Trump Dinilai Lebih Moderat soal Tarif, Ekonom: Tetap Harus Diantisipasi
Donald Trump saat mengucapkan sumpah dalam pelantikan presiden Amerika Serikat di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).(AFP/SAUL LOEB)
20:12
23 Januari 2025

Trump Dinilai Lebih Moderat soal Tarif, Ekonom: Tetap Harus Diantisipasi

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bersikap lebih moderat terhadap kebijakan tarif perdagangan.

Hal ini terlihat dari isi pidato Trump pada saat dilantik menjadi Presiden AS pada Senin (20/1/2025).

Josua mengungkapkan, pada pidato pelantikannya Trump menahan diri untuk tidak mengumumkan perubahan signifikan pada kebijakan perdagangan AS.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan surat ke PBB yang berisi AS keluar dari Paris Agreement (perjanjian iklim), saat pelantikannya di Capital One Area, Washington DC, Senin (20/1/2025).AFP/JIM WATSON Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan surat ke PBB yang berisi AS keluar dari Paris Agreement (perjanjian iklim), saat pelantikannya di Capital One Area, Washington DC, Senin (20/1/2025).

Sikap ini menunjukkan tidak ada tarif yang akan diberlakukan pada hari pertamanya menjabat. Sampai hari ini pun Trump belum mengumumkan adanya kebijakan tarif perdagangan.

"Berbeda dengan janji-janji kampanyenya sebelumnya. Hal ini ditafsirkan oleh pasar sebagai indikasi pendekatan bertahap terhadap kebijakan tarif, daripada penerapan tarif secara luas," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (23/1/2025).

Kendati demikian, menurut Josua, Trump masih akan tetap menekankan kebijakan yang menguntungkan AS atau disebut inward looking yang mencakup kebijakan tarif, kontrol imigrasi, prioritas manufaktur dalam negeri, dan dukungan yang kuat untuk industri minyak.

"Kami terus mengantisipasi bahwa ketidakpastian mengenai arah kebijakan tarif di masa depan akan terus berlanjut, karena Trump tidak menampik kemungkinan untuk menerapkan rezim tarif universal," ucapnya.

Dengan perkembangan tersebut, dia mempertahankan prospek suku bunga AS (Fed Funds Rate) masih akan diturunkan sebesar 50 basis poin sepanjang 2025.

Ilustrasi uang dollar AS. PIXABAY/GERD ALTMANN Ilustrasi uang dollar AS.

"Sentimen risk-on berlaku setelah pidato pelantikannya. Awalnya, tarif diperkirakan akan meningkatkan harga domestik dan memaksa the Fed untuk mempertahankan sikap ‘higher-for-longer' pada kebijakan moneter tahun ini," jelasnya.

Sementara di dalam negeri, kebijakan Trump ini akan membuat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tetap di level 5,75 persen sampai akhir 2025 tapi akan melemahkan nilai tukar rupiah.

"Ketidakpastian yang sedang berlangsung dapat menyebabkan depresiasi rupiah, yang berpotensi mencapai sekitar Rp 16.300 sampai Rp 16.600 per dollar AS pada akhir tahun 2025," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya yang dikutip dari CNBC, Trump menyatakan tengah mempertimbangkan pengenaan tarif 25 persen untuk produk dari Meksiko dan Kanada, yang kemungkinan akan diberlakukan mulai 1 Februari 2025.

Ia juga mengeluarkan memorandum perdagangan untuk menginstruksikan lembaga pemerintah agar mengkaji kebijakan perdagangan, khususnya terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Namun, memorandum ini belum memperkenalkan tarif baru.

Sebelumnya pada Oktober 2024 Trump sudah membicarakan soal kebijakan tarifnya.

“Bagi saya, kata paling indah dalam kamus adalah ‘tarif’,” ujar Trump dalam pidatonya di Chicago Economic Club Oktober lalu.

Selama kampanye, Trump bahkan berjanji akan mengenakan tarif universal hingga 20 persen untuk semua impor, dan lebih dari 60 persen untuk produk asal China.

Tarif diberlakukan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri. Perusahaan yang mengimpor barang harus membayar semacam pajak, yang meningkatkan biaya produksi. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari pemasok lokal.

Namun, dengan rantai pasok global yang sangat terintegrasi, serta sebagian besar manufaktur dilakukan di luar AS, banyak perusahaan mungkin kesulitan memindahkan produksi ke dalam negeri.

Akibatnya, kenaikan biaya tersebut kemungkinan besar akan dibebankan kepada konsumen dalam bentuk harga barang yang lebih tinggi.

Editor: Isna Rifka Sri Rahayu

Tag:  #trump #dinilai #lebih #moderat #soal #tarif #ekonom #tetap #harus #diantisipasi

KOMENTAR