Usai IPO, Bos Superbank Yakin Prospek Jangka Panjang Cerah
PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank menatap masa depan bisnisnya dengan sikap optimisme, usai resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/12/2025).
Sikap itu didorong oleh peluang pertumbuhan perbankan digital di Indonesia yang kini belum banyak tergarap.
Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, mengatakan pangsa pasar bank digital di Tanah Air masih sangat kecil saat ini. Dari total industri perbankan nasional, market share bank digital diperkirakan baru menyentuh 1 persen. Kondisi tersebut justru membuka ruang pertumbuhan bagi Superbank.
“Ya kami merasa dari segi market potensinya masih banyak sekali karena seperti saya katakan tadi, mungkin market share dari seluruh bank digital di Indonesia itu mungkin paling 1 persen,” ujar Tigor saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia.
Optimisme juga diperkuat oleh perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengandalkan layanan digital dalam aktivitas sehari-hari. Menurutnya hampir seluruh lapisan masyarakat terbiasa menggunakan produk digital seperti ponsel pintar, sehingga layanan perbankan yang mudah, transparan, dan aman menjadi kebutuhan utama.
“Jadi kami merasa poolnya masih sangat besar. Dan juga kalau kita bisa melihat bahwa masyarakat sekarang semuanya pakai digital. Ini semua handphone semua nih,” paparnya.
Tigor menilai prospek Superbank tidak hanya menjanjikan dalam jangka pendek, tetapi juga untuk jangka menengah hingga panjang. Ia mencatat perseroan tidak membangun bisnis hanya untuk satu atau dua tahun ke depan saja, tetapi juga jangka panjang dalam rentang tiga, lima, hingga 20 tahun ke depan.
Lebih jauh, struktur demografi dan kondisi industri keuangan nasional turut menjadi pendorong optimisme. Dengan jumlah penduduk sekitar 280 juta jiwa, tingkat penetrasi kredit di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan negara lain.
“Credit penetration di Indonesia ini mungkin sekitar 30-35 persen. Di negara-negara lain sudah lebih dari 100 persen. Jadi penetrasi dari akses terhadap kredit itu masih sangat lacking,” kata Tigor.
Situasi ini membuka peluang bagi Superbank untuk memperluas inklusi keuangan, khususnya dengan menghadirkan layanan perbankan yang lebih mudah diakses dan aman bagi masyarakat, yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan formal.
“Jadi kami merasa di situ kami juga bisa memberikan peran untuk inklusi keuangan, untuk inklusi layanan perbankan dengan cara yang mudah dan aman,” lanjutnya.
Dari sisi perencanaan bisnis, Tigor mengungkapkan bahwa Rencana Bisnis Bank (RBB) Superbank telah diterima oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia menegaskan model bisnis Superbank sangat bertumpu pada kekuatan ekosistem digital.
Superbank juga menargetkan profitabilitas yang berkelanjutan, bukan sekadar mencatat laba sesaat. Menurut Tigor, posisi laba bersih setelah pajak atau Net Profit After Tax (NPAT) perseroan telah mencatatkan angka positif sejak Maret, menjadi sinyal awal kekuatan fundamental bisnis.
“Kami bukan cuma pengen sekali profitable ini, kita pengennya sustainable. Jadi mungkin sudah lihat di posisi Maret kita, posisi NPAT kita sudah positif. Dan ke depannya di tahun ini, kami rasa kami juga dari segi RBB cukup membahagiakan,” ungkap Tigor.
Ke depan, pertumbuhan Superbank akan ditopang oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang digunakan untuk mendorong ekspansi kredit. Tigor memandang pencapaian tersebut akan menjadi fondasi pertumbuhan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai rencana peningkatan modal dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Tigor menyebut permodalan perseroan saat ini sudah sangat memadai untuk mendukung kebutuhan jangka pendek dan menengah. Hingga kini total modal perusahaan mencapai Rp 8 triliun.
“Ini kita baru saja selebrasi di sini, 8 triliun. Jadi kami merasa modal itu sangat cukup dengan kebutuhan kita dari short dan medium term. Dan tentu saja karena return dari investment tersebut atau earnings kita akan terus bertumbuh,” tuturnya.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Superbank juga berada pada level yang kuat. Kondisi tersebut memberi ruang bagi perseroan untuk memperluas penyaluran kredit secara lebih agresif seiring pertumbuhan aset.
Saat ini, total penyaluran kredit Superbank telah mencapai sekitar Rp 9 triliun, meningkat dari sekitar Rp 6,4 triliun pada akhir tahun lalu. Trajectory pertumbuhan (growth trajectory) ini diyakini akan terus berlanjut sepanjang 2026.
Dari sisi basis nasabah, Superbank telah melayani sekitar 5 juta nasabah dan dipastikan terus bertambah. Namun Tigor menekankan perseroan tidak hanya mengejar angka, melainkan juga kualitas aktivitas nasabah.
“Dari segi nasabah juga kita konsentrasikan kepada transaction nasabah itu sendiri. Lebih dari 1 juta transaksi per hari. Jadi per hari ini kita lagi ngobrol-ngobrol begini, transaksinya jalan terus,” kata Tigor.
Seluruh aktivitas tersebut berlangsung secara digital, tanpa ketergantungan pada jaringan kantor cabang fisik. Momentum digitalisasi ini akan terus menjadi mesin pertumbuhan utama Superbank.
Dalam menjaga kualitas aset, Superbank mengandalkan keunggulan data dari ekosistem digital. Data tersebut memungkinkan perseroan melakukan penilaian risiko kredit dan credit scoring secara lebih akurat.
Ia mencontohkan bagaimana pelaku usaha kecil yang sebelumnya sulit mengakses kredit kini dapat dinilai kelayakannya melalui rekam jejak transaksi digital yang konsisten.
“Kita tahu ini baso-nya laku, tiap hari jualan sekian, konsisten selama tiga tahun di platform tersebut. Bank yang tidak punya data-data itu tidak akan bisa memberikan rekomendasi atau loan,” kata Tigor.
SUPA atau Superbank mencuri perhatian pasar usai resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu pagi tadi. Pada hari pertama perdagangan, saham SUPA melonjak 24,41 persen ke level Rp 790 per saham, jauh di atas harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 635 per saham.
Lonjakan harga saham tersebut mencerminkan tingginya minat investor terhadap emiten bank digital ini.
Tag: #usai #superbank #yakin #prospek #jangka #panjang #cerah