Cegah Serangan Akut, Ini Terapi yang Dianjurkan untuk Pasien Asma
PASIEN ASMA - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan, prevalensi asma di Indonesia mencapai 12 juta lebih kasus atau 4,5 persen dari seluruh jumlah penduduk pada tahun 2023. 
20:40
12 Februari 2025

Cegah Serangan Akut, Ini Terapi yang Dianjurkan untuk Pasien Asma

-- Angka penyakit asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) di Indonesia terbilang tinggi.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan, prevalensi asma di Indonesia mencapai 12 juta lebih kasus atau 4,5 persen dari seluruh jumlah penduduk pada tahun 2023.

Pada tahun 2023, PDPI juga menyatakan penderita PPOK di Indonesia mencapai 4,8 juta orang dengan prevalensi 5,6 persen.

Sayangnya, akses pengobatan asma sesuai standar di layanan primer masih belum merata di Indonesia.

Seperti penggunaan ICS (Inhaled Corticosteroids) yang merupakan standar dalam pengobatan asma, belum dioptimalkan.

Penanganan asma pada layanan primer di Indonesia masih dapat ditingkatkan untuk lebih selaras dengan panduan klinis terkini.

Karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan diagnosis yang tepat serta akses terhadap pengobatan yang sesuai guna mendukung penanganan asma yang lebih efektif.

Penanganan asma secara optimal melibatkan kombinasi terapi, termasuk penggunaan kortikosteroid inhalasi untuk mengendalikan peradangan, serta bronkodilator inhalasi untuk melegakan saluran napas.

Dampak pengobatan yang efektif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, mencegah serangan akut, dan mengurangi beban biaya kesehatan.

Berdasarkan Global Initiatives for Asthma (GINA), penggunaan ICS dengan dosis rendah dianjurkan untuk seseorang yang mengalami gejala asma jarang kurang dari 3-5 hari per minggu.

Sedangkan penggunaan ICS-LABA (Inhaled Corticosteroids – Long-Acting Beta-Agonists) dengan dosis rendah dianjurkan untuk gejala asma yang terjadi hampir setiap hari sekitar 4-5 per minggu atau dengan gejala lain seperti bangun karena asma seminggu sekali dan penurunan fungsi paru.

Dosis sedang atau tinggi ICS-LABA dianjurkan untuk seseorang yang memiliki gejala asma setiap hari.

Meskipun ICS-LABA dapat digunakan untuk pengobatan asma, ICS-Formoterol lebih diutamakan sebagai rekomendasi track-1 (pilihan pertama).

Sementara itu, berdasarkan Global Initiatives for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), penggunaan ICS dianjurkan jika terjadi lebih dari 2 kali eksaserbasi PPOK setiap tahunnya.

Berangkat dari kondisi ini, AstraZeneca Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), perjanjian distributor eksklusif khusus untuk meningkatkan layanan kesehatan primer di Indonesia, khususnya dalam penanganan asma dan PPOK.

"Kerjasama ini diharapkan dapat memberdayakan seluruh tenaga kesehatan di lebih dari 10.500 Puskesmas di bawah naungan 560 Dinas Kesehatan Provinsi untuk meningkatkan dan memperluas akses pasien terhadap pengobatan dan perawatan asma dan PPOK," kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay pada kegiatan yang digelar pada Senin (10/2/2025).

Hal senada juga disampaikan, Plt Direktur Utama dan Direktur Operasional KFTD Tomy Faisal.

"Kami harap melalui kemitraan ini kita dapat membuka lebih luas lagi akses . Kami sangat bangga dan berharap kolaborasi ini sukses dan channel institusi ini menjadi suatu kebanggaan," ujar Tomy. (Rina Ayu)

Editor: Wahyu Aji

Tag:  #cegah #serangan #akut #terapi #yang #dianjurkan #untuk #pasien #asma

KOMENTAR