Airbus Umumkan PHK Massal, Alami Kerugian 1,5 Miliar Euro
Langkah ini diambil setelah perusahaan tersebut mengalami kerugian besar dalam bisnis satelitnya selama beberapa bulan terakhir.
Airbus, yang berbasis di Eropa, mengatakan pemangkasan ini setara dengan 7 persen dari tenaga kerjanya di divisi kedua terbesar ini, CNBC melaporkan.
Perusahaan akan merumahkan secara bertahap karyawannya hingga pertengahan 2026, setelah pembicaraan dengan serikat pekerja.
Namun, perusahaan belum akan mengambil tindakan restrukturisasi segera.
Airbus, yang membangun satelit, pesawat angkut, serta terlibat dalam program misil, pesawat tempur, dan peluncuran luar angkasa di Eropa, telah mengalami kerugian sebesar 1,5 miliar euro dalam sistem luar angkasanya selama beberapa kuartal terakhir.
Kerugian ini terutama disebabkan oleh proyek OneSat yang berteknologi tinggi serta keterlambatan dan peningkatan biaya dalam sektor pertahanan.
Pemangkasan ini datang di tengah peninjauan efisiensi lebih dari setahun di divisi pertahanan dan luar angkasa Airbus, yang diberi nama kode "ATOM".
CEO divisi ini, Mike Schoellhorn, mengatakan sudah waktunya untuk mengambil langkah lebih lanjut di pasar luar angkasa yang makin sulit.
"Ini mengharuskan kami untuk menjadi lebih cepat, lebih ramping, dan lebih kompetitif," kata Schoellhorn dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Meskipun Airbus telah menyiapkan rencana perbaikan khusus untuk bisnis sistem luar angkasanya, perusahaan tetap menunggu hasil dari diskusi konsolidasi satelit yang melibatkan Leonardo dari Italia dan Thales dari Prancis.
Pemotongan pekerjaan juga akan berdampak pada kantor pusat unit pertahanan yang berbasis di Jerman.
Perusahaan kini menghadapi negosiasi panjang dengan serikat pekerja dan negara tuan rumah terkait pemotongan ini, terutama di sektor manufaktur berteknologi tinggi yang merupakan topik sensitif secara politik.
Sumber mengatakan, pemotongan pekerjaan ini diharapkan sebagian besar akan ditutupi melalui pensiun atau keberangkatan sukarela.
Airbus sendiri telah meluncurkan rencana penghematan uang darurat di divisi pertahanan dan luar angkasa sejak Juli lalu, karena situasi biaya yang dinyatakan "kritis".
CEO Airbus, Guillaume Faury, mengatakan awal tahun ini Airbus sedang mencari peluang untuk meningkatkan skala dalam sektor pertahanan, luar angkasa, dan khususnya satelit.
Meskipun anggaran pertahanan Eropa meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, sebagian besar pengeluaran ini tidak diarahkan pada platform besar yang menjadi fokus Airbus.
Para analis mencatat sektor yang mengalami peningkatan signifikan adalah di bidang amunisi dan misil, bukan di pesawat militer besar seperti yang diproduksi oleh Airbus.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #airbus #umumkan #massal #alami #kerugian #miliar #euro