Rusia Diklaim Pernah Minta Gabung NATO, tapi Ditolak, Tucker Carlson Ungkap Penyebabnya
Namun, permintaan Rusia itu tidak bisa diwujudkan karena ada penolakan.
Itu merupakan salah satu hal yang disampaikan Carlson dalam acara wawancara dengan presenter TV bernama Emad Aldin Adeeb di Dubai, Uni Emirat Arab, hari Senin, (12/2/2024).
Dalam momen itu Carlson mengungkapkan hasil wawancaranya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dilakukannya sebelumnya di Mokswa, Rusia.
Carlson mengklaim mengadakan pembicaraan off-the-record atau tanpa direkam dengan Putin setelah wawancara itu. Namun, dia mengaku tak akan mengungkapkan isinya.
Dilansir dari Russia Today, mantan pembawa acara Fox News itu menyebut Putin tampak ingin bernegosiasi dengan Barat perihal akhir konflik Rusia-Ukraina dan perimbangan kekuatan baru di dunia.
Menurut Carlson, diplomasi adalah seni berkompromi dan semua orang memahaminya “kecuali mungkin AS saat periode unipolar”.
Carlson mengklaim Putin ingin mengakhiri konflik, tetapi sikapnya hanya akan makin teguh jika konflik itu makin lama.
Adapun mengenai permintaan Rusia bergabung dengan NATO, Carlson menyebut hal itu terjadi ketika AS dipimpin oleh Presiden Bill Clinton.
Carlson menyebut Clinton terlihat seperti ingin memenuhi permintaan Rusia.
Namun, para staf Clinton mengimbau Clinton untuk menolak Rusia sehingga Rusia gagal menjadi anggota NATO.
Carlson menyebut tujuan didirikannya NATO ialah menjauhkan Uni Soviet dari Eropa Barat.
“Jika Rusia ingin bergabung dengan aliansi itu, itu akan menunjukkan bahwa kamu telah menyelesaikan masalah dan kamu bisa beralih ke sesuatu yang membangun bersama dengan kehidupanmu. Tetapi kami menolak,” kata Carlson menjelaskan.
“Masuklah ke dalam sauna selama satu jam dan pikirkan apa itu maksudnya,” katanya menambahkan.
Kemudian, Carlson menyebutkan para politikus di Barat tidak menetapkan tujuan “yang bisa dicapai”.
“Saya pernah mendengar sendiri bahwa pejabat pemerintahan AS berujar bahwa kita hanya perlu mengembalikan Krimea kepada Ukraina,” katanya.
“Itu tak akan terjadi, selain [dengan] perang nuklir. Itu gila.
Bahkan, Carlson menyebut ucapan yang disampaikan pejabat AS itu menunjukkan bahwa mereka masih kanak-kanak dan tidak memahaminya.
Tolak tanyai Putin tentang dugaan pembunuhan
Carlson membela keputusannya untuk tidak menanyai Putin tentang dugaan bahwa Kremlin memerintahkan pembunuhan lawan politik.
Sebelumnya, dia ditanya tentang alasan tidak menanyai Putin perihal sosok oposisi bernama Alexey Navalny, dugaan pembunuhan atas dasar politik, atau pembatas di Rusia menjelang pemilihan presiden.
“Setiap pemimpin membunuh orang. Beberapa membunuh lebih banyak daripada lainnya,” kata Carlson dikutip dari Newsweek.
“Saya tidak berbicara tentang hal yang dibicarakan oleh setiap media Amerika lainnya.”
Namun, setelah dipaksa oleh Emad Aldin Adeeb, Carlson akhirnya mengungkapkan alasan lainnya.
“Karena hal itu rahasia dan karena saya telah menghabiskan hidup saya untuk berbicara dengan orang-orang yang menjalankan negara di berbagai negara dan telah mendapat kesimpulan berikut: bahwa setiap pemimpin membunuh orang, termasuk pemimpin saya.
Anggap Moskwa lebih baik
Carlson mengatakan dia kini berusia 54 tahun dan dulu tumbuh besar di Amerika yang memiliki kota-kota yang bagus, aman, dan indah.
Namun, kata dia, kota-kota itu sekarang sudah tidak ada lagi di negaranya.
Dia kemudian mengklaim Mokswa lebih bersih, aman, dan indah daripada kota-kora di AS saat ini.
Menurut dia, orang tidak akan bisa menaiki kereta bawah tanah di Kota New York karena kota itu kotor dan tidak aman.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #rusia #diklaim #pernah #minta #gabung #nato #tapi #ditolak #tucker #carlson #ungkap #penyebabnya