Mentan Amran Lapor ke Prabowo Petani Mulai Sejahtera
Ilustrasi Petani Menyemprotkan Pestisida (unsplash/arjun khan)
13:41
16 Desember 2025

Mentan Amran Lapor ke Prabowo Petani Mulai Sejahtera

Baca 10 detik
  • Mentan melaporkan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 124,36 persen di Istana Negara kepada Presiden Prabowo.
  • Produksi beras nasional meningkat signifikan 4,17 juta ton, serta stok beras mencapai 3,7 juta ton, level tertinggi.
  • Kinerja ekspor pertanian naik 42 persen hingga Agustus, dan kebijakan pupuk berhasil menurunkan harga 20 persen.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan capaian kesejahteraan petani kepada Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).

Salah satu indikator yang disorot adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang disebut mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.

Laporan tersebut disampaikan Amran saat memberikan paparan kinerja sektor pertanian di hadapan Presiden Prabowo dan jajaran Menteri Kabinet Merah Putih. Ia menyebut capaian NTP tersebut melampaui target yang telah ditetapkan pemerintah.

"Izin Bapak Presiden, kesejahteraan petani meningkat. Nilai Tukar Petani 124,36 persen dari target 110 dari Menteri Keuangan. Ini tertinggi dalam sejarah," ujar Amran.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman dinilai terlalu reaksioner dan tidak sensitif saat menuding ada impor beras ilegal di Sabang, Aceh. [Antara] PerbesarMenteri Pertanian Amran Sulaiman dinilai terlalu reaksioner dan tidak sensitif saat menuding ada impor beras ilegal di Sabang, Aceh. [Antara]

Menurut Amran, peningkatan NTP tersebut mencerminkan membaiknya posisi pendapatan petani dibandingkan dengan pengeluaran mereka. Capaian ini juga dikaitkan dengan meningkatnya pendapatan petani, khususnya dari komoditas padi.

"Total kenaikan untuk padi saja, pendapatan petani 120 triliun," kata Amran dalam laporannya.

Selain kesejahteraan petani, Amran turut memaparkan perkembangan produksi beras nasional. Ia menyebut produksi beras mengalami peningkatan signifikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

"Produksi kita, produksi beras dari target Bapak Presiden awalnya 4 tahun, kemudian 3 tahun, terakhir 1 tahun, meningkat 4,17 juta ton. Ini dari BPS," imbuhnya.

Amran juga menyampaikan pemerintah bersiap mengumumkan capaian swasembada pangan dalam waktu dekat. Target tersebut diklaim tercapai lebih cepat dari rencana awal.

"Insha Allah, 2 minggu kemudian kita bisa umumkan Indonesia swasembada pangan dan tercepat mencapai swasembada pangan di tanggal 1 Januari," bebernya.

Dari sisi cadangan, Amran melaporkan stok beras nasional berada pada level tertinggi dibandingkan periode sebelumnya. Ia membandingkan kondisi saat ini dengan capaian stok beras pada era 1980-an.

"Stok kita tertinggi, insyaallah di akhir tahun 3,7 juta ton. Dulu pernah '84 mencapai stok kita 3 juta ton di saat itu Indonesia mendapat penghargaan dari FAO," ucap Amran.

Ia menambahkan, capaian stok tersebut terjadi di tengah jumlah penduduk Indonesia yang jauh lebih besar dibandingkan masa lalu.

"Dan penduduk saat itu hanya 161 juta, sekarang 286 juta, stok kita 3,7 juta sampai akhir tahun," jelas Amran.

Amran juga menyinggung kinerja ekspor sektor pertanian yang menunjukkan tren kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut tercatat hingga pertengahan tahun dan diproyeksikan berlanjut hingga akhir tahun.

"Kemudian ekspor pertanian kita sampai Agustus 42 persen dibanding tahun lalu. Kemudian perkiraan sampai Desember 33 persen sampai 35 persen kenaikan dibanding tahun lalu," imbuhnya

Di sisi input produksi, Amran melaporkan kebijakan revitalisasi pupuk telah berjalan dan berdampak pada peningkatan volume serta penurunan harga pupuk bagi petani.

"Pupuk kita volumenya bertambah 700.000 ton, harganya turun 20 persen hasil revilitalisasi. Alhamdulillah sekarang sudah berjalan, sudah berjalan 2 bulan," katanya.

Ia menegaskan kebijakan tersebut tidak menambah beban anggaran negara karena hanya dilakukan melalui penyesuaian regulasi.

"Ini tidak menambah anggaran membebani Menteri Keuangan. Ini hanya merubah regulasi yang ada: Perpres, Peraturan Menteri Keuangan, dan Peraturan Menteri Pertanian," kata Amran.

Lebih lanjut, Amran menyampaikan kontribusi sektor pertanian Indonesia terhadap dinamika pangan global. Ia menyebut perubahan posisi Indonesia di pasar beras turut memengaruhi harga pangan dunia.

"Kementerian Pertanian berkontribusi pada dunia. Karena di mana harga pangan pada saat kita impor, harga pangan 650 dolar per ton, sekarang 340, turun 42 persen. Karena Indonesia importir beras terbesar, tapi sekarang tidak impor, sehingga harga pangan dunia turun 42 persen," pungkasnya.

Editor: Achmad Fauzi

Tag:  #mentan #amran #lapor #prabowo #petani #mulai #sejahtera

KOMENTAR