Perempuan Kunci Kesejahteraan Keluarga, OJK-Kemenko PMK Perkuat Edukasi Keuangan
Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi.(KOMPAS.com/DEBRINATA RIZKY )
19:32
22 Desember 2025

Perempuan Kunci Kesejahteraan Keluarga, OJK-Kemenko PMK Perkuat Edukasi Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Perempuan memegang peran kunci dalam menjaga stabilitas keuangan keluarga, sekaligus menjadi benteng pertama menghadapi berbagai risiko keuangan di era digital.

Hal ini mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memperkuat edukasi keuangan bagi perempuan.

Literasi keuangan ini diarahkan untuk mendorong perempuan tidak hanya melek keuangan, tetapi juga mampu membangun kesejahteraan finansial keluarga secara berkelanjutan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari DewiDokumentasi OJK Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi"Kesejahteraan keuangan ini adalah bagaimana keluarga di Indonesia mampu me-manage kebutuhan sehari-hari, menyiapkan keperluan masa depan, menghadapi financial shock, baik secara makro maupun dalam keluarga, dan tetap mampu merencanakan keuangan ke depan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi pada Senin (22/12/2025).

Menurut Friderica, kesejahteraan keuangan mencakup kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan harian, dan menyiapkan masa depan.

Selain itu, memiliki ketahanan menghadapi guncangan ekonomi, hingga tetap mampu merencanakan keuangan secara matang dalam jangka panjang.

Ia menilai kolaborasi dengan Kemenko PMK menjadi penting karena isu pengelolaan keuangan keluarga tak bisa dilepaskan dari peran perempuan dalam pembangunan manusia.

Sinergi lintas sektor ini diharapkan mampu memperkuat posisi perempuan sebagai pengambil keputusan finansial di tingkat rumah tangga.

Ilustrasi pinjaman online, Berkaca dari Kasus Sarwendah, Apa yang Harus Dilakukan jika Debt Collector Datang ke Rumah tapi Tak Berutang?(Shutterstock/Melimey) Ilustrasi pinjaman online, Berkaca dari Kasus Sarwendah, Apa yang Harus Dilakukan jika Debt Collector Datang ke Rumah tapi Tak Berutang?

Harapannya perempuan bisa lebih waspada terhadap berbagai bentuk kejahatan keuangan, mulai dari investasi ilegal, pinjaman online ilegal, hingga modus penipuan digital yang semakin beragam.

Ia mendorong masyarakat, khususnya perempuan, untuk tidak ragu melaporkan indikasi penipuan melalui kanal resmi OJK.

Hal yang senada diungkap Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK RI Woro Srihastuti Sulistyaningrum.

Ia menekankan bahwa literasi keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan dari risiko ekonomi, termasuk kekerasan ekonomi berbasis utang dan penipuan.

"Partisipasi perempuan secara bermakna perlu diperkuat melalui peningkatan kapasitas dan pemberdayaan, salah satunya melalui literasi keuangan. Dengan literasi keuangan, akan tercipta stabilitas dan ketahanan finansial individu. Literasi keuangan juga melindungi perempuan dari risiko pinjaman online ilegal, investasi palsu, dan kekerasan ekonomi," kata Woro.

Melalui kegiatan tersebut, OJK berharap perempuan semakin percaya diri dan cakap dalam mengelola keuangan, sehingga mampu memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan ikut menopang kesejahteraan masyarakat secara luas.

Tag:  #perempuan #kunci #kesejahteraan #keluarga #kemenko #perkuat #edukasi #keuangan

KOMENTAR