Ejek Donald Trump, Iran Minta Penduduk Israel Diusir Saja ke Greenland
Araghchi menentang tegas usul itu. Dia lalu mengejek Trump dengan cara memintanya mengusir penduduk Israel ke Greenland.
"Saran saya berbeda. Ketimbang memindahkan warga Palestina, cobalah mengusir penduduk Israel, bawa mereka ke Greenland sehingga mereka bisa membunuh dua lalat dalam satu tepukan," kata Araghchi saat diwawancarai Sky News di Kota Teheran hari Senin, (28/1/2025), dikutip dari Press TV.
Trump belakangan ini memang disorot karena berulang kali meminta AS untuk mencaplok Greenland yang menjadi wilayah otonom Denmark.
Sabtu lalu, (25/1/2025), Trump bahkan meyakini Greenland nantinya akan dimiliki AS.
"Saya pikir kita akan memilikinya," kata dia kepada wartawan saat berada di dalam pesawat Air Force One.
Dia juga mengklaim Greenland yang berpenduduk 57.000 jiwa itu "ingin bergabung" dengan AS.
Sebelumnya, dalam pembicaraan dengan Trump melalui telepon, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menegaskan bahwa Greenland tidak dijual.
Trump memang pernah mengungkapkan kemungkinan pembelian Greenland saat dia menjabat sebagai presiden untuk pertama kalinya, yakni tahun 2019 lalu. Dia mengklaim kendali AS atas Greenland "sangat dibutuhkan" demi keamanan internasional.
"Saya tidak tahu apa klaim Denmark tentang hal itu, tetapi akan menjadi tindakan yang sangat tidak bersahabat jika mereka tidak mengizinkannya terjadi karena itu demi melindungi dunia yang bebas ini," ucap Trump.
Araghchi peringatkan AS-Israel agar tak serang fasilitas nuklir
Dalam momen yang sama, Araghchi memperingatkan Israel dan AS agar tidak menyerang fasilitas nuklir Iran.
Menurut Araghchi, jika serangan itu terjadi, akan muncul "bencana sangat mengerikan" di seluruh kawasan Timur Tengah.
"Serangan apa pun terhadap fasilitas nuklir kami akan segera mendapat balasan tegas," ujar Araghchi.
Meski demikian, dia meyakini Israel dan AS tidak akan berani menyerang fasilitas nuklir Iran.
"Tetapi saya tidak yakin mereka akan melakukan hal yang gila itu. Ini sungguh gila dan ini akan mengubah Timur Tengah menjadi bencana yang sangat buruk," katanya.
Untuk menunjukkan bahwa program nuklir bertujuan baik, Iran menandatangani kesepakatan yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama tahun 2015.
Namun, AS menarik diri dari perjanjian itu tahun 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran sehingga masa depan perjanjian itu tidak dapat dipastikan.
Setahun berselang Iran mencabut batasan-batasan yang diatur dalam JCPOA karena pihak lain tidak memenuhi komitmennya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memberi sinyal bahwa dia menginginkan kesepakatan baru dengan Iran. Dia bahkan mengatakan hal itu akan bagus.
Araghchi mengaku siap mendengarkan apa kata Trump. Namun, dia berujar perlu lebih dari sekadar kata-kata agar Iran bisa yakin untuk memulai negosiasi dengan AS. Itu karena AS pernah menarik diri dari JCPOA.
"Situasinya berbeda dan jauh lebih susah daripada yang sebelumnya," kata dia.
"Ada banyak hal yang harus diselesaikan oleh pihak lain agar bisa meyakinkan kami. Kami belum mendengar selain kata 'bagus' itu, dan sudah jelas bahwa ini tidak cukup."
Tag: #ejek #donald #trump #iran #minta #penduduk #israel #diusir #saja #greenland