



Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Orang dengan didiagnosis menderita gangguan kepribadian narsistik (NPD) atau hanya memiliki sedikit karakteristik narsistik, punya sifat-sifat yang dapat memengaruhi hubungan dengan orang terdekatnya. Hal itu juga memengaruhi cara mereka mengasuh anak-anak mereka.
Beberapa tokoh terkenal secara terbuka mengungkapkan masa kecilnya yang berat karena memiliki orangtua NPD. MIsalnya saja Christina Crawford, anak dari aktris Hollywood, Joan Crawford.
Dalam bukunya yang berjudul Mommie Dearest yang ditulis Christina, ia menggambarkan ibunya sebagai sosok yang sangat mengontrol, kasar secara emosional dan fisik, serta sangat peduli pada citra publik.
Ayah dari Michael Jackson, Joe Jackson, juga digambarkan oleh anak-anaknya sebagai orangtua yang otoriter, perfeksionis, dan mengejar kesuksesan anak-anaknya dengan cara yang sangat keras dan tanpa empati.
Dampaknya, saat dewasa dan sukses, Michael Jackson sering berbicara tentang luka emosional dari masa kecilnya.
Ciri orantua NPD
Untuk menerima diagnosis NPD, seseorang harus memenuhi kriteria tertentu saat dinilai oleh profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog klinis.
Namun, orangtua tetap dapat memiliki sifat narsistik meskipun mereka tidak memenuhi kriteria NPD. Sifat-sifat ini dapat menyebabkan disfungsi hubungan, dan masalah kesehatan mental bagi buah hatinya.
Orangtua NPD sering kali memandang anak sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri, bukan sebagai individu yang utuh dan terpisah.
Mindful parenting
Karakteristik orangtua narsis mungkin mencakup hal-hal berikut:
- Memfokuskan seluruh waktu dan perhatian keluarga pada diri sendiri
Orang narsis sering kali membutuhkan validasi terus-menerus untuk menebus harga diri yang rendah. Mereka juga cenderung lebih fokus pada perasaan mereka sendiri daripada perasaan orang lain.
- Tidak menunjukkan perhatian atau kasih sayang untuk anak-anak matau anggota keluarga lainnya
Karena orang narsis sering kali fokus pada diri mereka sendiri dan memikirkan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain, orangtua narsis mungkin menunjukkan sedikit perhatian atau kasih sayang untuk anggota keluarga lainnya.
Mereka paling peduli tentang bagaimana perasaan dan perilaku orang memengaruhi mereka, bukan tentang bagaimana perasaan anggota keluarga lainnya.
- Tidak mau bertanggung jawab saat terjadi kesalahan
Orang narsisis mungkin akan langsung menyalahkan orang lain saat rencana gagal, meskipun mereka sendiri yang salah. Mengakui kesalahan atau kekurangan mereka sendiri dapat menghancurkan pandangan mereka yang sudah tidak stabil terhadap diri mereka sendiri.
- Menjadi orang yang bergantung atau suka mengontrol
Orangtua yang narsisis mungkin terlalu suka mengontrol sehingga mereka dapat memastikan setiap situasi berjalan sesuai keinginan mereka. Sering kali, harga diri mereka tidak cukup tinggi untuk menghadapi kemunduran.
Mereka mungkin juga memiliki rasa takut terus-menerus untuk ditinggalkan, yang membuat mereka mengimbanginya dengan sikap saling bergantung dalam hubungan.
- Memerintah dengan dominasi, rasa takut, atau manipulasi
Orang narsisis akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk memastikan mereka memegang kendali atas suatu hubungan atau situasi, meskipun itu berarti mengerahkan kendali dengan mendominasi, menanamkan rasa takut, atau memanipulasi.
Karena perhatian utama mereka adalah diri mereka sendiri, orang tua yang narsisis akan menggunakan taktik ini untuk membuat anak atau pasangannya berperilaku sesuai keinginan mereka.
- Menggoda, mengejek, menindas, atau melakukan gaslighting
Orangtua yang narsis mungkin mencoba menjatuhkan dengan cara menggoda, mengejek, menindas, atau melakukan gaslighting sehingga mereka selalu tampak lebih unggul dari orang lain.
- Hanya dapat menunjukkan cinta bersyarat
Orangtua yang narsis mungkin membuat kita merasa tidak akan mencintai mereka jika mereka melakukan atau mengatakan hal-hal tertentu. Menahan cinta adalah cara bagi mereka untuk menanamkan rasa takut untuk lebih mengendalikan.
Utamakan perawatan diri
Jika kamu dibesarkan oleh orangtua dengan kecenderungan narsistik, kemungkinan besar masa kecil kamu dipenuhi dengan tekanan untuk selalu memenuhi harapan dan tuntutan mereka.
Sebagai anak, kamu mungkin tidak memiliki banyak pilihan selain mencoba menyesuaikan diri demi mendapatkan sedikit pengakuan, perhatian, atau kasih sayang.
Pengalaman seperti ini bisa meninggalkan jejak mendalam dan mempengaruhi cara kamu memandang diri sendiri, nilai diri, dan peran kamu di dunia.
Mungkin tanpa disadari, kamu mengembangkan pola pikir atau kebiasaan yang tidak selalu sehat, seperti merasa harus selalu menyenangkan orang lain untuk merasa layak dicintai.
Sebagai orang dewasa, menjalin hubungan dengan orangtua yang memiliki sifat narsistik bisa menjadi tantangan besar—dan sering kali memerlukan keputusan-keputusan sulit.
Kamu mungkin perlu mulai menetapkan batasan yang sehat mengenai apa yang dapat dan tidak dapat diterima, demi menjaga keseimbangan emosional kamu sendiri.
Sifat narsistik bisa sangat menguras energi, memanipulasi situasi, bahkan membuat kamu mempertanyakan realitas dan nilai diri sendiri.
Dalam dinamika seperti ini, kamu mungkin sering merasa disalahkan atau dijadikan kambing hitam. Ingatlah bahwa menjaga jarak, menetapkan batas, atau berkata “cukup” bukanlah bentuk ketidaksetiaan, melainkan bentuk perlindungan diri.
Tag: #tanda #tanda #anak #yang #dibesarkan #oleh #orangtua #narsis