Tak Ingin Perang Langsung Dengan Rusia, Mayoritas Warga Jerman Tolak Sumbang Rudal Taurus ke Kiev
Ilustrasi Rudal Taurus 
21:40
6 Maret 2024

Tak Ingin Perang Langsung Dengan Rusia, Mayoritas Warga Jerman Tolak Sumbang Rudal Taurus ke Kiev

Pendukung keputusan Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk menolak mengirimkan rudal presisi tinggi Taurus ke Jerman semakin banyak.

Media Jerman Die Zeit memberitakan pendukung Olaf Scholz semakin banyak dibandingkan Februari lalu.

Dalam jajak pendapatnya, Die Zeit menyatakan hanya 28 persen responden yang mendukung bantuan rudal jelajah tersebut ke Kiev.

Sementara, 58 persen sangat menentang penyediaan rudal dengan jangkauan 500 kilometer tersebut.

Bahkan lebih dari separuh dari mereka (31 persen) meminta agar Jerman tidak memasok senjata apa pun ke Ukraina.

Sedangkan 14 persen tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Survei terhadap 2.169 warga Jerman dilakukan pada 1 hingga 5 Maret, setelah kanselir secara eksplisit mengesampingkan pengiriman rudal jelajah Taurus pada Senin pekan lalu.

Di balik penolakan Scholz adalah ketakutan bahwa Jerman akan terlibat perang jika rudal jelajah menghantam wilayah Rusia, atau jika tentara Jerman dikerahkan di Ukraina untuk membantu operasi sistem tersebut.

Dengan cara ini, Scholz memiliki pemikiran yang sama dengan publik Jerman. Hasil jajak pendapat YouGov yang mengukur penolakan terhadap pemberian Tauri telah berubah dalam beberapa minggu terakhir saja.

Pada awal Februari (survei dilakukan pada tanggal 2 hingga 6 Februari), 31 persen masih mendukung dan hanya 49% menolak ketika ditanya pertanyaan yang sama.

Rusia baru-baru ini menerbitkan percakapan yang disadap antara pejabat tinggi Angkatan Udara Jerman mengenai Taurus dalam upaya untuk menghalangi pengiriman senjata tersebut.

Gara-gara rekaman rapat bocor

Isu Jerman akan mengirim rudal Taurus tersebut mencuar setelah bocornya rapat para pejabat militer senior negara anggota NATO Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Jerman. Mereka akan menggunakan sejumlah rudal paling canggih untuk menghancurkan jembatan Krimea.

The Wall Street Journal menyebutkan bahwa seorang pejabat senior Jerman telah mengonfirmasi keasilan rekaman pertemuan online para perwira angkatan udara di platform WebEx komersial yang tidak terenkripsi.

Disebutkan, saat itu salah satu pejabat yang ikut dalam pertemuan online menggunakan ponselnya dari sebuah kamar di Singapura.

“Ini harus menjadi peringatan,” kata seorang pejabat senior.

Pertemuan tersebut berfokus pada bagaimana Jerman dapat mengatur pengiriman dan pengoperasian rudal jelajah jarak jauh Taurus jika dikirim ke Ukraina.

Para pejabat juga mengklaim dalam rekaman tersebut bahwa Inggris, Perancis dan Amerika Serikat menempatkan personel militer di Ukraina untuk membantu mengoperasikan sistem senjata modern Barat, namun hal ini dibantah oleh negara-negara tersebut.

Dalam rekaman tersebut, Ingo Gerhartz, Panglima Angkatan Udara Jerman, menginstruksikan para pembantunya untuk mempersiapkan presentasi kepada menteri pertahanan tentang bagaimana Jerman dapat memasok Taurus ke Ukraina dan bagaimana Kyiv dapat menggunakannya untuk menghancurkan sasaran termasuk depot amunisi dan Krimea.

Perwira Jerman dalam rekaman tersebut mencatat bahwa mereka telah menganalisis dengan sangat rinci cara menyerang situs infrastruktur utama ini dan mengatakan akan diperlukan 10 hingga 20 rudal Taurus untuk melewati sistem pertahanan udara Rusia dan menghancurkan jembatan tersebut.

“Tidak ada alasan nyata untuk mengatakan kita tidak bisa melakukan ini; ini hanya bergantung pada garis merah politik,” kata Jenderal Gerhartz.

Jerman memiliki sekitar 600 rudal Taurus yang beroperasi, dan sekitar 500 di antaranya dianggap operasional. Jenderal Gerhartz mengatakan bahwa Jerman mampu memasok 100 rudal ke Ukraina dalam dua tahap.

Editor: Hendra Gunawan

Tag:  #ingin #perang #langsung #dengan #rusia #mayoritas #warga #jerman #tolak #sumbang #rudal #taurus #kiev

KOMENTAR