Metode Radio Frequency Ablation untuk Pengobatan Tiroid Tanpa Operasi
Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta mendapatkan penanganan yang tepat terhadap masalah tiroid.
Dokter spesialis penyakit dalam yang mendalami sub spesialisasi endokrin dan penyakit metabolik, dr Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE mengatakan, penting untuk masyarakat memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial.
"Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup," katanya, Senin (25/11/2024).
Rochsismandoko yang berpraktek di Bethsaida Hospital menambahkan, sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi.
"Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation atau RFA dimana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan (nodul) tiroid," katanya.
Tindakan RFA ini akan melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid, kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor.
Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman & nyaman selama menjalani prosedur.
"Pada umumnya prosedur Radio Frequency Ablation ini akan memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi," katanya.
Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya.
Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam.
Selain itu, prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan namun biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu.
“Kami menyediakan fasilitas lengkap, termasuk Radio Frequency Ablation, untuk penanganan tiroid dengan teknologi terkini dan tim medis berpengalaman, demi memastikan perawatan optimal dan nyaman tanpa operasi konvensional,” ujar dr Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Sepong.
Diketahui Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon-hormon yang berperan dalam mengontrol proses metabolisme tubuh seperti, antara lain mengatur suhu tubuh, mengontrol penyerapan nutrisi dan penggunaan energi, mengatur reproduksi, mengoptimalkan perkembangan otak dan sistem saraf, mengatur tekanan darah dan denyut jantung.
Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk dan gangguan fungsi hormon tiroid.
Perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).
Gejala Hipertiroid meliputi gemetar, gelisah, mata melotot; penurunan berat badan meski banyak makan; gangguan tidur, rasa lelah, jantung berdebar-debar; intoleransi panas, diare, dan gangguan menstruasi ; otot lemah, rasa cemas, nadi cepat, kelenjar gondok membesar
Sementara gejala Hipotiroid meliputi mudah lelah, peningkatan berat badan, pelupa ; sulit berkonsentrasi, rambut rontok, kulit kering; intoleransi dingin, kolesterol tinggi, mata sembab dan denyut jantung melemah, suara parau, siklus menstruasi tidak teratur.
Tag: #metode #radio #frequency #ablation #untuk #pengobatan #tiroid #tanpa #operasi