dan front utara, serta ketidakpuasan masyarakat, yang menuntut pengambilan tawanan yang ditahan oleh Perlawanan Palestina, sebuah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tag:  #media #israel #raih #sukses #perang #gaza #hamas #masih #pegang #kendali

KOMENTAR