Petani dan Nelayan Tolak Gagasan BUMN Diubah jadi Koperasi
ILUSTRASI Petani. (istimewa)
23:27
9 Pebruari 2024

Petani dan Nelayan Tolak Gagasan BUMN Diubah jadi Koperasi

- Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional menolak gagasan mengubah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi koperasi. Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor mengatakan, kontribusi BUMN selama ini sangat vital bagi sektor pangan, terutama dalam upaya peningkatan produksi.

"Perannya BUMN sangat besar membantu kegiatan kelompok tani, terutama untuk pupuk, benih, dan pestisida," ujar Sofyan, Rabu (7/2).

Sofyan meminta pemikiran membubarkan BUMN dan menggantinya dengan koperasi untuk dikaji ulang. Sofyan meyakini perubahan status BUMN menjadi koperasi akan memengaruhi peran dan konstribusi BUMN terhadap sektor pertanian.

"Dampaknya bagi petani tentunya sangat merugikan dengan memulai satu sistem baru yang belum teruji," ucap Sofyan.

Sofyan menambahkan, BUMN dapat menjadi katalisator bagi koperasi. Hal ini merupakan wujud nyata meningkatkan peran BUMN dan koperasi dalam memajukan pangan nasional.

"Menurut saya bukan dibubarkan. Justru BUMN bisa memperbesar perannya untuk membina dan membesarkan koperasi. Jadi, program-program BUMN bisa melibatkan dan mengajak koperasi," kata Sofyan.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, wacana pembubaran korporasi milik negara hanya akan memunculkan pengangguran baru di Indonesia, mengingat sebanyak 1,6 juta orang merupakan pegawai BUMN.

"Sungguh ironis pandangan seperti itu. Jika ingin dibubarkan dan diganti dengan koperasi maka sama saja memunculkan pengangguran baru di saat semua orang butuh lapangan pekerjaan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (4/2).

Ia menyampaikan para pegawai BUMN telah membuktikan diri sebagai agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang saat ini pertumbuhannya mencapai 5 persen.

Menurutnya, seluruh korporasi milik negara pada 2023 telah menghasilkan dividen terbesar dalam sejarah di Indonesia, yakni sebesar Rp 82,1 triliun sehingga keuntungan yang didapat dari BUMN telah menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Wacana tersebut disampaikan awalnya oleh seorang tokoh koperasi Indonesia Suroto PH yang diundang diskusi oleh Tim 01. Pandangan itu disampaikan Suroto PH ketika hadir menjadi pembicara independen pada acara diskusi publik Gerakan Rakyat untuk Perubahan di Brawijaya X, Jakarta, Rabu (31/1).

"Jadi, masih merupakan pandangan pribadi Pak Suroto, bukan pandangan apalagi usulan dari Tim 01. Makanya saya enggak yakin itu dari Paslon 01 karena itu ngawur. Saya sudah konfirmasi ke Mas Wijayanto Sarimin, dari mas Wijaya dia itu ngomong sama saya itu enggak, itu bukan," ucap Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah, Senin (5/2).

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #petani #nelayan #tolak #gagasan #bumn #diubah #jadi #koperasi

KOMENTAR