Pejabat PBB Sebut Israel Sengaja Buat Warga Palestina Kelaparan: Ini Situasi Genosida
Warga Palestina menerima jatah makanan di tempat sumbangan di sebuah kamp pengungsi di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 2 Februari 2024, ketika pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina. Israel dituduh sengaja membuat warga sipil Gaza kelaparan, sementara rencana perang membuat Netanyahu semakin terisolasi dari dunia internasional. 
18:00
28 Februari 2024

Pejabat PBB Sebut Israel Sengaja Buat Warga Palestina Kelaparan: Ini Situasi Genosida

Warga Palestina yang berada di Jalur Gaza tidak hanya dihantui serangan bom dari Israel, tapi juga krisis kelaparan.

Dilansir CBS News, krisis kelaparan di Jalur Gaza menjadi cukup akut hingga militer Yordania terpaksa menjatuhkan bantuan makanan lewat udara.

Video-video yang beredar pada hari Selasa (27/2/2024), menunjukkan ratusan warga Palestina memadati pantai saat paket-paket bantuan jatuh ke laut tidak jauh dari pantai.

Menurut PBB, jumlah bantuan yang sampai ke wilayah Palestina turun 50 persen pada bulan Februari dibandingkan bulan sebelumnya.

Gaza diperintah selama hampir dua dekade oleh Hamas sebelum kelompok tersebut melancarkan serangan pada 7 Oktober, yang kemudian dibalas oleh Israel hingga memicu perang saat ini.

Akibat krisis kemanusiaan ini, pelapor khusus PBB mengenai hak atas pangan, Michael Fakhri, mengecam Israel atas apa yang dikatakannya sebagai upaya yang disengaja dan ilegal untuk membuat warga sipil Palestina kelaparan sebagai pembalasan atas serangan Hamas.

“Tidak ada alasan untuk dengan sengaja memblokir jalur bantuan kemanusiaan atau dengan sengaja melenyapkan kapal penangkap ikan skala kecil, rumah kaca dan kebun buah-buahan di Gaza – selain untuk menolak akses masyarakat terhadap makanan,” kata Fakhri kepada surat kabar Inggris The Guardian dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Selasa.

SAMBUT BANTUAN UDARA- Warga Gaza menyambut bantuan yang dijatuhkan dari udara. Dalam himpitan kesusahan dan kelaparan, warga Gaza masih bisa bersorak gembira dan bersuka cita menyambut datangnya 'hidangan dari langit'. Bantuan lewat darat sulit dilakukan. Truk-truk bantuan kemanusiaan tertahan di perbatasan tak bisa masuk karena Israel tidak memperbolehkannya. SAMBUT BANTUAN UDARA- Warga Gaza menyambut bantuan yang dijatuhkan dari udara. Dalam himpitan kesusahan dan kelaparan, warga Gaza masih bisa bersorak gembira dan bersuka cita menyambut datangnya 'hidangan dari langit'. Bantuan lewat darat sulit dilakukan. Truk-truk bantuan kemanusiaan tertahan di perbatasan tak bisa masuk karena Israel tidak memperbolehkannya. (Tangkapan layar Twitter / Sky News)

“Sengaja merampas makanan orang jelas merupakan kejahatan perang,” katanya.

"Dalam pandangan saya sebagai pakar hak asasi manusia di PBB, situasi ini sekarang merupakan genosida."

"Ini berarti Israel secara keseluruhan bersalah dan harus bertanggung jawab, bukan hanya individu atau pemerintahnya."

Israel dengan keras menolak tuduhan bahwa tindakannya di Gaza merupakan genosida.

Pemerintah dan militer Israel bersikeras bahwa perang tersebut melawan Hamas, bukan Palestina, dan bahwa semua tindakan yang mungkin dilakukan diambil untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil.

Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) justru masih mempersiapkan serangan darat di kota Rafah di selatan Gaza.

Di sana, sekitar 1,5 juta pengungsi mencari perlindungan dari perang.

AS dan banyak negara serta organisasi lain telah memperingatkan bahwa serangan darat di kota padat penduduk tersebut dapat menyebabkan peningkatan besar korban sipil.

Israel “semakin terisolasi” ketika AS mendorong gencatan senjata

Sementara itu, belum ada komentar resmi dari pemerintah Israel atas saran Presiden AS Joe Biden pada hari Senin bahwa gencatan senjata enam minggu di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera dapat dicapai secepatnya pada minggu ini.

Gedung Putih telah memperjelas bahwa mereka menginginkan kesepakatan dicapai sebelum bulan suci Ramadhan dimulai pada 10 Maret.

Namun, laporan media Israel menunjukkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mungkin mencoba untuk membatalkan kesepakatan apa pun.

Netanyahu berulang kali mengatakan bahwa Israel akan melanjutkan perangnya sampai Hamas benar-benar dibubarkan di Gaza, termasuk empat unit tempur yang menurutnya masih dimiliki kelompok tersebut di Rafah.

Dahlia Scheindlin, seorang analis politik dan penulis “The Crooked Timber of Democracy in Israel,” mengatakan kepada CBS News bahwa Netanyahu suka menunjukkan bahwa dia mampu melawan pemerintahan Biden.

Namun dia menambahkan bahwa, pada akhirnya, Amerika adalah sekutu sesungguhnya yang dapat diandalkan oleh Israel.

"Pemerintahan Netanyahu tidak dapat mengabaikannya sepenuhnya," ujar Scheindlin.

“Netanyahu tidak punya pilihan selain mempertimbangkan keinginan pemerintahan Biden."

“Pemerintahan Biden memberinya apa yang, Anda tahu, banyak orang lihat sebagai cek kosong, bukan?"

"Pada dasarnya AS memberikan perlindungan politik kepada Israel, dukungan ekonomi dan dukungan militer yang besar.”

Mitra PMI mendistribusikan paket Kebersihan kepada para pengungsi dari pasien yang dirawat di Palestine Hospital akibat Konflik Gaza. Mitra PMI mendistribusikan paket Kebersihan kepada para pengungsi dari pasien yang dirawat di Palestine Hospital akibat Konflik Gaza. (Dokumentasi Tim PMI di Rafah - Gaza.)

Namun Scheindlin mengatakan bahwa dukungan telah berubah.

Gedung Putih mulai menekan Israel sedikit demi sedikit dan bertahap, untuk menyatakan bahwa AS siap menggunakan kebijakan untuk menekan Israel agar mengubah kebijakannya.

Scheindlin mengatakan tekanan perlahan-lahan beralih dari "permintaan jalur belakang untuk perubahan dalam operasi militer Israel", ke lebih banyak "peringatan publik."

Akhir-akhir ini bahkan langkah-langkah AS memiliki dampak nyata, seperti mengumumkan sanksi terhadap sejumlah kecil pemukim yang melakukan kekerasan.

Scheindlin juga mencatat perubahan retorika yang terjadi minggu lalu, ketika diplomat utama Biden menyatakan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel tidak konsisten dengan hukum internasional.

Dia mengatakan tekanan AS yang meningkat dapat benar-benar mempengaruhi apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan Israel.

"Tentu saja, ini mengirimkan sinyal besar bahwa Israel membahayakan hubungannya dengan sekutu terbaiknya," ungkap Scheindlin.

Ia mencatat bahwa banyak juga negara Eropa yang sangat tidak nyaman dengan cara perang ini berlangsung, dan mengatakan bahwa Israel semakin terisolasi dalam isu-isu ini.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #pejabat #sebut #israel #sengaja #buat #warga #palestina #kelaparan #situasi #genosida

KOMENTAR