OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi (kedua dari kiri) mengingatkan bahaya penipuan e-tilang palsu. [Suara.com/Rina Anggraeni]
20:06
22 Desember 2025

OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu

Baca 10 detik
  • OJK mengidentifikasi modus penipuan keuangan baru, khususnya e-tilang palsu yang disebar melalui pesan berisikan tautan berbahaya.
  • Penipuan juga menyasar kaum muda melalui tawaran kerja mudah di media sosial dan investasi yang menjebak.
  • Masyarakat harus waspada terhadap tautan tak dikenal demi menjaga keamanan data pribadi dari pihak tidak bertanggung jawab.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan beberapa modus penipuan keuangan baru yang banyak merugikan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah modus penipuan e-tilang palsu.

Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengatakan agar masyarakat untuk mewaspadai modus penipuan yang mengatasnamakan pihak lain, terutama e-tilang.

Sebab, modus ini sering terjadi dengan menggunakan isi pesan yang berisikan tautan. Link tautan dijadikan pelaku untuk menipu masyarakat.

"Ini hati-hati, yang terbaru adalah elektronik tilang ya, e-tilang atau elektronik tilang yang mengaku dari kepolisian dan sebagainya, melalui SMS-SMS. Bahkan satu hari bisa dapet 9 atau 6 bahkan sampai 10 isi pesannya," katanya di Gedung Kementerian PMK, Senin (22/12/2025).

Untuk itu, masyarakat diminta agar hati-hati dalam membuka tautan dari nomor yang tidak dikenal. Hal ini agar bisa menjaga data keamanan pribadi yang bisa merugikan diri sendiri.

"Karena kita sekarang tidak sadar, memasukkan informasi-informasi, yang kita pikir memasukkan kepada orang benar tapi tau-tau itu sebenarnya ada orang yang sudah siap menerima informasi-informasi kita," bebernya.

Selain itu, modus e-tilang ada penipuan lowongan kerja, yang banyak menyasar anak-anak muda. Mereka ditawari pekerjaan yang terlihat mudah: cukup dengan klik, cukup unggah, langsung dapat uang.

"Padahal, itu adalah jebakan penipuan. Media sosial juga menjadi sarana yang sangat rawan, termasuk penipuan yang memanfaatkan rasa empati, kepanikan, atau tekanan psikologis terhadap keluarga," lanjutnya.

Tidak hanya itu, penipuan investasi juga masih sering terjadi. Sebab, banyak keluarga yang berniat menyiapkan masa depan melalui investasi, namun justru terjerat penipuan.

"Ini perlu menjadi perhatian serius bagi kita semua," tutup Friderica.

Editor: Liberty Jemadu

Tag:  #sorot #modus #penipuan #tilang #palsu

KOMENTAR