Isi Lengkap Dokumen Hamas 'Our Narrative', Jawab Ragam Pertanyaan soal Operasi Banjir Al-Aqsa
Dokumen yang berbentuk PDF yang Tribunnews.com akses melalui Palestine Chronicle, menjelaskan mengenai Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Pada sampul dokumen tersebut bertuliskan "Our Narrative... Operation Al-Aqsa Flood", dilengkapi dengan gambar ilustrasi dua pria mengibarkan bendera Palestina di atas tank.
Dokumen yang dirilis dalam bahasa Arab dan Inggris oleh Hamas Media Office itu, disebut-sebut menjawab banyak pertanyaan kritis tentang konteks, waktu, dan peristiwa 7 Oktober.
Munculnya dokumen ini ke publik memberikan gambaran tentang alasan para pemimpin Perlawanan Palestina melakukan operasi besar-besaran pada 7 Oktober, selain apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu.
Dikutip dari Al Mayadeen, Operasi Banjir Al-Aqsa adalah langkah penting dan respons normal untuk menghadapi semua konspirasi Israel terhadap rakyat Palestina dan perjuangan mereka, kata gerakan Perlawanan Hamas Palestina.
Operasi tersebut dinilai sebagai sebuah tindakan defensif dalam rangka membersihkan Palestina dari pendudukan Israel, mengklaim kembali hak-hak Palestina, dan dalam jalan menuju pembebasan dan kemerdekaan seperti semua orang di seluruh dunia.
Dokumen tersebut dimulai dengan ditujukan kepada “Rakyat Palestina kami yang teguh” yang menjadi sasaran operasi genosida militer Israel, yang hingga hari ini, Senin (22/1/2024) memasuki hari ke-108.
“Mengingat agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan ketika rakyat kami melanjutkan perjuangan mereka untuk kemerdekaan, martabat, dan melepaskan diri dari pendudukan terlama yang selama ini mereka menunjukkan keberanian dan kegigihan terbaik mereka, kepahlawanan dalam menghadapi mesin pembunuh dan agresi Israel,” demikian isi pendahuluan dokumen tersebut.
Bagian Pertama Our Narrative, Operasi Banjir Al-Aqsa
Bagian pertama sepenuhnya berisi penjelasan mengenai alasan di balik Operasi Banjir Al-Aqsa.
Hamas mengontekstualisasikan peristiwa tersebut dengan menggambarkan proses penjajahan brutal yang dilancarkan oleh gerakan Zionis dan bahkan sebelumnya, oleh otoritas kolonial Inggris.
“Selama beberapa dekade yang panjang ini, rakyat Palestina menderita segala bentuk penindasan, ketidakadilan, perampasan hak-hak dasar mereka dan kebijakan apartheid,” demikian bunyi dokumen tersebut.
Dokumen ini juga mencantumkan angka resmi terkait periode antara tahun 2000 dan 2023, yang mengungkapkan jumlah warga Palestina yang tewas dan terluka yang mengejutkan.
Hamas juga menyalahkan 'proses penyelesaian damai' dan sikap keras kepala pemerintah Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya yang “selalu memperlakukan Israel sebagai negara di atas hukum.
"Mereka menyediakan perlindungan yang diperlukan untuk terus memperpanjang pendudukan dan menindak rakyat Palestina, dan juga membiarkan Israel mengeksploitasi situasi tersebut untuk mengambil alih lebih banyak tanah Palestina dan melakukan Yudaisasi terhadap tempat suci dan tempat suci mereka," isi dokumen itu.
“Setelah 75 tahun pendudukan dan penderitaan yang tak henti-hentinya, dan setelah gagalnya semua inisiatif pembebasan dan pengembalian rakyat kami, dan juga setelah hasil buruk dari proses perdamaian, apa yang dunia harapkan dari rakyat Palestina?,” bunyi dokumen itu.
Bagian Kedua Our Narrative, Peristiwa Operasi Banjir Al-Aqsa
Bagian kedua, berjudul 'Peristiwa Operasi Banjir Al-Aqsa'.
Di bagian kedua, dokumen ini menggambarkan peristiwa pada hari itu, 7 Oktober 2023 dan membantah beberapa klaim kebohongan Israel.
“Menghindari kerugian terhadap warga sipil, terutama anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia merupakan komitmen agama dan moral seluruh pejuang Brigade Al-Qassam," ungkap Our Narrative.
"Kami menegaskan kembali bahwa perlawanan Palestina sepenuhnya disiplin dan berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam selama operasi dan bahwa pejuang Palestina hanya menargetkan tentara pendudukan dan mereka yang membawa senjata terhadap rakyat kami," terang dokumen tersebut.
“Jika ada kasus yang menargetkan warga sipil; hal ini terjadi secara tidak sengaja dan selama konfrontasi dengan pasukan pendudukan,” dokumen tersebut menyoroti.
Bagian Ketiga Our Narrative, Investigasi Internasional
Pada bagian ketiga, Hamas menegaskan kembali bahwa “Ketika Palestina meminta penyelidikan atas kejahatan perang Israel yang dilakukan di wilayahnya, mereka dihadapkan pada sikap keras kepala dan penolakan Israel, serta ancaman untuk menghukum orang-orang Palestina atas permintaan tersebut ke ICC.”
“Kami mendesak negara-negara ini, terutama pemerintah AS, Jerman, Kanada dan Inggris, jika mereka ingin menegakkan keadilan seperti yang mereka klaim, mereka harus mengumumkan dukungan mereka terhadap jalannya penyelidikan atas semua kejahatan yang dilakukan di wilayah pendudukan Palestina. dan memberikan dukungan penuh kepada pengadilan internasional agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif.”
Bagian Keempat Our Narrative, Siapa Hamas?
Pada bagian keempat, berjudul 'Siapa Hamas'.
Kelompok tersebut menggambarkan dirinya sebagai “gerakan pembebasan nasional yang memiliki tujuan dan misi yang jelas” dan “mendapatkan legitimasi untuk melawan pendudukan dari hak Palestina untuk membela diri, dan tekad membebaskan diri sendiri."
“Rakyat Palestina kami yang teguh dan perlawanan mereka melancarkan pertempuran heroik untuk mempertahankan tanah dan hak nasional mereka melawan pendudukan kolonial yang paling lama dan brutal," papar dokumen tersebut.
Isi Lengkap Dokumen Hamas 'Our Narrative', Jawab Ragam Pertanyaan soal Operasi Banjir Al-Aqsa (Tangkap Layar PDF Hamas Media Office)"Rakyat Palestina sedang menghadapi agresi Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melakukan pembantaian keji terhadap warga sipil Palestina, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan," ungkap dokumen Our Narrative.
Bagian Kelima Our Narrative, Apa yang dibutuhkan?
Pada bagian kelima, berjudul 'Apa yang Dibutuhkan'.
Hamas menyerukan “penghentian segera agresi Israel di Gaza, kejahatan dan pembersihan etnis yang dilakukan terhadap seluruh penduduk Gaza”.
Selain itu, mereka juga mendesak “untuk meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel secara hukum atas penderitaan yang mereka timbulkan terhadap rakyat Palestina, dan menuntut mereka atas kejahatan terhadap warga sipil, infrastruktur, rumah sakit, fasilitas pendidikan, masjid dan gereja.”
“Kami menyerukan kepada masyarakat bebas di seluruh dunia, terutama negara-negara yang terjajah dan menyadari penderitaan rakyat Palestina, untuk mengambil sikap serius dan efektif terhadap kebijakan standar ganda yang diadopsi oleh negara-negara kuat yang mendukung pendudukan Israel," kata dokumen Our Narrative.
"Kami menyerukan kepada negara-negara ini untuk memulai gerakan solidaritas global terhadap rakyat Palestina dan menekankan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan serta hak masyarakat untuk hidup bebas dan bermartabat," jelas dokumen tersebut.
Korban Tewas di Palestina
Dikutip dari Al Jazeera, berdasarkan data terbaru yang dihimpun pukul 11.30 waktu setempat, jumlah warga Gaza yang tewas sebanyak 25.105 orang.
Lalu, jumlah korban yang mengalami cedera di Gaza lebih dari 62.681 orang, setidaknya 8.663 anak dan 6.327 wanita ada di antaranya.
Sedangkan di Tepi Barat yang diduduki, jumlah korban tewas sebanyak 369 orang.
Di Israel, para pejabat merevisi jumlah korban tewas dari 1.405 menjadi 1.139.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #lengkap #dokumen #hamas #narrative #jawab #ragam #pertanyaan #soal #operasi #banjir #aqsa