Tolak Relokasi Paksa Warga Gaza, China Tegaskan Gaza Milik Palestina
JUBIR KEMENLU CHINA. - Foto merupakan tangkap layar dari Twitter/X @MFA_China yang diambil pada Rabu (12/2/2025), menunjukkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun menyampaikan tanggapan terhadap Laporan Keamanan Munich 2025, video berdurasi 1:22 menit itu diunggah pada 11 Februari 2025. China menyatakan mereka dengan tegas menolak setiap upaya pemindahan paksa warga Gaza. 
05:30
13 Februari 2025

Tolak Relokasi Paksa Warga Gaza, China Tegaskan Gaza Milik Palestina

Tiongkok kembali menegaskan penentangannya terhadap rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin memindahkan warga Gaza ke tempat lain.

Penolakan tegas ini disampaikan oleh pemerintah China dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (5/2/2025).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan Gaza adalah wilayah Palestina dan merupakan bagian integral dari negara Palestina.

China menyatakan mereka dengan tegas menolak setiap upaya pemindahan paksa warga Gaza.

"Gaza adalah milik Palestina dan bagian dari wilayah yang tidak terpisahkan," ujar Guo Jiakun, menanggapi pertanyaan tentang rencana Trump yang mengusulkan relokasi penduduk Gaza.

China lebih lanjut menekankan bahwa pemerintah Palestina memiliki hak penuh untuk mengatur wilayah mereka tanpa adanya intervensi dari pihak luar.

Beijing menganggap bahwa pemindahan paksa warga Gaza bertentangan dengan prinsip dasar mengenai hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Palestina.

Sebelumnya, penolakan telah disuarakan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.

Jian mengatakan pemerintah meyakini warga Palestina yang berhak memerintah negara itu.

"Itu adalah prinsip dasar pemerintah pasca konflik di Gaza," kata Lin saat konferensi pers pada Rabu (5/2/2025), dikutip dari Anadolu Agency.

"Kami menentang pemindahan paksa warga Gaza," imbuhnya.

Respons Negara Arab terhadap Usulan Trump

Penolakan terhadap rencana Trump juga datang dari negara-negara Arab.

Enam negara Arab, termasuk Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Yordania, dan perwakilan Otoritas Palestina, mengadakan pertemuan di Kairo pada awal Februari untuk menanggapi usulan tersebut.

Melalui surat yang dikirim kepada Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mereka menyampaikan penolakan atas gagasan Trump tersebut.

Surat itu menyoroti masalah kemanusiaan dan ketidakstabilan yang bisa ditimbulkan jika pemindahan paksa dilakukan.

"Kami harus waspada agar tidak meningkatkan ketidakstabilan regional yang sudah sangat rentan," demikian tertulis dalam surat tersebut, dikutip dari Axios.

Negara-negara Arab tersebut khawatir jika pemindahan paksa ini akan meningkatkan radikalisasi dan kerusuhan di seluruh kawasan.

Rusia Ikut Tanggapi Relokasi Paksa Warga Gaza

Rusia juga memberikan tanggapan terhadap usulan Trump.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menegaskan bahwa Gaza adalah bagian integral dari Palestina.

Ia menambahkan bahwa hak rakyat Palestina untuk tinggal di tanah mereka tidak bisa dipertanyakan.

Zakharova menegaskan bahwa solusi untuk konflik Palestina-Israel harus berdasarkan hukum internasional dan mengarah pada pembentukan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Indonesia Menegaskan Penolakan terhadap Relokasi Paksa Warga Gaza

Indonesia, yang sejak lama mendukung kemerdekaan Palestina, juga mengeluarkan pernyataan tegas terhadap rencana pemindahan paksa warga Gaza.

Kementerian Luar Negeri Indonesia menegaskan penolakan terhadap usaha yang bertujuan mengubah komposisi demografis wilayah Palestina.

"Indonesia menolak segala upaya yang berusaha memaksa merelokasi warga Palestina atau mengubah komposisi wilayah Palestina," demikian rilis dari Kemlu Indonesia pada 5 Februari 2025.

Indonesia menyebutkan bahwa solusi yang adil bagi kedua belah pihak harus berlandaskan pada prinsip negara Palestina yang merdeka dengan perbatasan 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Erdogan Memuji Sikap Indonesia

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang hari ini berkunjung ke Indonesia dan bertemu Presiden Prabowo Subianto, memuji sikap Indonesia terhadap Palestina dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (12/2/2025).

Erdogan menyatakan niat Turki untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam upaya rekonstruksi Gaza yang telah hancur akibat konflik.

Di kesempatan ini, Erdogan kembali menyerukan pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Ia menegaskan bahwa perdamaian di Gaza adalah kunci untuk mencapai stabilitas di kawasan Timur Tengah.

Bahkan Erdogan menyinggung perkiraan jumlah kerugian akibat perang di kawasan itu.

"Kerugian akibat serangan Israel selama 15 bulan hampir mencapai $100 miliar," ujar Erdogan.

"Kerugian ini harus dipertanggungjawabkan oleh pelaku, yaitu Israel."

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Nuryanti

Tag:  #tolak #relokasi #paksa #warga #gaza #china #tegaskan #gaza #milik #palestina

KOMENTAR