Waspada Aneka Modus Scam Ini, dari ''Fake Call'' hingga Belanja Online
Ilustrasi online scam.(KOMPAS.com/Caroline Saskia Tanoto)
17:04
22 Desember 2025

Waspada Aneka Modus Scam Ini, dari ''Fake Call'' hingga Belanja Online

Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi menyebut, ada 10 modus terbanyak yang menjadi media aksi penipuan (scam) keuangan di Indonesia.

Sepanjang periode November 2024 hingga 30 November 2025, berdasarkan data IASC, modus scam terbanyak adalah modus penipuan mengaku pihak lain (fake call) sebanyak 39.978 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 1,54 triliun dan rata-rata kerugian Rp 36,17 juta.

"Yang pertama adalah (modus scam) belanja online, ini sangat penting, katanya ibu-ibu itu kalau harganya beda Rp10 ribu, Rp50 ribu, itu pasar bisa diputarin ya, satu pasar untuk dapetin harga lebih murah. Apalagi kalau secara online ditawarkan.," jelasnya dalam literasi keuangan dan memperingati Hari Ibu OJK dan Kemenko PMK di Jakarta pada Senin (22/12/2025).

Lalu yang kedua, penipuan transaksi belanja (jual-beli online) tercatat sebanyak 64.933 laporan dengan jumlah kerugian Rp 1,14 triliun dan rata-rata kerugian Rp 16,91 juta.

Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi.KOMPAS.com/DEBRINATA RIZKY Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi.Friderica menyayangkan korban dari modus scam ini lebih banyak dari segmen perempuan. Menurutnya, para wanita mudah tergiur dengan harga miring.

Maka dari itu, banyak oknum yang memanfaatkan hal ini dengan menawarkan hingga setengah harga melalui belanja online.

Kemudian, modus penipuan investasi juga menempati posisi atas, yakni mencatat sebanyak 24.803 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 1,40 triliun dan rata-rata kerugian Rp 46,33 juta.

Modus scam terbanyak berikutnya adalah modus penipuan penawaran kerja sebanyak 21.726 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 708,58 miliar dan rata-rata kerugian Rp 26,71 juta.

"Anak-anak sekarang katanya kan generasi mager (males gerak) ya, yang kalau klik-klik begitu terus bisa dapet uang, senang banget, padahal ternyata itu adalah skema penipuan," lanjut Friderica

Lalu, modus penipuan media sosial dilaporkan sebanyak 17.822 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 586,04 miliar dan rata-rata kerugian Rp 29,03 juta.

Selain itu, lanjut dia, modus penipuan mendapatkan hadiah sebanyak 17.755 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 226,94 miliar dan rata-rata kerugian Rp 11,34 juta.

Modus penipuan lainnya adalah modus phising, di mana tercatat sebanyak 15.800 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 605,48 miliar dan rata-rata kerugian Rp 37,60 juta.

Selanjutnya, ada modus penipuan social engineering (soceng) sebanyak 10.703 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 368,94 miliar dan rata-rata kerugian Rp 34,32 juta.

Modus scam terbanyak berikutnya adalah modus pinjaman online (pinjol) fiktif. Tercatat, ada sebanyak 5.590 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 46,30 miliar dan rata-rata kerugian Rp 7,61 juta.

Kemudian ada modus scam aplikasi WhatsApp (WA) scam, yakni tercatat sebanyak 3.924 laporan, dengan jumlah kerugian Rp 137,45 miliar dan rata-rata kerugian Rp 31,61 juta.

Tag:  #waspada #aneka #modus #scam #dari #fake #call #hingga #belanja #online

KOMENTAR