Kekambuhan jadi Tantangan Besar dalam Penanganan Kanker Ovarium
Ilustrasi(FREEPIK)
13:18
7 Oktober 2025

Kekambuhan jadi Tantangan Besar dalam Penanganan Kanker Ovarium

 

Kanker ovarium termasuk dalam jenis kanker yang memiliki angka kekambuhan tinggi. Bahkan setelah menjalani operasi dan kemoterapi, risiko kekambuhan masih tetap tinggi pada tiga tahun pertama. Dengan penanganan yang tepat, masa bebas penyakit bisa diperpanjang.

Kanker ovarium adalah penyakit di mana sel-sel ganas (kanker) terbentuk di dalam atau di sekitar indung telur (ovarium). Penyakit ini sering terlambat didiagnosis.

“Mayoritas pasien kanker ovarium baru terdiagnosis pada stadium 3 atau 4 akibat gejala awal yang tidak spesifik dan belum adanya metode skrining yang efektif," jelas dokter obgin konsultan onkologi dr.Muhammad Yusuf Sp.OG(K), Onk.

Selain itu, menurut dr.Yusuf kanker ovarium juga tidak memiliki gejala yang khas atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

Ada pun gejala yang sering dialami pasien antara lain perut terasa kembung dan tidak nyaman, perubahan kebiasaan buang air besar, perdarahan abnormal di luar siklus haid, cepat lelah, dan berat badan turun tanpa sebab.

"Setiap perdarahan yang terjadi di luar siklus haid sebaiknya tidak diabaikan, lakukan pemeriksaan dokter," ujarn dokter dari RS Kanker Dharmais Jakarta ini.

Pengobatan kanker ovarium 

Dijelaskan oleh dr.Yusuf, ada beberapa jenis pengobatan kanker ovarium. Langkah pertama dan terpenting adalah pembedahan.

"Tujuannya adalah mengangkat sebanyak mungkin tumor atau sel kanker dari dalam tubuh," katanya.

Setelah operasi, pengobatan dilakukan dengan kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Kemudian ada terapi target, yaitu terapi yang ditargetkan dirancang untuk menyerang karakteristik spesifik sel kanker dan dapat digunakan sendiri atau dengan pengobatan lain.

Sayangnya, kanker ovarium memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi, bahkan setelah menjalani operasi dan kemoterapi. Kondisi ini menunjukkan pentingnya rangkaian penanganan dan terapi yang terintegrasi sejak awal hingga lanjutan.

Ilustrasi ovarium.Dok. Freepik/Freepik Ilustrasi ovarium.

Terapi pemeliharaan 

Keberhasilan pengobatan kanker ovarium sendiri bergantung pada beberapa langkah yang saling melengkapi. Setelah pengobatan, pasien biasanya disarankan untuk melakukan terapi pemeliharaan untuk menambah waktu remisi (bebas penyakit kanker).

Maintenance terapi  dapat mengurangi risiko kembalinya kanker atau memperpanjang waktu hingga kanker kembali atau memburuk.

Panduan internasional seperti ESMO dan NCCN merekomendasikan pemeriksaan HRD (Homologous Recombination Deficiency) dan BRCA (Breast Cancer gene 1 dan 2) dilakukan sedini mungkin pada pasien kanker ovarium setelah operasi untuk memastikan terapi pemeliharaan yang tepat.

Pada kanker ovarium, khususnya jenis karsinoma ovarium serosa derajat tinggi kondisi HRD ini sangat umum ditemukan.

Hasil HRD positif memiliki makna yang sangat penting dan menguntungkan dari sisi penatalaksanaan kanker, karena ini berhubungan dengan respons terhadap terapi target yang disebut Penghambat PARP (PARP Inhibitors).

Studi PAOLA-1 menunjukkan pasien HRD-positif yang menjalani maintenance therapy dengan Olaparib dan Bevacizumab memiliki masa bebas penyakit hingga 37 bulan, hampir dua kali lebih lama dibanding terapi dengan Bevacizumab saja.

Sementara itu, studi SOLO-1 membuktikan bahwa pasien dengan mutasi BRCA yang menggunakan Olaparib memiliki risiko progresi 70 persen lebih rendah, dan hampir setengahnya tetap dalam remisi setelah lima tahun.

Ditambahkan oleh  Medical Director AstraZeneca Indonesia, dr.Freddy, akses terhadap pemeriksaan HRD dan maintenance therapy bagi pasien kanker ovarium di Indonesia sangat penting. 

"Data klinis global telah membuktikan manfaat signifikan terapi ini dalam memperpanjang masa bebas penyakit. Kami berharap lebih banyak pasien di Indonesia dapat memperoleh manfaat dari maintenance therapy, sehingga kualitas hidup mereka semakin baik,” katanya.

 

Tag:  #kekambuhan #jadi #tantangan #besar #dalam #penanganan #kanker #ovarium

KOMENTAR