142
Warga Palestina krisis air bersih akibat serangan Israel yang terus berlanjut. / sumber : ANTARA
17:21
31 Januari 2024
Makin Memprihatinkan, Warga Palestina Terpaksa Minum Air Kotor Akibat Serangan Israel yang Terus Berlanjut
- Warga Palestina yang berada di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utama dikabarkan kekurangan air bersih. Warga disana berbondong-bondong membawa wadah plastik untuk mengantre di dekat truk tangki air, namun tidak mendapatkan air bersih (31/1). Truk dengan tangki air tersebut memiliki kapasitas yang terbatas dan tidak bisa menyediakan air untuk ratusan warga Gaza yang telah menghabiskan berjam-jam waktu mereka untuk menunggu pasokan bantuan air bersih setiap harinya. Di sekitar area kamp warga Palestina berkerumun di sekitar salah satu saluran air yang dihancurkan oleh tentara Israel dan mencoba untuk mengisi saluran air langsung dari sana. Dilansir dari Antara, salah satu warga Palestina bernama Karam Abu Nada sedang menunggu giliran untuk mengisi air dari pipa yang telah hancur. Karam mengatakan bahwa para penghuni kamp berkumpul untuk mengambil air meskipun air sudah terkontaminasi. Ia mengatakan kepada Anadolu jika mereka biasanya menggunakan air yang udah tercemar untuk mencuci, membersihkan, dan memasak. Tak jarang, ia juga menuturkan terkadang mereka juga harus menunggu hingga 10 hari untuk bisa mendapatkan air tersebut. Warga Gaza terpaksa menjatah konsumsi air lantaran hanya tersedia di beberapa hari sekali. Selain itu juga mereka meminimalkan jumlah dari yang digunakan untuk kebutuhan seperti mandi, mencuci piring, dan membersihkan. Selanjutnya, Karam juga mengatakan air yang tercemar sangat berdampak pada mereka, terutama pada anak-anak, dan bisa menyebabkan penyakit usus hingga kulit di tengah kurangnya obat-obatan untuk mengobati mereka. Selain Karam Abu Nada, warga Palestina berusia 50 tahun, dari Kota Gaza, Raed Radwan menuturkan keluarganya terus menerus menghadapi masalah krisis air. "Kami memperoleh air dengan mengisi beberapa galon plastik dari salah satu klub di wilayah tempat kami tinggal, yang memompa air dari sumur pribadi setiap 3-4 hari sekali karena kekurangan bahan bakar," tutur Radwan, dikutip dari Antara. Menurut Radwan, air yang didapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sehingga ia memaksa mereka untuk mengurangi konsumsi air. "Sebelum perang, air ini hanya digunakan untuk mencuci piring dan membersihkan, tetapi saat ini kami menggunakannya untuk minum, yang telah menimbulkan berbagai penyakit mulai dari infeksi saluran cerna hingga penyakit ginjal dan dehidrasi," ujarnya, dikutip dari Antara. Radwan juga mengecam sikap diam dunia atas apa yang telah dihadapi oleh Palestina. Salah satu warga bernama Yusuf Hamad, usia 25 tahun, yang melarikan diri dari Kota Beit Hanoun di Timur laut ke salah satu pusat penampungan di Jabalia, mengaku bahwa ada ribuan pengungsi yang telah menderita kondisi kesehatan akibat kelangkaan air. "Kami telah menderita krisis air yang parah selama lebih dari tiga bulan, karena kami menerima jatah kecil setiap beberapa hari karena kekurangan bahan bakar," kata Yusuf, dikutip dari Antara. Yusuf mengatakan kekurangan air menyebabkan sebagian dari pengungsi, terutama anak-anak terkena penyakit pencernaan dan kulit karena kurangnya kebersihan. Saat ini Jalur Gaza tengah menghadapi krisis air bersih lantaran rusaknya infrastruktur akibat perang yang masih berlangsung antara Israel dan pejuang Hamas Palestina. Setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, Israel telah memutus pasokan air, makanan, obat-obatan, listrik, dan bahan bakar untuk 2,3 juta warga Palestina yang berada di Gaza. Hal ini berdampak pada fasilitas desalinasi dan jaringan pembuangan limbah di Gaza terganggu karena kekurangan bahan bakar dan listrik sejak pertengahan Oktober tahun lalu, menurut Otoritas Air Palestina. PBB sudah berulang kali memperingatkan penyebaran penyakit akibat dari krisis air yang melanda Palestina, ditambah dengan kurangnya perlengkapan kebersihan. "Orang-orang di Gaza hidup dalam bencana, mereka rentan terhadap kematian karena kelaparan, kekurangan gizi, kehausan, atau karena peluru, cedera, dan bangunan runtuh di atas mereka," kata Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia Christian Lindmeier kepada Anadolu, dikutip dari Antara. ***
Editor: Novia Tri Astuti
Tag: #makin #memprihatinkan #warga #palestina #terpaksa #minum #kotor #akibat #serangan #israel #yang #terus #berlanjut