Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
- Bank Indonesia memprediksi rupiah menguat akhir tahun melalui intervensi pasar NDF, DNDF, spot, dan pembelian SBN.
- Nilai tukar rupiah per 16 Desember 2025 relatif stabil, sejalan mata uang regional dan menguat terhadap mata uang negara maju.
- Stabilitas rupiah didukung kebijakan BI, konversi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam, inflasi rendah, dan prospek ekonomi baik.
Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi rupiah di akhir tahun akan menguat. Hal ini seiring BI terus melakukan intervensi rupiah.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan terus melakukan intervensi pasar Non-Deliverable Forward (NDF), baik di luar negeri maupun domestik (DNDF), pasar spot, serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Langkah ini bisa membuat rupiah akan stabil.
"Perkembangan nilai tukar rupiah masih sejalan dengan pergerakan mata uang regional dan mitra dagang Indonesia, bahkan tercatat menguat bila dibandingkan dengan mata uang negara maju, kecuali AS,” ujar Perry dalam video Youtube BI, Kamis (18/12/2025).
Kata dia untuk menguatkan rupiah, maka akan melakukan tambahan pasokan valuta asing (valas) dari korporasi.
Hal ini seiring dengan peningkatan konversi valas ke rupiah oleh eksportir sebagai dampak positif dari penerapan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
PerbesarGubernur BI Perry Warjiyo. [Antara/Asprilla Dwi Adha]“Nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil didukung oleh imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia,” bebernya.
Dia menyebutkan nilai tukar Rupiah pada 16 Desember 2025 tercatat sebesar Rp16.685 per dolar AS, relatif stabil bila dibandingkan dengan level akhir November 2025.
Perkembangan nilai tukar Rupiah masih sejalan dengan pergerakan mata uang regional dan mitra dagang Indonesia, bahkan tercatat menguat bila dibandingkan dengan mata uang negara maju, kecuali AS.
"Nilai tukar Rupiah terkendali didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan aliran masuk modal asing ke instrumen keuangan domestik," katanya.
Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah termasuk melalui intervensi terukur di transaksi NDF, DNDF dan pasar spot, serta pembelian SBN di pasar sekunder sehingga dapat mendukung pencapaian sasaran inflasi.
Nilai tukar Rupiah diprakirakan akan stabil didukung oleh imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.