



Jokowi Diduga Alami Alergi Kulit, Dokter: Lazim Dialami Setelah Pergi ke Luar Negeri
Reaksi alergi pada kulit seperti yang dialami mantan Presiden Joko Widodo disebut lazim terjadi pada seseorang setelah perjalanan panjang ke luar negeri.
Menurut epidemiolog dr. Dicky Budiman, perjalanan ke luar negeri dapat menjadi pemicu munculnya gejala alergi kulit pada seseorang akibat berbagai faktor. Ia menjelaskan bahwa beberapa infeksi virus ringan yang umum ditemui saat perjalanan internasional, seperti enterovirus dan adenovirus, bisa menimbulkan ruam kulit non-spesifik.
"Infeksi saluran napas atau sistemik ringan juga bisa menyebabkan ruam akibat reaksi imun tubuh terhadap virus atau disebut juga viral exanthema," jelas Dicky kepada suara.com, Senin (23/6/2025).

Tak hanya infeksi, perjalanan jarak jauh yang disertai kelelahan, jet lag, dan penurunan daya tahan tubuh juga dapat memicu kekambuhan kondisi kulit yang sebelumnya tidak kentara, seperti eksim atopik atau psoriasis ringan.
Dicky menambahkan bahwa sejumlah faktor lingkungan di luar negeri juga bisa menjadi pemicu reaksi kulit, terutama bagi individu yang sistem imunnya sensitif.
Perubahan suhu ekstrem seperti udara dingin, polusi, serbuk sari, jamur lokal, hingga makanan asing yang mengandung aditif atau MSG bisa menjadi pemicu alergi kulit.
"Air lokal untuk mandi atau cuci muka dengan kandungan mineral tinggi atau hard water juga dapat iritatif bagi kulit sensitif," imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa udara dalam kabin pesawat yang sangat kering kerap memperparah kondisi kulit selama perjalanan.
Meski seseorang tidak memiliki riwayat alergi berat sebelumnya, reaksi seperti itu tetap bisa muncul, terutama dalam konteks perjalanan internasional yang padat.
Oleh karena itu, Dicky menyarankan untuk setidaknya lakukan pencegahan dengan membawa serta obat alergi setiap kali bepergian jauh seperti ke luar negeri.
"Perjalanan lintas negara bisa memicu respons alergi atau reaksi kulit, bahkan tanpa riwayat alergi berat sebelumnya. Maka dari itu, untuk wisatawan dan pejabat negara, sebaiknya membawa obat antialergi dan pelembap kulit (emollient)," sarannya.
Juga sebaiknya hindari mencoba makanan baru secara berlebihan dalam waktu singkat. Penting juga untuk cukup tidur dan hidrasi selama perjalanan.
"Bila ada perubahan kulit yang menetap atau memburuk, perlu evaluasi medis lanjutan, terutama untuk menyingkirkan reaksi sistemik atau infeksi," pungkasnya.
Alergi Kulit Setelah Kunjungan ke Vatikan
Sebelumnya, seperti diwartakan Suara Surakarta pada awal Juni ini, Presiden ke 7, Jokowi mengalami alergi kulit setelah pulang dari Vatikan. Jokowi diketahui diutus Presiden Prabowo Subianto untuk menyampaikan penghormatan terakhir untuk mendiang Paus Fransiskus pada akhir April lalu.
Informasi itu diungkap judan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah di Surakarta. Syarif ketika mengatakan Jokowi sedang dalam masa pemulihan.
"Secara fisik beliau fit banget, tidak ada masalah. Saat ini baru pemulihan pasca pulang dari Vatikan," ujarnya saat ditemui, Kamis (5/6/2025).
Syarif menyebut mungkin faktor cuaca di sana yang membuat Jokowi jadi alergi kulit. Jadi di sana penyesuaian lalu pulang ke Indonesia, namun beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya.
"Jadi enggak langsung kena tapi beberapa hari setelah pulang. Mungkin karena cuaca di sana. Ini sudah ditangani dokter," terang dia.
Syarif mengaku Jokowi tidak merasakan deman dan gatal saat mulai alergi.
"Beliau nggak ada merasakan panas, ngerasain gatal. Pure hanya alergi biasa," jelasnya.
Syarif membantah kabar yang beredar di media sosial kalau Jokowi menderita autoimun hingga harus berobat ke Jepang.
"Itu hoaks, enggak benar. Enggak lah, itu alergi biasa. Bukan autoimun juga, enggak sampai sana," tegas dia.
Tag: #jokowi #diduga #alami #alergi #kulit #dokter #lazim #dialami #setelah #pergi #luar #negeri