Momentum Bulan Fintech Nasional Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Industri
Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega (tengah) dalam sesi diskusi panel ?Innovation: From Access to Acceleration: The Data-Driven Future of Credit? dalam momentum Bulan Fintech Nasional (BFN) Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).(Dok. Istimewa)
16:32
16 Desember 2025

Momentum Bulan Fintech Nasional Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Industri

- Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega menilai pertumbuhan industri pinjaman daring (pindar) menjadi momentum penting untuk memperkuat akses layanan keuangan digital yang aman, terjangkau, dan bertanggung jawab.

Pandangan tersebut ia sampaikan dalam sesi paparan pada Bulan Fintech Nasional Festival yang diselenggarakan Asosiasi Fintech Indonesia atau AFTECH di Jakarta, Kamis (11/12/2025).

Bernardino mengatakan, kinerja industri pindar menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Pada September 2025, penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh 22,16 persen secara tahunan dengan total nilai mencapai Rp 90,99 triliun.

Capaian tersebut mencerminkan semakin luasnya jangkauan layanan pinjaman daring serta meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap fintech lending sebagai alternatif pembiayaan di luar sistem perbankan tradisional.

Menurut Bernardino, perkembangan ini sekaligus menegaskan peran strategis fintech lending dalam memperluas akses kredit yang inklusif.

Di tengah kebutuhan pembiayaan yang terus berkembang, layanan pindar dinilai mampu menjangkau segmen masyarakat yang selama ini belum sepenuhnya terlayani oleh lembaga keuangan konvensional.

Dalam konteks tersebut, ia menegaskan komitmen AdaKami untuk terus memperkuat teknologi dan tata kelola perusahaan.

Upaya itu dilakukan agar penyaluran pendanaan tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tanggung jawab.

“Fintech lending hadir untuk menjembatani kebutuhan akses keuangan masyarakat secara lebih cepat, aman, dan terukur. Di AdaKami, visi kami adalah menjadi perusahaan fintech lending dengan teknologi terdepan di Indonesia sehingga kami dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pendanaan yang bertanggung jawab,” ujar Bernardino dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (16/12/2025).

Ia juga menekankan bahwa keberlanjutan industri hanya dapat dicapai melalui kolaborasi multidimensi yang memadukan data, manajemen risiko, dan integrasi teknologi.

Kolaborasi tersebut menjadi kunci dalam menjaga kesehatan portofolio, memitigasi risiko, sekaligus memperluas jangkauan kredit yang layak dan inklusif bagi masyarakat.

Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega (tengah).Dok. Istimewa Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega (tengah).

4 pilar untuk model kredit

Dalam sesi panel, Bernardino menyampaikan empat pilar utama yang harus diperkuat bersama oleh industri dan regulator untuk membangun model kredit yang berkelanjutan.

Pertama, berbagi data sebagai fondasi utama. Kolaborasi data antara platform pindar, biro kredit, dan penyedia data alternatif memungkinkan terciptanya riwayat kredit yang lebih kaya dan akurat.

Melalui integrasi data biro kredit dengan data-data innovative credit scoring, pertukaran data dapat dilakukan secara bertanggung jawab untuk meningkatkan ketepatan underwriting dan menekan potensi gagal bayar.

Selain itu, penggunaan intelijen penipuan bersama dan data perilaku yang dianonimkan dapat membantu memperkuat keamanan ekosistem.

Kedua, skoring interoperable dan standardisasi penilaian risiko. Adopsi kerangka skoring yang interoperable akan menghasilkan penilaian risiko yang konsisten antarlembaga.

Hal tersebut membantu mengurangi kesalahan dalam penetapan harga, meningkatkan kepercayaan antarpelaku industri, serta membuka peluang pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Ketiga, jaminan kredit dan skema berbagi risiko yang terarah. Skema penjaminan atau risk-sharing membantu menutup kerugian tak terduga, khususnya pada segmen dengan risiko tinggi atau kelompok yang belum terlayani sistem keuangan formal.

Dengan skema tersebut, pemberi pinjaman dapat memperluas akses kredit secara bijak tanpa mengorbankan kualitas portofolio.

Keempat, platform kolaborasi terintegrasi. Ketiga pilar sebelumnya dapat dioptimalkan melalui platform kolaboratif yang aman dan teregulasi.

Ekosistem terintegrasi ini menciptakan simbiosis yang saling memperkuat yang mana lender dapat tumbuh, borrower memperoleh akses yang adil, dan risiko dapat dikelola secara kolektif.

Menutup paparannya, Bernardino menegaskan komitmen AdaKami untuk berinovasi dan memperkuat sinergi dengan regulator, industri, serta pemangku kepentingan lain.

“Akselerasi keuangan digital harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan kolaborasi. Dengan teknologi yang tepat dan tata kelola risiko yang kuat, kita bisa memastikan pertumbuhan fintech lending yang inklusif dan berkelanjutan,” ucap Bernardino.

Tag:  #momentum #bulan #fintech #nasional #tegaskan #pentingnya #kolaborasi #industri

KOMENTAR