



Mengenal 5 Jenis Garam: Tak Sekadar Asin, Tapi Penuh Manfaat Tersembunyi!
Dalam dunia kuliner, garam merupakan elemen penting yang tak bisa dipisahkan dari cita rasa masakan. Tanpa garam, rasa makanan akan terasa hambar dan tidak menggugah selera.
Namun, perlu diketahui bahwa garam bukan hanya soal rasa, tapi juga kandungan mineral dan manfaat bagi kesehatan.
Dilansir dari laman YouTube Kunci Sehat, terdapat berbagai jenis garam yang memiliki karakteristik berbeda, baik dari segi tekstur, warna, maupun kandungan nutrisinya.
Dengan mengenali jenis-jenis garam ini, kita dapat lebih bijak dalam menggunakannya dalam masakan sehari-hari. Mari simak lima jenis garam yang perlu kamu ketahui, lengkap dengan keunggulannya masing-masing:
1. Garam Meja (Table Salt)
Garam meja adalah jenis garam yang paling umum digunakan dalam rumah tangga dan industri makanan. Garam ini telah melalui proses pemurnian yang cukup panjang, sehingga menghasilkan tekstur halus dan mudah larut.
Garam meja biasanya diperkaya dengan yodium, mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga fungsi tiroid. Kekurangan yodium dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gondok, keterlambatan mental, dan hipotiroidisme.
Selain itu, garam meja mengandung sekitar 97% natrium klorida dan sering ditambahkan agen anti caking agar tidak menggumpal. Itulah sebabnya bentuknya selalu kering dan mudah digunakan dalam berbagai resep.
2. Garam Laut (Sea Salt)
Garam laut diperoleh melalui proses penguapan air laut, sehingga mengandung berbagai mineral alami seperti kalium, kalsium, dan magnesium. Kandungan ini memberi rasa yang sedikit berbeda dan dianggap lebih kompleks dibandingkan garam meja.
Tekstur garam laut cenderung lebih kasar dan warnanya bervariasi tergantung sumbernya, semakin gelap warnanya, semakin banyak kandungan mineralnya. Namun, karena berasal dari laut, garam ini juga berpotensi mengandung kontaminan seperti mikroplastik dan logam berat.
Garam laut sangat cocok digunakan untuk menambah tekstur dalam masakan seperti salad atau hidangan panggang. Rasa dan penampilannya membuatnya populer di kalangan chef profesional.
3. Garam Himalaya (Himalayan Pink Salt)
Garam Himalaya berasal dari tambang garam di pegunungan Himalaya, khususnya di Pakistan, dan dikenal karena warnanya yang merah muda alami. Warna tersebut berasal dari kandungan zat besi di dalamnya.
Dibandingkan garam meja, garam Himalaya memiliki kandungan natrium yang sedikit lebih rendah. Selain itu, garam ini juga mengandung mineral mikro seperti magnesium, kalsium, dan kalium yang memberi tambahan nilai nutrisi.
Banyak orang percaya bahwa garam Himalaya memiliki manfaat detoksifikasi, meskipun bukti ilmiahnya masih terbatas. Karena tampilannya yang menarik, garam ini juga sering digunakan sebagai garam finishing atau hiasan makanan.
4. Garam Celtic (Celtic Sea Salt)
Garam Celtic, atau dikenal juga sebagai garam abu-abu, memiliki tekstur yang lembap dan warna keabu-abuan karena kandungan air laut dan mineralnya. Garam ini dipanen secara tradisional dari pantai Prancis menggunakan metode khusus.
Garam Celtic memiliki kadar natrium lebih rendah dibandingkan garam meja dan dikenal memiliki sifat basa yang membantu menjaga keseimbangan pH tubuh. Beberapa orang juga menggunakannya untuk mencegah kram otot karena kandungan magnesiumnya.
Penggunaan garam ini cocok untuk masakan sehari-hari yang membutuhkan rasa alami dan sedikit lebih lembut. Teksturnya yang lembab membuatnya unik dan berbeda dari jenis garam lainnya.
5. Garam Kosher (Kosher Salt)
Garam Kosher dikenal dengan bentuknya yang besar dan kasar, sehingga mudah diambil dan ditaburkan dengan jari. Jenis garam ini sering digunakan oleh para profesional dapur karena memberikan kontrol rasa yang lebih baik.
Berbeda dari garam meja, garam Kosher tidak mengandung yodium dan agen anti-caking, sehingga lebih alami. Nama "Kosher" berasal dari penggunaannya dalam proses kashering, yaitu penghilangan darah dari daging sesuai hukum Yahudi.
Karena tingkat salinitasnya yang rendah, garam ini ideal digunakan dalam proses memasak dan marinasi. Garam Kosher memungkinkan rasa asin yang lembut dan tidak berlebihan pada masakan.
Dari lima jenis garam di atas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung dari kebutuhan dan penggunaannya. Walau belum ada bukti kuat yang menyatakan satu jenis garam lebih sehat dari yang lain, pemilihan jenis garam tetap bisa disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dan preferensi rasa.
Yang terpenting adalah mengontrol jumlah konsumsi garam harian. Meski garam memberi cita rasa, asupan berlebih bisa berdampak buruk bagi tekanan darah dan kesehatan jantung.
Gunakanlah garam secukupnya, dan pilihlah yang mengandung yodium jika memungkinkan, untuk mencegah gangguan tiroid serta menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Tag: #mengenal #jenis #garam #sekadar #asin #tapi #penuh #manfaat #tersembunyi