Tarik Ulur Akuisisi Warner Bros, Ancaman PHK “Hantui” Industri Film Hollywood
Warner Bros. Discovery Inc. tengah melakukan negosiasi eksklusif untuk menjual studio film dan televisi serta layanan streaming HBO Max kepada Netflix Inc.()
15:44
14 Desember 2025

Tarik Ulur Akuisisi Warner Bros, Ancaman PHK “Hantui” Industri Film Hollywood

- “Bencana”, “malapetaka”, hingga “mimpi buruk”. Itulah kata-kata yang digunakan para pekerja kreatif Hollywood untuk menggambarkan kejatuhan Warner Bros Discovery (WBD), studio raksasa yang dahulu begitu berkuasa.

Kini, Netflix dan Paramount Skydance saling berebut untuk mengakuisisi studio bersejarah tersebut. Di saat yang sama, Hollywood bersiap menghadapi gelombang gejolak baru, termasuk potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar.

Mengutip BBC, Minggu (14/12/2025), kemunduran Warner Bros serta rencana penjualannya—baik secara utuh kepada Paramount maupun melalui skema pemecahan aset oleh Netflix—menjadi duka tersendiri bagi industri hiburan. Situasi ini terjadi di tengah lesunya produksi film dan televisi yang lebih dulu menghantam Hollywood.

Hilangnya Warner Bros, studio yang melahirkan film-film ikonik mulai dari Casablanca dan Goodfellas hingga Batman dan Harry Potter, hampir pasti akan berujung pada gelombang PHK.

BBC melaporkan, hasil wawancara dengan puluhan aktor, produser, hingga kru kamera menunjukkan industri yang kini terpaksa memilih apa yang mereka sebut sebagai “kejahatan yang lebih kecil”: berada di bawah kendali raksasa teknologi yang dituding telah mematikan bioskop, yakni Netflix, atau dikuasai para miliarder yang dinilai terlalu dekat dengan Presiden AS Donald Trump, yaitu Paramount.

“David Ellison adalah miliarder sayap kanan pendukung Trump,” kata seorang asisten kamera tentang CEO Paramount Skydance, putra pendiri Oracle sekaligus sekutu dekat Trump, Larry Ellison.

“Netflix secara historis jauh lebih cenderung tidak ikut campur terlalu dalam dalam proses produksi,” tambahnya.

Jika Netflix memenangi kesepakatan tersebut, perusahaan itu disebut akan membeli “mahkota permata” Warner Bros: studio berusia 102 tahun itu, HBO, serta arsip film dan serial televisi yang sangat besar.

Sementara jaringan televisi legasi Warner, seperti CNN, TNT Sports, dan Discovery, diperkirakan akan dilepas ke pembeli lain.

Di sisi lain, Paramount Skydance melayangkan tawaran pengambilalihan senilai 108,4 miliar dollar AS terhadap Warner Bros. Tawaran ini didukung pendanaan dari Arab Saudi, Abu Dhabi, Qatar, serta sebuah dana yang didirikan Jared Kushner, menantu Presiden Trump.

Langkah tersebut memicu kekhawatiran akan potensi sensor dan campur tangan pemerintah. Presiden Trump sendiri turut memanaskan situasi dengan pernyataannya bahwa “sangat penting CNN dijual”.

Kasus Warner Bros menjadi bagian dari rangkaian guncangan besar di Hollywood sejak pandemi. 

Pada 2023, produksi film dan televisi sempat berhenti total akibat mogok kerja serentak aktor dan penulis.  Padahal setahun sebelumnya, hampir seluruh pekerja Hollywood bekerja penuh ketika studio dan layanan streaming memacu produksi pascapenutupan akibat Covid-19.

Setelah mogok kerja berakhir, ledakan produksi tersebut tak pernah kembali. Akibatnya, banyak perusahaan media terpaksa menutup usaha atau melakukan merger. Skydance Media milik David Ellison sebelumnya telah mengakuisisi Paramount pada musim panas lalu, yang berujung pada ribuan PHK.

Ketika Warner Bros memasang tanda “dijual”, Paramount langsung melancarkan kampanye agresif untuk membelinya. Namun, Warner Bros Discovery justru mengumumkan kesepakatan awal dengan Netflix.

Tak lama berselang, Paramount yang tersingkir mengajukan tawaran pengambilalihan dengan nilai lebih tinggi kepada para pemegang saham Warner Bros Discovery. Mereka mengklaim tawaran itu “lebih unggul” dibanding kesepakatan Netflix.

Ilustrasi Netflix, platform streaming Netflix.PIXABAY/YOUSAFBHUTTA Ilustrasi Netflix, platform streaming Netflix.Terlepas dari siapa yang akhirnya dipilih—Paramount, Netflix, atau pembeli lain—banyak pekerja Hollywood sepakat menunjuk satu sosok sebagai “penjahat” dalam kisah ini: CEO Warner Bros Discovery, David Zaslav.

Tahun lalu, Zaslav menerima kompensasi sebesar 51,9 juta dollar AS, sementara Warner Bros mencatat kerugian lebih dari 11 miliar dollar AS dan saham perusahaan anjlok hampir 7 persen.

“Saya melihat Warner Bros terus kesulitan sejak David Zaslav menjadi CEO dan menghancurkannya,” kata seorang aktor yang kehilangan rumah setelah pekerjaannya mengering. Ia meminta identitasnya dirahasiakan karena masih berharap bisa bekerja untuk Netflix atau Paramount.

Lebih dari satu narasumber membandingkan Zaslav dengan karakter fiksi Gordon Gekko dalam film Wall Street (1987), yang terkenal dengan semboyan “greed is good”. Zaslav mengambil alih kepemimpinan pada 2022, ketika Discovery Inc. yang dipimpinnya bergabung dengan WarnerMedia milik AT&T dan membentuk Warner Bros Discovery.

Konsolidasi tersebut diiringi pemangkasan ribuan pekerjaan serta paket gaji besar bagi Zaslav. “Zaslav itu seperti Gordon Gekko—datang, merusaknya, lalu menjual semuanya,” ujar seorang produser di area studio Warner Bros.

“Dia bilang akan membuat pemegang saham kaya dan tidak peduli sejarah tempat ini,” tambahnya.

Warner Bros membantah karakterisasi tersebut. Kepala Komunikasi Warner Bros Discovery, Robert Gibbs, menyatakan bahwa di bawah kepemimpinan Zaslav, studio justru kembali ke posisi kepemimpinan dengan portofolio film yang kuat, peluncuran ulang DC Universe dengan rencana 10 tahun, serta layanan streaming yang untuk pertama kalinya mencatatkan keuntungan global.

Namun, bagi banyak pekerja film, siapa pun pembelinya terasa nyaris tak relevan. Fokus mereka kini adalah bertahan hidup dan menemukan kembali peran di industri yang terus menyusut akibat konsolidasi dan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI).

“Setiap pagi, sekeras apa pun saya mencoba berpikir positif, saya bangun dengan perasaan gagal di segala arah,” kata seorang aktor yang kini tunawisma bersama istri dan dua anaknya.

Ia bergantung pada bantuan teman dan bank makanan sambil mengerjakan pekerjaan serabutan. “Saya lebih memilih Warner Bros dibeli Netflix daripada uang asing,” ujarnya.

Namun, pandangan itu tidak disepakati semua pihak. Netflix dianggap sebagai pengganggu terbesar industri sejak Warner Bros memelopori film bersuara pada 1927. “Saya pikir ini bencana,” kata seorang pengelola bioskop.

“Ini perusahaan yang secara terbuka mengatakan bioskop tidak lagi diperlukan. Itu menakutkan. Ini mimpi buruk,” tambahnya.

Paramount Skydance Corp, perusahaan hasil merger raksasa antara Paramount Global dan Skydance Media, dilaporkan akan memangkas hingga 3.000 karyawan pada awal November 2025. Paramount Skydance Corp, perusahaan hasil merger raksasa antara Paramount Global dan Skydance Media, dilaporkan akan memangkas hingga 3.000 karyawan pada awal November 2025.Banyak bioskop di AS menolak memutar film Netflix karena strategi perusahaan yang mengutamakan streaming. “Setidaknya dengan Paramount, kami tahu film masih akan tayang di layar lebar,” kata seorang produser.

Netflix berupaya meredakan kekhawatiran tersebut dengan menyatakan akan mempertahankan operasi Warner Bros saat ini, termasuk perilisan film di bioskop. Sebagian orang Hollywood pun ingin mempercayainya.

John Evans, seorang teknisi suara, menilai renovasi besar-besaran Netflix terhadap Egyptian Theatre di Hollywood sebagai sinyal niat baik. Bioskop legendaris yang dibangun pada 1922—dan menjadi lokasi pemutaran perdana film pertama di dunia—itu dipugar Netflix dengan dana 70 juta dollar AS.

Di area studio Warner Bros, turis masih berswafoto di depan set Central Perk dari serial Friends. Bagi mereka yang masih bekerja di dalamnya, bisnis tetap berjalan seperti biasa.

“Saya sudah melewati tujuh merger,” kata seorang produser.

“Kehilangan satu studio itu menyedihkan karena berarti satu pembeli proyek hilang. Tapi kalau kamu membuat karya bagus, ya tetap bagus,” tambah dia.

Ia bahkan tak akan terkejut jika miliarder atau triliuner lain muncul dengan tawaran baru. “Saya bercanda Elon bisa saja datang dan melakukan ini. Ketika ada orang bernilai triliunan dollar, tidak ada aturan,” ,” katanya.

Tag:  #tarik #ulur #akuisisi #warner #bros #ancaman #hantui #industri #film #hollywood

KOMENTAR