Kemenkes Mulai Skrining Kesehatan Jiwa, Dimulai dari Sekolah Dasar
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengungkapkan bahwa masalah kejiwaan di Indonesia masih sering kali tidak terdeteksi, baik karena kurangnya skrining maupun diagnosis yang tepat.
Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang akan dimulai sejak usia 7 tahun di tingkat sekolah dasar hingga lansia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari delapan orang di dunia mengalami gangguan kejiwaan. Dengan rasio seperti itu, bisa dibayangkan 28 juta orang Indonesia punya masalah tersebut.
Budi menambahkan bahwa masalah kejiwaan di Indonesia sering dianggap tabu untuk dibicarakan, mirip dengan stigma yang ada pada penyakit seperti HIV.
"Karena ini sama-sama HIV juga, penyakit yang stigmatizing, istilahnya. Orang takut bilang dia sakit jiwa. Di internet nggak pernah orang bilang, 'oh aku sakit jiwa nih'. Apalagi, zaman dulu, itu kan lebih tabu lah," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (22/1/2025).
Untuk itu, Kemenkes berkomitmen untuk serius menangani isu ini.
Menurut Budi, pemeriksaan kejiwaan seharusnya dipandang sama pentingnya dengan pemeriksaan kesehatan dasar seperti cek darah.
Dalam program PKG, pihak Kemenkes menggunakan kuesioner untuk mendeteksi jenis gangguan mental yang mungkin dialami seseorang.
"Banyak tuh ada ADHD, ada bulimia, eating disorder, ada autism, neuro disorder," tuturnya.
Penanganan gangguan kejiwaan dapat dilakukan melalui konsultasi dengan psikolog, atau dalam kasus yang lebih berat, dengan pemberian obat-obatan.
Kemenkes kini tengah berupaya memperluas layanan penanganan masalah mental, bahkan hingga ke tingkat puskesmas. "Yang farmakologisnya nanti kita lihat," katanya.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, kelompok anak muda usia 15-24 tahun memiliki prevalensi depresi tertinggi, dengan perempuan, mereka yang berpendidikan rendah, serta pekerja dengan keterampilan rendah menjadi kelompok yang paling rentan.
Prevalensi depresi di Indonesia secara nasional tercatat sebesar 1,4 persen, dengan angka tertinggi ditemukan di Provinsi Jawa Barat dan terendah di Bali.
Namun, meskipun kelompok anak muda memiliki prevalensi depresi tertinggi, hanya 10,4 persen dari mereka yang mencari pengobatan.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang enggan atau tidak tahu bagaimana cara untuk mendapatkan bantuan.
Kemenkes berharap dengan program PKG, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dapat meningkat di kalangan masyarakat.
Tag: #kemenkes #mulai #skrining #kesehatan #jiwa #dimulai #dari #sekolah #dasar