Trump Usul Pemindahan Warga Gaza ke Yordania dan Mesir
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin (27/1), kembali mengungkapkan keinginannya untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ke lokasi yang dianggap “lebih aman” seperti Mesir atau Yordania. Trump juga menyebut akan segera bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Washington.
Trump pertama kali mengutarakan ide ini pada Sabtu (25/1), menyebutkan perlunya “membersihkan” Gaza setelah lebih dari 15 bulan perang Israel mengubah wilayah tersebut menjadi “situs kehancuran.”
“Saya ingin mereka tinggal di wilayah di mana mereka bisa hidup tanpa gangguan, revolusi, dan kekerasan yang berlebihan. Anda tahu, jika melihat Jalur Gaza, wilayah itu sudah seperti neraka selama bertahun-tahun... kekerasan selalu ada di sana,” katanya.
Namun, ketika ditanya dampaknya terhadap solusi dua negara, Trump hanya menegaskan rencana pertemuannya dengan Netanyahu dalam waktu dekat.
Trump juga menyebut telah melakukan pembicaraan dengan Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. Keduanya secara historis menolak ide pemindahan warga Palestina dari tanah mereka.
“Saya berharap dia (al-Sisi) mau menerima beberapa dari mereka,” ujar Trump.
Perang Israel-Palestina yang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza, sebanyak 2,4 juta jiwa, mengungsi. Saat ini, gencatan senjata selama enam minggu tengah berlangsung, memungkinkan pembebasan 33 sandera dari Gaza dengan pertukaran sekitar 1.900 tahanan Palestina.
Tahap berikutnya dari perundingan akan fokus pada pembebasan sandera terakhir dan mengakhiri konflik secara definitif. Proses rekonstruksi Gaza dan pemulangan jenazah sandera yang meninggal dalam tahanan juga menjadi agenda utama pascaperang.
Meskipun pemerintahan mantan Presiden Joe Biden telah menyusun serangkaian rencana untuk periode pascaperang di Gaza, Trump belum memberikan pernyataan terkait langkah-langkah tersebut.