



Fakta Medis Tentang Penyebab Sakit Maag yang Semakin Sering Terjadi Seiring Bertambahnya Usia
Sakit maag menjadi kondisi yang lebih sering dialami seiring bertambahnya usia karena berbagai perubahan pada fungsi tubuh.
Sakit maag adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi panas di bagian dada.
Menurut Dr. Mikhail Yakubov, ahli gastroenterologi dari Manhattan Gastroenterology, kondisi ini terjadi akibat melemahnya otot sfingter esofagus bagian bawah.
Mengetahui penyebab meningkatnya risiko sakit maag membantu mencegah ketidaknyamanan berulang yang dapat mengganggu aktivitas harian.
Berikut fakta medis tentang penyebab sakit maag yang semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia dilansir dari laman Huffpost, Rabu (4/6):
1. Otot Esofagus Melemah
Fungsi sfingter esofagus bagian bawah menurun seiring waktu akibat proses penuaan alami. Otot ini berperan penting dalam mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
Ketika otot melemah, kemampuan menahan asam menjadi berkurang sehingga memicu gejala sakit maag. Penurunan elastisitas otot juga menyebabkan pengosongan lambung berjalan lebih lambat.
2. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Obat tekanan darah seperti penghambat saluran kalsium dapat mengendurkan otot sfingter esofagus. Jenis obat lain yang sering dikonsumsi seperti NSAID, antibiotik, dan opioid juga meningkatkan risiko refluks.
Beberapa obat untuk disfungsi ereksi yang umum dikonsumsi usia lanjut memiliki efek samping berupa sakit maag. Penggunaan rutin tanpa pengawasan bisa memperburuk gejala lambung, terutama dalam jangka panjang.
3. Penambahan Berat Badan
Lingkar pinggang yang membesar meningkatkan tekanan intra abdomen dan pemicu refluks. Kenaikan berat badan umum terjadi di usia 40–66 tahun dan berdampak pada fungsi sistem pencernaan.
Obesitas dikaitkan dengan perlambatan proses pencernaan yang memperpanjang waktu asam berada di lambung. Penggunaan obat GLP-1 agonist juga dapat memperlambat pengosongan lambung dan menambah risiko sakit maag.
4. Perubahan Jenis Makanan
Usia lanjut cenderung disertai perubahan preferensi atau respons terhadap makanan. Makanan seperti coklat, kopi, makanan pedas, dan berlemak lebih mudah memicu gejala.
Sensitivitas terhadap makanan meningkat akibat perubahan hormon dan pencernaan. Mengidentifikasi makanan pemicu menjadi langkah penting dalam mencegah kekambuhan.
5. Waktu Makan yang Tidak Tepat
Makan terlalu dekat dengan waktu tidur menyebabkan asam lambung naik lebih mudah. Posisi tubuh saat tidur tanpa penyangga juga memperburuk kondisi.
Disarankan makan terakhir minimal 2 jam sebelum tidur untuk mengurangi tekanan lambung. Pola makan larut malam perlu dikurangi atau dihindari untuk mencegah gejala malam hari.
6. Porsi Makan Terlalu Besar
Konsumsi makanan dalam jumlah besar memberi tekanan lebih pada lambung. Lambung yang terlalu penuh lebih rentan mendorong asam naik ke kerongkongan.
Makan dalam porsi kecil namun lebih sering membantu mengurangi risiko ini. Kebiasaan ini juga mendukung pengosongan lambung yang lebih efisien.
7. Kurangnya Penanganan Dini
Gejala ringan yang diabaikan berisiko berkembang menjadi kondisi kronis. Sakit maag yang berlangsung lama bisa menandakan penyakit refluks gastroesofageal.
Pemeriksaan ke dokter diperlukan untuk memastikan tidak ada komplikasi serius. Pencegahan lebih efektif dilakukan jika penyebab diketahui sejak awal.
Meningkatnya risiko sakit maag seiring bertambahnya usia dapat dicegah dengan mengenali penyebab serta menerapkan pola hidup yang lebih tepat.
Tag: #fakta #medis #tentang #penyebab #sakit #maag #yang #semakin #sering #terjadi #seiring #bertambahnya #usia