Menhan Ukraina: Setengah dari Persenjataan yang Dijanjikan Barat Datang Terlambat
(FILES) Anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov (kanan), foto sebelum pertemuan di Ruang Mansfield di US Capitol pada 15 Juni 2022 di Washington, DC. Pada tanggal 3 September 2023, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menominasikan politisi Rustem Umerov untuk menggantikan Oleksiy Reznikov sebagai menteri pertahanan Kyiv, sebuah langkah yang mengejutkan ketika perang dengan Rusia memasuki bulan ke-19. “Sekarang Rustem Umerov harus menjadi kepala kementerian (pertahanan),”
04:20
27 Februari 2024

Menhan Ukraina: Setengah dari Persenjataan yang Dijanjikan Barat Datang Terlambat

Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina, Rustem Umerov menyebut negaranya kehilangan wilayah karena 50 persen senjata yang dijanjikan Barat datang terlambat.

Berbicara setelah peringatan dua tahun invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, Umerov mengatakan pasukannya kini membangun ribuan benteng baru.

Namun ia menyoroti penundaan pasokan peralatan dari Barat membuat tentara Ukraina mengalami kemunduran bahkan tewas di medan perang.

"Kami punya rencana. Kami sedang mengerjakan rencana tersebut. Kami melakukan segala sesuatu yang mungkin dan tidak mungkin," ucap Umerov, seperti dikutip dari The Guardian.

"Namun, tanpa pasokan senjata Barat yang tepat waktu, hal ini akan sulit bagi kami," imbuhnya.

Dengan Partai Republik di Washington memblokir paket bantuan militer AS, angkatan bersenjata Ukraina kehabisan rudal pertahanan udara dan peluru artileri.

Menunggu senjata

Jet F-16 yang dijanjikan oleh koalisi internasional termasuk Belanda, Norwegia dan Belgia belum juga tiba. 

Diperkirakan jet tersebut akan tiba pada musim semi ini.

Umerov mengatakan sejarah menunjukkan bahwa tidak mungkin negara mana pun memenangkan perang tanpa “superioritas udara”.

Terlepas dari kerugian ini, Ukraina telah merebut kembali Laut Hitam, katanya, dengan menggunakan drone untuk menenggelamkan kapal perang Rusia.

Mereka juga telah merebut kembali wilayah di timur laut dan selatan negara itu, katanya – mengacu pada pembebasan oblast Kharkiv dan kota Kherson pada tahun 2022.

Menurut Umerov, Rusia telah menghabiskan $150 miliar dalam serangan habis-habisan terhadap Ukraina, yang merupakan 15 persen dari seluruh PDB negara tersebut.

Ukraina telah secara dramatis meningkatkan produksi drone, dan sedang membangun drone Lancet buatan Rusia, tambahnya.

Kyiv juga telah memproduksi model yang mampu terbang sejauh 500 mil untuk mencapai sasaran strategis jauh di dalam wilayah Rusia, serta lebih dari satu juta drone dengan pandangan orang pertama.

Para pejabat mengindikasikan bahwa di saat kekurangan artileri, drone yang diproduksi dalam negeri akan menjadi garis pertahanan pertama, ketika Rusia mencoba untuk maju dengan kendaraan lapis baja dan infanteri.

“Ini adalah perang pertama. Ini adalah perang pertama di mana lebih dari 8.000 rudal dilemparkan ke Ukraina dan melibatkan drone secara besar-besaran,” katanya.

Jumlah korban tewas dalam perang 2 tahun

Dikutip dari Irish Times, Ukraina mengatakan 31.000 tentaranya tewas dalam dua tahun perang besar-besaran dengan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengungkapkan jumlah korban tewas dalam konferensi pers pada hari Minggu (25/2/2024).

“31.000 tentara Ukraina tewas dalam perang ini. Bukan 300.000, bukan 150.000, seperti yang diklaim secara keliru oleh Putin dan kelompok pembohongnya," ucap Zelensky.

"Setiap kerugian ini merupakan kerugian besar bagi kami,” kata Zelensky.

“Saya tidak akan mengatakan berapa banyak orang yang terluka, karena Rusia akan tahu berapa banyak orang yang meninggalkan medan perang,” tambahnya, seraya mengklaim bahwa Moskow telah kehilangan 180.000 tentaranya karena tewas dan hingga 500.000 lainnya karena cedera.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #menhan #ukraina #setengah #dari #persenjataan #yang #dijanjikan #barat #datang #terlambat

KOMENTAR