BPS: Penduduk IKN Nusantara Capai 147.430 Jiwa, Didominasi GenZ dan Milenial
Kompleks apartemen untuk ASN DPR RI di Ibu Kota Nusantara (IKN)(WSKT)
07:08
17 Desember 2025

BPS: Penduduk IKN Nusantara Capai 147.430 Jiwa, Didominasi GenZ dan Milenial

- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang tinggal di wilayah deliniasi Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga 2025 mencapai 147.430 jiwa.

Jumlah itu setara dengan 43.293 rumah tangga.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasant, mengatakan data tersebut diperoleh dari hasil Pendataan Penduduk Ibu Kota Nusantara (PPIKN) 2025 yang dilakukan oleh 856 petugas pencacah lapangan.

“Berdasarkan hasil pendataan PPIKN atau Pendataan Penduduk Ibu Kota Nusantara 2025, penduduk IKN saat ini di wilayah deliniasi IKN tercatat sebanyak 147.427 jiwa atau sebanyak 43.293 rumah tangga.

Jika dilihat berdasarkan kelompok generasi, dari total sekitar 147.430 jiwa penduduk Ibu Kota Nusantara, mayoritas merupakan generasi Z dan generasi milenial.

Kedua kelompok usia ini secara keseluruhan mencakup lebih dari setengah populasi IKN.

Komposisi tersebut mencerminkan besarnya potensi penduduk usia produktif yang dimiliki IKN untuk menopang pembangunan kota baru yang modern, dinamis, dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang. “Komposisi ini menunjukkan bahwa IKN memiliki potensi penduduk produktif yang besar untuk mendukung pembangunan kota baru yang modern dan dinamis,” ujar Amalia saat gelaran Penyerahan Produk Kerja Sama Pendataan Penduduk IKN (PPIKN), Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2025).

Dari sisi sebaran wilayah, konsentrasi penduduk tertinggi berada di Desa Samboja Kuala, Desa Muara Jawa Ulu, Desa Muara Jawa Pesisir, dan Desa Telemow.

Kepadatan penduduk di wilayah tersebut tercatat lebih dari 400 jiwa per kilometer persegi.

Kawasan itu menjadi pusat aktivitas penduduk dan dinilai dapat menjadi prioritas dalam penyediaan layanan dasar serta pembangunan infrastruktur IKN ke depan.

Lebih jauh, berdasarkan kelompok umur, penduduk IKN pada 2025 didominasi oleh usia produktif antara 15-64 tahun dengan proporsi mencapai 67,91 persen.

Dengan komposisi tersebut, rasio ketergantungan penduduk IKN tercatat sebesar 47,25.

Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 47-48 penduduk usia non-produktif.

Penataan lanskap Grande Ibu Kota Nusantara (IKN)KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Penataan lanskap Grande Ibu Kota Nusantara (IKN)Angka rasio ketergantungan yang berada di bawah 50 ini menunjukkan bahwa IKN berada dalam fase bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non-produktif.

Dari sisi jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki di IKN tercatat lebih banyak dibandingkan perempuan.

Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh masih banyaknya pekerja konstruksi dan pembangunan yang datang ke wilayah IKN.

Untuk indikator fertilitas, total fertility rate (TFR) di IKN pada 2025 tercatat sebesar 2,14.

Angka ini menunjukkan perempuan di IKN selama masa reproduksinya rata-rata melahirkan dua hingga tiga anak, dan sudah mendekati replacement level atau tingkat kelahiran yang dibutuhkan.

Jika dilihat lebih perinci, puncak angka kelahiran tertinggi berada pada kelompok perempuan usia 25-29 tahun, dengan sekitar 126 hingga 127 kelahiran hidup per 1.000 perempuan pada kelompok usia tersebut.

Sementara, dari sisi mortalitas, angka kematian bayi di IKN sebesar 14,16 persen, yang berarti terdapat sekitar 14-15 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. “Sementara itu, angka kematian ibu di IKN tercatat sebesar 143, berarti terdapat 143 kematian perempuan pada masa kehamilan, persalinan, atau nifas per 100.000 kelahiran hidup,” beber Amalia.

BPS juga mencatat mobilitas penduduk di IKN tergolong tinggi.

Sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan baru, migrasi masuk ke IKN tercatat cukup besar.

Pada 2025, sekitar empat dari sepuluh penduduk IKN merupakan migran seumur hidup, yakni penduduk yang lahir di luar wilayah IKN.

Selain itu, sekitar 6 persen penduduk IKN merupakan migran recent, yaitu penduduk yang lima tahun lalu masih tinggal di luar wilayah IKN dan baru pindah ke kawasan IKN dalam kurun waktu kurang dari lima tahun.

Berdasarkan daerah asal, migran seumur hidup di IKN paling banyak berasal dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

Sementara itu, migran recent didominasi oleh penduduk dari Kalimantan Timur, disusul Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

Dari sisi pendidikan, BPS mencatat hampir 7 persen penduduk IKN pada 2025 telah menamatkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Dalam aspek penggunaan bahasa, hampir 20 persen penduduk usia lima tahun ke atas masih menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Untuk kondisi perumahan, mayoritas rumah tangga di IKN tercatat menggunakan atap seng, dengan proporsi mencapai 89,54 persen.

Penggunaan lantai keramik sebesar 46,89 persen, sementara rumah tangga dengan dinding tembok menyentuh 60,34 persen.

Tag:  #penduduk #nusantara #capai #147430 #jiwa #didominasi #genz #milenial

KOMENTAR