Bahas Kematian Yonatan Netanyahu, Hamas Minta Keluarga Sandera IDF Tak Percaya Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat Kabinet di Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada tanggal 31 Desember 2023. --- Brigade Al-Qassam memperingatkan keluarga sandera IDF agar tidak percaya Netanyahu. 
17:40
6 Januari 2024

Bahas Kematian Yonatan Netanyahu, Hamas Minta Keluarga Sandera IDF Tak Percaya Israel

Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merilis sebuah pesan dalam yang ditujukan kepada keluarga tentara pendudukan yang ditangkap di Jalur Gaza.

Video itu berjudul "Warning! to the families of IDF hostages" yang dirilis pada Jumat (5/1/2024).

“Perdana Menteri pemerintah pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, tidak peduli dengan kematian semua tentara yang ditangkap,” tulis Brigade Al-Qassam dalam video di saluran Telegram-nya.

Video itu juga memperlihatkan gambar tentara Sahar Baruch (25) dan tentara wanita Faul Azai Mark Asiani (19), sandera IDF yang diumumkan tewas akibat pemboman Israel yang berusaha membebaskan mereka pada November dan Desember 2023.

Brigade Al-Qassam kemudian membahas kematian kakak Benjamin Netanyahu, Yonatan Netanyahu, yang tewas dalam operasi Israel setelah gagal membebaskan sandera militer dari pejuang perlawanan Palestina di masa lalu.

“Saudara laki-laki Netanyahu (Yonatan) terbunuh dalam upaya untuk membebaskan para sandera,” kata Brigade Al-Qassam.

Brigade Al-Qassam mengatakan Benjamin Netanyahu ingin keluarga para sandera IDF merasakan apa yang dirasakannya saat Yonatan Netanyahu tewas.

“Jangan percaya Netanyahu,” kata Brigade Al-Qassam mengakhiri video itu.

Kematian Yonatan Netanyahu

Hampir 50 tahun setelah kematian Yonatan Netanyahu, Brigade Al-Qassam mengatakan hal itu mempengaruhi psikologis Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam menangani penyelamatan sandera yang ditahan faksi perlawanan Palestina di Gaza saat ini.

Yonatan Netanyahu atau Yoni Netanyahu lahir pada tahun 1946 dan tewas pada tahun 1976 setelah ia gagal dalam upayanya membebaskan sandera yang ditahan kelompok perlawanan Palestina.

Sebagai informasi, faksi perlawanan yang membunuh Yonatan Netanyahu bukanlah Hamas karena Hamas baru dibentuk pada tahun 1987.

Pada tahun 1976, pejuang perlawanan Palestina yang membajak pesawat Air France yang membawa 248 penumpang, termasuk 107 orang Israel.

Mereka dibawa ke Uganda dan pejuang perlawanan Palestina membebaskan seluruh penumpang kecuali 107 orang Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara di depan spanduk yang menggambarkan mendiang saudaranya Yonatan “Yoni” Netanyahu saat upacara peresmian di sekolah Ort Samaria Ulpana di pemukiman Yahudi Elkana di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 1 September 2019. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara di depan spanduk yang menggambarkan mendiang saudaranya Yonatan “Yoni” Netanyahu saat upacara peresmian di sekolah Ort Samaria Ulpana di pemukiman Yahudi Elkana di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 1 September 2019. (AMIR COHEN / POOL / AFP)

Pejuang perlawanan Palestina saat itu menuntut pembebasan semua tahanan Palestina dari penjara Israel dan ditukar dengan 107 orang Israel, namun Israel menolak.

Israel lalu mengirim Yonatan Netanyahu untuk memimpin pasukan khusus yang terdiri dari 100 tentara ke Uganda.

Di Uganda, Israel menyerang Hamas dengan meluncurkan rudal, yang meledakkan banyak pesawat di sebelah pesawat yang dibajak serta menewaskan warga dan tentara Uganda.

Serangan itu juga menewaskan lima sandera dan melukai lima tentara Israel.

Ketika Yonatan Netanyahu menaiki pesawat yang dibajak, ia ditembak oleh pejuang perlawanan Palestina yang terluka.

Brigade Al-Qassam menggambar peristiwa itu sebagai bukti bahwa Israel tidak ragu mengorbankan sandera untuk membunuh anggota perlawanan, dan bukan mengutamakan negosiasi untuk menyelamatkan sandera.

Hamas Palestina vs Israel

Saat ini, diperkirakan masih ada 137 sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Sebelumnya, Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.

Kurang lebih 240 orang diculik oleh Hamas dari wilayah Israel.

Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 137 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.

Jumlah korban jiwa di pihak Palestina terhitung 22.600 hingga Sabtu (6/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah tersebut.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #bahas #kematian #yonatan #netanyahu #hamas #minta #keluarga #sandera #percaya #israel

KOMENTAR