AS Merasa Frustrasi terhadap Israel atas Serangan di Gaza, Banyak Personel PBB yang Terbunuh
Seorang anggota UNRWA memeriksa halaman sekolah Al-Jawni (Jaouni) setelah serangan udara Israel menghantam lokasi tersebut pada 11 September 2024. Banyak serangan Israel yang melukai dan membunuh personel PBB dan pekerja kemanusiaan di Gaza. 
06:00
18 September 2024

AS Merasa Frustrasi terhadap Israel atas Serangan di Gaza, Banyak Personel PBB yang Terbunuh

- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebut militer Israel telah menyerang sekolah-sekolah, pekerja kemanusiaan, dan warga sipil di Gaza.

Menurutnya, serangan Israel itu sebagai tanda meningkatnya frustrasi AS dengan sekutu dekatnya saat perang di Gaza berlangsung hampir setahun.

Linda Thomas-Greenfield secara tidak biasa vokal menentang militer Israel pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Senin (16/9/2024).

Ia mengatakan, banyak serangan dalam beberapa minggu terakhir yang melukai atau membunuh personel PBB dan pekerja kemanusiaan.

Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada anggota dewan, AS akan terus meningkatkan kebutuhan Israel untuk memfasilitasi operasi kemanusiaan di wilayah Palestina.

AS juga akan melindungi pekerja kemanusiaan dan fasilitas seperti tempat penampungan UNRWA di Gaza.

Dia juga menegaskan kembali "kemarahan" AS atas kematian aktivis Turki-Amerika Aysenur Eygi, yang ditembak dan dibunuh selama protes di Tepi Barat minggu lalu.

Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, kemungkinan membunuh Eygi karena kesalahan, dan pemerintah telah memulai penyelidikan kriminal.

"IDF adalah militer profesional dan tahu betul bagaimana memastikan bahwa insiden seperti ini tidak terjadi," kata Linda Thomas-Greenfield, dikutip dari Arab News.

Sementara itu, Israel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka menargetkan militan Hamas, yang sering bersembunyi dengan warga sipil dan menggunakan mereka sebagai perisai manusia.

Hal itu dilakukan Israel sebagai balasan atas serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan memulai perang di Gaza.

Israel Serang Sekolah

Serangan udara Israel di Gaza pada Rabu (11/9/2024) menghantam sekolah PBB yang menampung keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi serta dua rumah.

Serangan itu menewaskan sebanyak 34 orang, termasuk 19 wanita dan anak-anak.

Seorang pejabat PBB mengatakan, enam staf Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) termasuk di antara korban yang tewas.

“Staf, tempat, dan operasi kemanusiaan telah diabaikan secara terang-terangan dan terus-menerus sejak awal perang,” kata Direktur UNRWA, Philippe Lazzarini, dilansir ABC News.

Serangan terhadap Sekolah Persiapan Anak Laki-laki al-Jaouni milik PBB di kamp pengungsi Nuseirat menewaskan sebanyak 14 orang, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita, kata pejabat dari rumah sakit Awda dan Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa.

Sebanyak 18 orang lainnya terluka.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan militan Hamas yang merencanakan serangan dari dalam sekolah.

Namun, klaim tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen.

Sekolah-sekolah di Gaza dipenuhi puluhan ribu warga Palestina yang terusir dari rumah mereka akibat serangan Israel dan perintah evakuasi.

Sekolah al-Jaouni, salah satu dari banyak sekolah di Gaza yang dikelola oleh UNRWA, telah menjadi sasaran beberapa serangan selama perang.

Lebih dari 90 persen bangunan sekolah di Gaza rusak parah atau sebagian akibat serangan, dan lebih dari separuh sekolah yang menampung orang-orang terlantar terkena dampak.

Jumlah itu menurut survei pada bulan Juli oleh Education Cluster, kumpulan kelompok bantuan yang dipimpin oleh UNICEF dan Save the Children.

Di sisi lain, Israel menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil akibat serangan-serangannya, dengan mengatakan bahwa para pejuangnya bermarkas dan beroperasi di lingkungan permukiman padat.

Serangan Israel di Sekolah Gaza, Al-Jaouni, yang dikelola oleh UNRWA pada Rabu (11/9/2024). Serangan Israel di Sekolah Gaza, Al-Jaouni, yang dikelola oleh UNRWA pada Rabu (11/9/2024). (X/Twitter)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, tiga warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Kota Gaza, menyusul pemboman sehari yang menewaskan sebanyak 35 orang di seluruh Gaza, kata Pertahanan Sipil Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumumkan perluasan sasaran perang yang mencakup pemulangan penduduk ke perbatasan Lebanon.

Hal ini terjadi sehari setelah para pakar hak asasi manusia PBB memperingatkan bahwa Israel akan menjadi "paria" atas "genosida" yang dilakukannya di Gaza.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan “membahas upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza” selama kunjungan tiga hari ke Mesir, karena kontrol Israel atas Koridor Philadelphia di perbatasan Mesir-Gaza tetap menjadi titik kritis dalam pembicaraan.

Serangan militer Israel terus berlanjut di Gaza, termasuk serangan di Kota Gaza dan Deir el-Balah yang telah menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Warga Gaza hanya makan rata-rata satu kali sehari karena tentara Israel menghalangi 83 persen bantuan pangan yang dibutuhkan untuk mencapai wilayah kantong yang terkepung itu, kata 15 organisasi bantuan dalam pernyataan bersama.

Kabinet perang Israel telah bertemu di tengah laporan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk mengganti Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi untuk mengakhiri perang di Gaza "tidak ada habisnya" dan "sangat sulit", tetapi ia tetap berharap kesepakatan dapat dicapai.

Setidaknya 41.226 orang tewas dan 95.413 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #merasa #frustrasi #terhadap #israel #atas #serangan #gaza #banyak #personel #yang #terbunuh

KOMENTAR