![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![China Bantah Keterlibatan Institut Virologi Wuhan dalam Penyebaran Covid-19](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/kompas/china-bantah-keterlibatan-institut-virologi-wuhan-dalam-penyebaran-covid-19-1244419.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
China Bantah Keterlibatan Institut Virologi Wuhan dalam Penyebaran Covid-19
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, kembali membantah tuduhan yang menyebutkan bahwa Institut Virologi Wuhan terlibat dalam penciptaan atau kebocoran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19.
Dikutip dari Antara, bantahan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Beijing pada Rabu (12/2/2025).
"China telah menjelaskan lebih dari sekali bahwa Institut Virologi Wuhan tidak pernah terlibat dalam studi perolehan fungsi virus corona. Tidak pernah merancang, membuat atau membocorkan Covid-19," tegas Guo Jiakun.
Pernyataan tersebut mencuat setelah laporan media Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa Badan Bantuan Luar Negeri AS (USAID) telah memberikan jutaan dolar kepada EcoHealth Alliance, sebuah organisasi yang berbasis di New York.
Organisasi ini terlibat dalam penelitian terhadap virus corona yang diduga menjadi sumber pandemi Covid-19, dan menerima dana hibah untuk penelitian yang salah satunya dilakukan di Institut Virologi Wuhan.
Guo Jiakun menanggapi dengan mengatakan bahwa China menentang segala bentuk manipulasi politik terkait dengan penelusuran asal-usul virus.
"Terkait penelusuran asal-usul virus, China dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik. AS perlu mengintrospeksi diri, alih-alih mengabaikan tanggung jawab kepada pihak lain," tambahnya.
Juru bicara tersebut juga menekankan bahwa penelusuran asal-usul virus corona adalah masalah ilmiah yang harus didasarkan pada fakta dan penilaian ilmiah.
"Sangat tidak mungkin bila pandemi disebabkan oleh kebocoran laboratorium. Hal ini adalah kesimpulan resmi yang dicapai oleh para ahli misi gabungan WHO-China berdasarkan sains setelah kunjungan lapangan mereka ke laboratorium di Wuhan dan komunikasi mendalam dengan para peneliti," ungkap Guo Jiakun.
Kesimpulan tersebut, lanjutnya, telah diterima secara luas oleh komunitas internasional, termasuk dunia sains.
Mengenai hubungan antara USAID dan EcoHealth Alliance, disebutkan bahwa organisasi tersebut, bersama dengan Institut Virologi Wuhan, dilarang menerima dana federal selama pemerintahan Presiden Joe Biden.
Larangan ini diberlakukan setelah kedua pihak diduga gagal mematuhi pembatasan dan persyaratan transparansi terkait eksperimen virologi yang dilakukan di Wuhan.
Antara 2009 hingga 2019, USAID mengalokasikan 210 juta dolar AS untuk program PREDICT yang bertujuan mengumpulkan sampel virus dari berbagai negara.
Sampel tersebut kemudian dikirimkan ke laboratorium, termasuk Institut Virologi Wuhan, yang pada 2019 memiliki lebih dari 11 ribu sampel virus hasil program PREDICT.
Beberapa tahun terakhir, USAID semakin dikritik terkait pendanaan program yang dianggap mendukung ekspansi global China melalui bantuan dan investasi.
Organisasi ini memiliki anggaran tahunan lebih dari 40 miliar dolar AS dan mengelola berbagai program bantuan di seluruh dunia, termasuk yang berkaitan dengan China.
Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga telah memerintahkan penutupan USAID melalui akun media sosial X. Perintah tersebut didukung oleh pernyataan Elon Musk, yang menjabat sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE), badan baru yang dibentuk untuk meningkatkan efisiensi anggaran federal.
Musk menyebutkan bahwa USAID terlibat dalam pendanaan penelitian senjata biologis, termasuk Covid-19, yang menurutnya menyebabkan kematian jutaan orang.
Tag: #china #bantah #keterlibatan #institut #virologi #wuhan #dalam #penyebaran #covid