Hasil Pemilu Buruk, Kanselir Jerman Mendadak Ingin Damaikan Rusia-Ukraina, Usulannya Rugikan Kiev
Kanselir Jerman Olaf Scholz 
17:40
9 September 2024

Hasil Pemilu Buruk, Kanselir Jerman Mendadak Ingin Damaikan Rusia-Ukraina, Usulannya Rugikan Kiev

Kanselir Jerman Olaf Schoz dikabarkan tengah mempersiapkan untuk mendamaikan konflik Rusia dengan Ukraina.

Namun rencana perdamaian tersebut bakalan merugikan pihak Kiev, karena dalam draft yang akan diusulkan oleh pemimpin Jerman ini menyiratkan Rusia bakal mempertahankan wilayah yang telah direbut dari Ukraina.

Surat kabar Italia La Repubblica dikutip oleh Strana mengungkapkan rencana itu dalam sebuah beritanya.

"Olaf Scholz tengah menyusun rencana perdamaian untuk membawa Rusia ke meja perundingan. Diasumsikan bahwa Kyiv akan menerima konsesi teritorial," tulis media itu.

La Repubblica mengungkapkan bahwa ide tersebut terungkap karena Scholz ingin tercatat dalam sejarah bisa mendamaikan konflik berkepanjangan.

Ia ingin disebut sebagai kanselir perdamaian.

Hal sama juga diungkapkan dalam wawancara yang disiarkan di televisi dengan penyiar negara ZDF yang ditayangkan pada hari Minggu.

"Saya yakin bahwa sekarang adalah saatnya untuk membahas cara mencapai perdamaian dari keadaan perang ini, bahkan dengan kecepatan yang lebih cepat," katanya.

Namun di balik keinginan mendamaikan dua negara tetangga yang telah dua tahun lebih berseteru tersebut, ternyata ada maksud politis lainnya.

La Repubblica mengungkapkan Olaf Scholz menginisiasi perdamaian dua negara ini karena untuk menghindari kemungkinan mengundurkan diri.

Koalisi partainya kalan dalam pemilu di dua wilayah yang sangat berpengaruh di Jerman, Thuringia dan Saxony (bekas Jerman Timur).

"Ia dihantui oleh rumor yang semakin kuat bahwa kemungkinan kekalahan dalam pemilu 22 September di Brandenburg dapat memaksanya untuk mengundurkan diri, kanselir telah memutuskan untuk mengandalkan masalah Ukraina untuk keluar dari kesulitannya," kata artikel tersebut.

Dilaporkan oleh media Jerman, bahwa koalisi pemerintahan Demokrat Sosial, Partai Hijau, dan Demokrat Bebas kalah telak dalam pemilu di dua wilayah tersebut.

Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) meraup suara terbesar dengan perolehan 32,8 persen, disusul Partai Kristen Demokrat sebesar 23,6 persen, Aliansi Sahra Wagenknech (BSW) 15,8 persen, Partai Kiri (13,1 persen, Partai Sosial Demokrat (SPD) 6,1 persen, Partai Hijau 3,2 persen dan partai-partai lainnya yang mengumpulkan suara 4,3 persen.

WD mengabarkan, hasil paling berpengaruh adalah di Thuringia. AfD menjadi partai sayap kanan pertama yang hasil pemilunya dalam pemilu negara bagian yang melampaui Demokrat Kristen (CDU), atau pertama sejak Perang Dunia II.

"Khususnya, ketiga partai yang membentuk koalisi pemerintahan Kanselir Olaf Scholz di tingkat nasional di Berlin semuanya telah melihat hasil yang menghancurkan," tulis DW.

Survei ZDF secara terpisah pada hari Minggu, sekitar 77 persen warga Jerman menganggap Scholz sebagai pemimpin yang lemah, sementara hanya 17 persen yang berbicara positif tentang kualitas kepemimpinannya.

Jajak pendapat tersebut tampaknya menandai peringkat persetujuan terburuk yang ditunjukkan oleh Scholz selama masa jabatannya, dengan sekitar 74 persen responden percaya bahwa kanselir tersebut tidak boleh menjadi calon terdepan bagi partai Sosial Demokrat dalam pemilihan federal September 2025.

Sementara Russia Today menulis Berlin telah menjadi salah satu pendukung utama Kiev di tengah konflik itu setelah sebelumnya menyatakan tidak ingin membantu Ukraina.

Jerman menjadi pemasok senjata ke Ukraina terbanyak nomor dua setelah AS.

Senjata yang dikirim dari Berlin ke Kiev antara lain berbagai perangkat keras, termasuk tank tempur utama Leopard 1 dan 2, serta kendaraan tempur infanteri Marder.

Tag:  #hasil #pemilu #buruk #kanselir #jerman #mendadak #ingin #damaikan #rusia #ukraina #usulannya #rugikan #kiev

KOMENTAR