Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Ilustrasi lemas. Sebagian besar kasus anemia di Indonesia disebabkan oleh pola makan yang buruk, bukan karena faktor genetik.(Freepik/pch.vector)
10:12
17 Juni 2025

Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi

Tubuh sering lemas, wajah pucat, dan kurang semangat bisa menjadi tanda anemia, kondisi ketika jumlah sel darah merah sehat dalam tubuh menurun.

Anemia masih menjadi masalah kesehatan yang kerap tak disadari oleh masyarakat. Jika tidak ditangani, anemia dapat mengganggu kualitas hidup hingga menurunkan produktivitas.

Anemia terjadi saat jumlah sel darah merah yang sehat dalam tubuh berkurang, sehingga distribusi oksigen ke seluruh tubuh menjadi tidak optimal.

Hal ini disampaikan oleh dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K) dalam siaran langsung Instagram Kementerian Kesehatan RI pada Jumat (13/6/2025).

Ia menekankan bahwa kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, vitamin B, dan protein tertentu menjadi penyebab utama gangguan ini, terutama di kalangan usia produktif.

Mayoritas kasus anemia akibat pola hidup

Andi menjelaskan bahwa sebagian besar kasus anemia bukan berasal dari faktor bawaan, melainkan akibat pola hidup yang kurang sehat.

"Anemia by definition adalah berkurangnya jumlah sel darah merah yang sehat di dalam badan manusia. Jadi, eritrositnya itu jumlahnya kurang dibandingkan yang normal," jelas Andi.

Ia menyebutkan bahwa anemia memang bisa disebabkan oleh penyakit genetik seperti thalassemia atau sickle cell anemia.

Namun, mayoritas kasus justru dipicu oleh kekurangan nutrisi penting seperti zat besi, vitamin B, atau protein tertentu.

“Di beberapa wilayah, kecacingan juga bisa menyebabkan anemia karena parasit ini merebut nutrisi dari tubuh manusia,” ujarnya.

Ia menambahkan, anemia juga bisa muncul sebagai dampak dari penyakit kronis seperti kanker atau gagal ginjal.

Siapa saja yang rentan terkena anemia?

Lebih lanjut, Andi mengungkapkan bahwa anemia kini tidak lagi terbatas pada kelompok dengan kekurangan gizi berat.

Bahkan, individu dengan berat badan normal pun bisa terkena anemia jika asupan gizinya tidak seimbang.

“Saya ketemu pasien, badannya secara makro nutrisinya cukup tetapi dia kurang zat besi,” katanya.

Menurutnya, pola makan menjadi faktor penting yang sering luput dari perhatian.

Banyak orang mengonsumsi kalori berlebih seperti gula, tepung, dan lemak, namun mengabaikan kebutuhan mikronutrien seperti zat besi dan vitamin yang esensial untuk pembentukan sel darah merah.

“Kita coba elaborasi, kita gali. Kita ketemu bahwa pola makannya memang jarang makan sayur, malas makan ikan,” tambahnya.

Anemia yang dibiarkan tanpa penanganan bisa berdampak serius pada kesehatan, terutama pada kelompok produktif dan remaja.

Karena itu, penting untuk menerapkan pola makan yang seimbang, memastikan kecukupan zat besi, serta memeriksakan diri jika mengalami gejala anemia, seperti mudah lelah atau pucat.

Kementerian Kesehatan terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan anemia melalui edukasi dan promosi gaya hidup sehat.

Pemeriksaan rutin dan perbaikan pola makan menjadi kunci untuk mencegah kondisi ini berkembang lebih jauh.

Tag:  #bahaya #anemia #tubuh #terlihat #sehat #tapi #kekurangan #besi

KOMENTAR