Kredit Macet Pinjol Terbilang Rendah, Bagaimana Cara Perusahaan Fintech Mengelolanya?
Ilustrasi 
14:16
8 Pebruari 2024

Kredit Macet Pinjol Terbilang Rendah, Bagaimana Cara Perusahaan Fintech Mengelolanya?

Industri fintech peer to peer (P2P) lending dituntut untuk mengelola kredit ke para nasabah agar tak macet.

Rasio kredit macet alias tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) di Indonesia masih terbilang rendah dari batas yang ditentukan.

Meski demikian, ada beberapa daerah yang memiliki rasio di atas ketentuan.

Menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi provinsi dengan rasio TWP90 tertinggi sebesar 5,80 persen per November 2023. Sementara itu, tingkat kredit macet rerata industri berada di level 2,81%.

OJK mencatat terdapat 137.555 penerima pinjaman aktif di provinsi NTB dengan outstanding pinjaman mencapai Rp 501,67 miliar hingga November 2023 lalu. Lantas bagaimana kondisi kredit macet di sejumlah penyelenggara pinjaman online (pinjol)?

PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) menyatakan bahwa rasio kredit macet perusahaan rendah di semua daerah. Saat ini TWP90 Akseleran ada di level 0,44% dan bakal terus dipertahankan tak lebih dari 1% sejak 2020.

Founder dan Group CEO Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan mengatakan kunci mempertahankan TWP90 di level rendah yaitu ada pada asesmen pinjaman yang prudent dan tidak ada cara lainnya.

“Makanya di Akseleran kita buat prudence ini sebagai budaya. Apalagi produk pinjaman kami itu cashflow based lending product, yang tidak punya fixed asset sebagai jaminan. Sehingga penting sekali dilakukan asesmen pinjaman secara prudent,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (5/1).

Ivan menjelaskan, dari asesmen pinjaman ini pihaknya memastikan kepastian dari cashflow calon debitur itu cukup atau memadai untuk bisa melakukan pembayaran pinjaman.

Pihaknya memastikan underlying pinjaman kepada calon debitur seperti invoice, kontrak hingga inventory-nya telah sesuai, selain itu memastikan calon debitur punya history pinjaman yang baik.

“Sehingga ini berhasil mempertahankan TWP90 kami yang rendah secara konsisten, bahkan dari zaman 2020 di masa Covid TWP90 kami rendah,” jelasnya.

Ivan menuturkan, Akseleran juga memiliki asuransi kredit sebagai lini pertahanan terakhir untuk melindungi pemberi pinjaman. Menurutnya, asuransi kredit ini melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak.

“Jadi dari pinjaman yang akhirnya jadi NPL yang sudah tersaring melalui asesmen pinjaman yang prudent tadi kami bisa cover dengan asuransi kredit,” tandasnya.

PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash menyatakan rasio kredit macet perusahaan tidak ada yang mencolok tinggi atau rendah. Disebutkan daerah-daerah yang menjadi tulang punggung penyaluran pinjaman Maucash relatif stabil.

“Maucash sendiri kami bilang cukup rata dan ideal karena memang saat ini kita menggunakan credit scoring yang sangat baik sampai hari ini dan tidak terjadi lonjakan signifikan di TWP 90 kita baik itu di satu wilayah maupun wilayah lain,” kata Direktur Marketing Maucash, Indra Suryawan.

Indra mengungkapkan, peminjam (borrower) Maucash memiliki rerata usia di bawah 25 tahun. Menurutnya, usia tersebut belum memiliki pemahaman yang baik untuk menjaga reputasi keuangan.

Indra menyebutkan, sebagai upaya mengatasi tingkat kredit macet pertama, pihaknya bakal meningkatkan performance dari kredit skoring agar lebih baik dengan memilih debitur lebih baik lagi.

Kedua, pihaknya akan melakukan edukasi terkait pentingnya menciptakan, menjaga dan membuat reputasi keuangan sedari dini kepada debitur. Sebab, reputasi ini akan membawanya dalam meraih cita-cita ke depan.

“Saat ini TWP kami sudah sangat baik dan kami sudah target dengan standar yang ada dengan perkembangan yang makin baik dari bulan ke bulannya sehingga kami akan jaga hal ini,” tandasnya.

Asal tahu saja, Maucash mencatat Tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari (TKB90) berada di level 95,60% artinya Maucash yang juga anak usaha PT Astra International Tbk ini punya rasio TWP90 di level 4,4%, hampir mendekati ambang batas ketentuan regulator sebesar 5%.

PT Pembiayaan Digital Indonesia atau AdaKami menyebut biasanya kredit macet cenderung tinggi terjadi di kota-kota besar mengingat populasi debitur di wilayah tersebut lebih tinggi ketimbang daerah lainnya.

“Kami melihat bahwa TWP tidak memandang umur tetapi lebih kepada masih kurangnya kesadaran masyarakat terkait manajemen dan tanggung jawab keuangan,” ujar Brand Manager AdaKami, Jonathan Krissantosa.

Jonathan menuturkan, upaya perusahaan mengatasi tingkat kredit macet dengan meningkatkan kualitas penilaian kelayakan kredit dari pengguna pinjaman sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas manajemen risiko dan menunjang pertumbuhan perusahaan.

“Kami bisa menyampaikan bahwa saat ini, TKB90 AdaKami mencapai 99,80% yang mana masih masuk dalam batas wajar dan sejalan dengan rencana bisnis AdaKami,” tuturnya.

Artinya, rasio kredit macet AdaKami saat ini berada di level 0,2% jauh dari ambang batas ketentuan regulator. (Kontan/Arif Ferdianto)

Sumber: Kontan

Editor: Hendra Gunawan

Tag:  #kredit #macet #pinjol #terbilang #rendah #bagaimana #cara #perusahaan #fintech #mengelolanya

KOMENTAR