Sempat 3 Kali Lakukan Veto, AS Ajukan Draf Gencatan Senjata di Gaza ke DK PBB
AS akhirnya mengajukan draf resolusi gencatan senjata di Gaza ke DK PBB setelah sempat melakukan tiga kali veto. 
19:00
22 Maret 2024

Sempat 3 Kali Lakukan Veto, AS Ajukan Draf Gencatan Senjata di Gaza ke DK PBB

Amerika Serikat (AS) akhirnya mengusulkan draf resolusi dan diserahkan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait gencatan senjata di Gaza serta soal sandera yang ditawan Hamas dan Israel.

Adapun draf tersebut diserahkan AS dan PBB telah melakukan voting pada Jumat (22/3/2024) waktu setempat.

Dikutip dari Reuters, draf tersebut menyatakan agar gencatan senjata segera dilakukan selama enam minggu untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan adanya pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

"AS dengan tegas mendukung upaya diplomatik internasional yang sedang berlangsung untuk menjamin gencatan senjata sehubungan dengan pembebasan semua sandera yang tersisa," demikian isi resolusi tersebut.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken membenarkan, dikutip dari Al-Arabiya, bahwa draf resolusi tersebut sudah diserahkan oleh DK PBB.

Blinken pun berharap resolusi yang diusulkan oleh AS didukung oleh negara-negara lain.

"Kami sebenarnya memiliki resolusi yang kami ajukan saat ini di hadapan DK PBB yang menyerukan gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan sandera, dan kami sangat berharap negara-negara akan mendukungnya," ujar Blinken.

"Saya pikir hal itu akan mengirimkan pesan yang kuat, sinyal yang kuat," sambungnya.

Diketahui, agar draf resolusi AS lolos, maka setidaknya ada sembilan negara yang setuju tetapi tidak di veto oleh negara anggota tetap DK PBB yaitu AS, Prancis, Inggris, Rusia, atau Tiongkok.

Sebelumnya, AS kerap menjadi negara yang memveto resolusi untuk gencatan senjata di Gaza.

Setidaknya selama lima bulan perang berkecamuk di Gaza, AS sudah tiga kali melakukan veto terhadap resolusi gencatan senjata.

Terakhir, AS melakukan veto pada sidang DK PBB yang digelar 20 Februari 2024 lalu.

Dikutip dari The Guardian, padahal rancangan resolusi gencatan senjata yang dirancang Aljazair didukung 13 negara anggota DK PBB.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengungkapkan draf resolusi tersebut adlah omong kosong dan tidak bertanggungjawab.

Selain itu, dia juga menyebut resolusi itu merusak proses perundingan gencatan senjata yang tengah diupayakan Israel dan Hamas saat itu.

"Melanjutkan pemungutan suara hari ini adalah sebuah angan-angan dan tidak bertanggung jawab dan oleh karena itu kami tidak dapat mendukung resolusi yang akan membahayakan negosiasi sensitif."

"Kami berharap dapat terlibat dalam sebuah perjanjian yang kami yakini akan mengatasi banyak kekhawatiran yang kita semua miliki bersama," ujar Linda.

Dubes Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama pun menilai veto dari AS adalah wujud Negeri Paman Sam mendukung kekerasan terhadap warga Palestina.

"Pemungutan suara yang mendukung rancangan resolusi ini merupakan dukungan terhadap hak hidup warga Palestina."

"Sebaliknya, pemungutan suara yang menentang rancangan resolusi ini menyiratkan dukungan terhadap kekerasan brutal dan hukuman kolektif yang menimpa mereka," katanya.

Veto saat itu juga dikecam oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dengan menyebut AS sebagai pendukung kejahatan genosida, pembersihan etnis, hingga kejahatan perang.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #sempat #kali #lakukan #veto #ajukan #draf #gencatan #senjata #gaza

KOMENTAR