Amazon Pertimbangkan Investasi Rp 167 Triliun ke OpenAI, Analis Nilai ChatGPT Masih Menjadi Standar Global Industri AI
— Rencana Amazon untuk menjajaki investasi besar ke OpenAI memperlihatkan bagaimana persaingan kecerdasan buatan global kini bergeser ke medan yang lebih fundamental: penguasaan kapasitas komputasi dan daya tawar infrastruktur.
Di balik pembicaraan nilai investasi yang fantastis, relasi Amazon dan OpenAI mencerminkan pertarungan jangka panjang antarpenyedia teknologi dalam menentukan siapa yang menjadi fondasi utama industri AI dunia.
Manuver tersebut juga mencerminkan dinamika yang lebih luas di antara para tokoh teknologi dunia—mulai dari Jeff Bezos, Elon Musk, hingga Mark Zuckerberg—yang kini bertarung bukan hanya lewat produk, tetapi melalui penguasaan rantai pasok komputasi, chip, dan pusat data. Dalam lanskap ini, ChatGPT tidak lagi sekadar aplikasi, melainkan simbol kekuatan pasar dan daya tawar teknologi.
Menurut laporan Fortune, Amazon sedang dalam pembicaraan untuk menanamkan investasi sedikitnya 10 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 167,2 triliun dengan kurs Rp 16.720 per dolar AS, ke OpenAI.
Kesepakatan tersebut berpotensi mendorong valuasi OpenAI melampaui 500 miliar dolar AS, meski para analis menilai struktur kerja samanya lebih menyerupai kerangka strategis jangka panjang dibandingkan investasi modal ventura konvensional.
Charles Fitzgerald, investor infrastruktur komputasi awan dan mantan karyawan Microsoft, menilai kesepakatan ini tidak bisa dibaca secara sederhana. “Ini adalah kesepakatan palsu, atau kalau mau lebih sopan, ini hanyalah sebuah kerangka,” ujarnya kepada Fortune. Dia menekankan bahwa OpenAI tidak memiliki kas yang cukup untuk memenuhi komitmen belanja komputasi dalam skala puluhan miliar dolar yang telah diumumkan sebelumnya.
Dalam praktiknya, rencana investasi Amazon dipandang sebagai bentuk pembiayaan sirkular. Dana 10 miliar dolar AS tersebut akan mengalir dari neraca Amazon ke OpenAI, lalu kembali lagi ke Amazon Web Services (AWS) sebagai pembayaran kapasitas komputasi.
“Ini memang terlihat seperti pembiayaan melingkar, tetapi mereka harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan dananya,” kata Fitzgerald. Bagi Amazon, mekanisme ini tetap memungkinkan pencatatan pendapatan baru dari layanan cloud.
Anshel Sag, analis utama di Moor Insights & Strategy, melihat pola ini sebagai konsekuensi dari mahalnya biaya pengembangan AI mutakhir. “Banyak ekonomi sirkular yang terjadi saat ini. Dengan melakukan investasi finansial, risiko memang meningkat, tetapi juga menciptakan jaring pengaman,” ujarnya. Menurut Sag, Amazon pada dasarnya membeli kepastian permintaan bagi ekspansi pusat data dan chip yang telah dibangunnya.
Namun bagi OpenAI, kesepakatan ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan kapasitas komputasi. “OpenAI sedang berusaha mengamankan kapasitas komputasi sebanyak mungkin, dari sebanyak mungkin sumber,” kata Sag.
Ketergantungan pada Nvidia dan Microsoft mendorong OpenAI membuka opsi lain, termasuk memanfaatkan chip Trainium dan Inferentia milik Amazon, meski performanya belum menyamai chip Nvidia generasi terbaru.
Sebaliknya, bagi Amazon, taruhan utamanya adalah kredibilitas di pasar AI generatif. Meski menjadi penyedia cloud terbesar dunia, Amazon masih tertinggal dalam persepsi sebagai pemain utama AI. Sag menegaskan, “ChatGPT masih dipandang sebagai acuan utama industri AI. Jika OpenAI menggunakan perangkat keras Anda dalam skala besar, hal itu menjadi bentuk pengakuan yang sangat kuat.”
Namun, peluang tersebut datang bersama risiko. Fitzgerald mengingatkan bahwa klaster pelatihan model AI merupakan bisnis yang mahal dan cepat usang. “Klaster pelatihan adalah bisnis terburuk. Biayanya sangat besar, dipakai intensif dalam waktu singkat, lalu menjadi tidak relevan ketika Nvidia merilis generasi berikutnya,” ujarnya.
Pada akhirnya, keberhasilan kesepakatan ini akan diukur dari seberapa besar angka investasi yang diumumkan benar benar berubah menjadi pendapatan nyata bagi Amazon Web Services. Hingga saat itu, realisasi dana tersebut, menurut Fitzgerald, “kemungkinan besar masih dalam proses dan belum benar benar terealisasi.”
Tag: #amazon #pertimbangkan #investasi #triliun #openai #analis #nilai #chatgpt #masih #menjadi #standar #global #industri