



Irak Akan Larang 5 Bank Transaksi dengan Dollar AS
- Bank Sentral Irak akan melarang lima bank lokal tambahan untuk bertransaksi dalam mata uang dollar AS, sebagai bagian dari upaya menekan pencucian uang dan penyelundupan valuta asing.
Langkah ini diambil setelah pertemuan antara otoritas keuangan Irak dan pejabat Departemen Keuangan AS di Dubai pekan lalu.
Seperti dilaporkan Reuters pada Minggu (16/2/2025), meskipun kelima bank tersebut tetap diizinkan beroperasi dan bertransaksi dalam mata uang lain, larangan ini akan berdampak signifikan pada operasional mereka, terutama dalam transaksi internasional.
Irak berada dalam posisi strategis karena menjalin hubungan erat dengan AS dan Iran. Negara ini memiliki cadangan devisa lebih dari 100 miliar dollar di AS, sehingga ketergantungannya pada Washington sangat tinggi, terutama untuk akses terhadap pendapatan minyak dan stabilitas finansial.
Namun, situasi bisa semakin rumit setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk kembali menerapkan "sanksi maksimal" terhadap Iran.
Bagi Iran, Irak berperan penting sebagai mitra ekonomi, dengan pengaruh kuat di sektor militer, politik, dan perbankan melalui berbagai jaringan yang didukungnya.
Iran memanfaatkan sistem keuangan Irak untuk menghindari sanksi AS, termasuk melalui ekspor dan perolehan valuta asing.
Pada Desember lalu, Reuters melaporkan adanya jaringan penyelundupan BBM yang menghasilkan sekitar 1 miliar dollar AS per tahun bagi Iran dan kelompok proksinya. Jaringan ini semakin berkembang sejak Perdana Menteri Mohammed Shia Al Sudani menjabat pada 2022.
Pemerintahan Al Sudani sendiri mendapat dukungan dari partai-partai politik dan kelompok bersenjata pro-Iran, yang memiliki kepentingan besar dalam ekonomi informal Irak.
Meski demikian, kerja sama Pemerintah Irak dengan Barat dalam reformasi ekonomi dan keuangan mendapat apresiasi, terutama dalam membatasi akses Iran terhadap dollar AS.
Namun, kebijakan AS di bawah kepemimpinan Trump berpotensi meningkatkan tekanan terhadap Irak.
Adapun lima bank yang terkena larangan transaksi dollar AS adalah Bank Islam Al Mashreq Al Arabi, United Bank for Investment, Bank Islam Al Sanam, Bank Islam Misk, dan Amin Iraq For Islamic Investment and Finance.
Selain itu, larangan serupa juga berlaku bagi tiga perusahaan layanan pembayaran Irak, yakni Amawl, AL-Saqi Payment, dan Aqsa Payment.